|| Ketulusan Tak Berujung ||

23 9 5
                                    

Tidur nyamannya kembali terusik. Tangis menggema memecah heningnya malam. Ini sudah sangat larut untuk sebuah keributan.


Lekas membuka mata dan mendapati kesayangan menangis kejer.


"Sayang, kok nangis ... haus ya? Tunggu mama sebentar ya, hmm."


Kembali dengan susu hangat lengkap beserta dotnya.


Menimang bayinya lembut. Tak lupa meninggalkan jejak cintanya hampir di seluruh wajah.


Rasa kantuk hilang berganti gemas saat jemari mungil itu mengait telunjuknya. Lelah pun rasanya terbayar kala kesayangan meracau tak jelas dan hanya dialah si penerjemah ulung.


Melihat anaknya pulas, kantuk kembali mendera.


Pelukan hangat menghantarkan keduanya menjemput indahnya mimpi .


Berharap cinta bersambut hingga ajal menjemput.

Harmoni DeadlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang