|| Cemberut yang Dirindukan ||

22 15 12
                                    

"Ayah, jalan-jalan ke taman bermain yuk! Bosan di sini terus."

"Ayah ... ayo main."

"Mau ke taman bermain, boleh ya ya ya?"

"Ayah kok sibuk terus. Kapan bisa main sama Ayah?"

Matanya mulai menghangat.

Luapan bahagia dan derai tawa mengudara.

Hanya hampa yang dia rasakan.

Dulu si kecil tak pernah absen mengajaknya ke sini. Berusaha merayu dan berakhir merajuk akibat penolakan berkedok sibuk yang selalu dia berikan.

Namun, si kecil tak lagi meminta. Tepat ketika dunia mereka yang tak lagi sama.

Kini nelangsa menemukan tempatnya berlabuh.

Pembalasan yang paling menyakitkan adalah rasa sesal yang tak tahu letak penawarnya.


"Maafkan ayah ...."

Harmoni DeadlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang