Cklik krieet
"Kak rome udah bangun?"
"Udah" dengan suara yang sangat lemah. Entah mengapa keadaan rome tidak ada perubahan dari kemarin
"Kakak makan dulu ya, ini aku bawain makanan yg buatin bi inah tadi"
"Nggak usah, kakak harus ketemu sama amel"
"Eh kan kakak masih sakit, itu pucet banget lo kak. Tadi malem sebenernya kak amel telphone aku, suruh bilangin ke kakak jangan lupa besok jam 8 gitu, tapi aku gak bilang apa apa sama kak amel kalo kakak sakit"
"Trus gimana"
"Gimana kalo kak amel biar ke sini aja"
"Jangan, aku gak mau lihat amel sedih"
"Tapi ini udah waktunya kak amel tau kondisi yg sebenernya kakak alami, mau sampai kapan kakak mau nutup2in ini semua dari kak amel"
"Yaudah terserah uhuk uhuk"
***
Di rumah amel
"Duh pake baju apa ya yang cocok? Mending telphone rome dulu deh dia siap apa belum"
Amel langsung mengambil handphone nya di atas kasur lalu menelephone Rome
Tut tut... "halo sayang" Angkat Rome lebih dulu dengan suara serak dan lemas
"Yaampun rome, kamu kenapa? Kamu sakit? Aku ke sana sekarang ya!"
"Iya maaf, kita pergi nya lain kali aja ya uhuk uhuk..."
"Udah, gak usah mikirin itu dulu, yang terpenting sekarang kesehatan kamu"
Tut tut tut... amel langsung mematikan jaringan
Lalu amel turun ke bawah berpamitan dengan keluarga "ayah, ibu, kak, aku ke rumah rome ya bye""Ini sayang sarapan dulu"
"Gak usah bu, buru2 ini"
"Emang Rome kenapa cil? Kayaknya panik amat lu" Tanya kak Aldi
"Dia sakit"
"Gue anterin aja ya biar cepet"
"Yaudah ayok buruan"
"Assalamualaikum" salam amel dan kak aldi bersamaan
***
Sampai di rumah Rome, Amel berlari tergesa gesa, dan sampailah di kamar Rome, Amel pun langsung membuka pintu itu. Di dalam kamar hanya ada Rome dan Rima. Sedangkan kak Aldi hanya di ambang pintu
"Kak Amel, itu kakaknya ya?"
"Iya Rim, itu kakak aku, kak Aldi"
"Hai, Aldi" ucap kak Aldi memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangan
"Rima" dengan senyum manisnya dan menjabat tangan kak Aldi
"Eh kita ke bawah aja yuk kak Aldi" ajak Rima
"Iya deh boleh"
Mereka berdua pun meninggalkan Amel dan Rome di kamar. Eits jangan berfikir aneh aneh ya reader!Sungguh lutut Amel lemas kala itu melihat keadaan kekasihnya. Bibir pucat dan sangat lemas dengan mata tertutup
"Sayang, kamu kenapa? Kamu tidur ya?" Tanya Amel sambil mengelus kening Rome. Amel merasakan kening Rome sangat panas
"Aku gak papa kok, gak usah khawatir" Rome menjawab dengan suara yang sangat lemah, disertai membuka mata
"Kamu udah makan?"
Rome menggeleng
"Aku suapin ya?"
Rome menggeleng lagi
"Kenapa? Kamu suka liat aku khawatir gini hem? Makan ya sedikit aja aku mohon" dengan nada lembut
"Iya" sambil mengangguk
Setelah makanan tinggak setengah, Rome menggeleng, memberi tanda sudah cukup. Saat Amel memberi minum tiba tiba "huek huek"
Rome mual mual, lalu Amel mengambilkan tempat sampah, dan jadilah Rome muntah muntah, ditambah badannya yang semakin lemas"Kok jadi gini sih sayanag? Gimana sekarang?"
Rome menggeleng sambil menunjuk perutnya menandakan bahwa perut Rome sakit. Di saat seperti itu Amel tidak boleh terlihat lemah, Amel dengan sekuat tenaga menahan air mata agar tak tumpah
"Yaudah kamu tidur aja, biar sakit perutnya ilang" senyum Amel menguatkan
Tiba tiba Rome memegang tangan Amel lemah dan berkata "jangan pernah tinggalin aku ya apapun kondisi aku"
"Kenapa kamu bilang gitu ke aku, aku gak bakalan ninggalin kamu bagaimanapun kondisi kamu. Lagian besok juga pasti sembuh kok" senyum Amel getir
Tanpa disadari air mata Rome jatuh
"Udah gak usah nangis sayang, sekarang tidur ya" sambil menyeka air mata Rome. Amel menyelimuti Rome, lalu mencium keningnya, mengelus tangannya, menunggu sampai Rome benar benar tertidur. Saat Amel keluar dari kamar Rome, tangis Amel pecah tanpa suara. Sungguh Amel tidak bisa melihat kekasihnya seperti iniAmel menyusul Rima dan kak Aldi di bawah, ternyata kak Aldi baru aja keluar, katanya mau ke supermarket beli ice cream
"Rima, Rome sakit apa?" Tanya Amel dengan sisa tangisnya
Rima menghela nafas panjang sebelum mulai berbicara
"Jadi gini kak, mungkin udh saatnya kakak tau kondisi kak Rome. Jadi selain jantung dia lemah, kak Rome punya penyakit sejak 1 tahun lalu, setiap 1 bulan sekali kakak harus check up, dan penyakit kakak itu gak diketahui apa namanya, dokter juga gak tau kenapa akhir akhir ini kakak jadi sering kambuh"
Sungguh lemas lutut Amel, sampai2 bruk Amel menjatuhkan tubuhnya di lantai
"Eh kakak kenapa?"
"Aku gak tau ternyata Rome menanggung beban yg begitu berat"
"Udah kak gak usah nangis, tapi tolong ya, kalau suatu hari nanti orang tuaku pulang, jangan beri tau ya"
"Emangnya kenapa?"
"Dari dulu kami gak pernah dapet perhatian lebih dari orang tua dan ..." Rima menjelaskan dengan detail bagaimana ortu mereka.
"Dan apa?"
"Kami ingin dapet kasih sayang dari mereka lagi"
Amel menepuk bahu Rima "kalian bisa anggep orang tuaku sebagai orang tua kalian, dan kalian juga boleh kok panggil ayah ibu"
"Beneran kak?"
Amel mengangguk. Lalu Rima memeluk Amel
Ketika Amel melepaskan pelukannya, "kak Aldi mana Rim?"
"Oh, katanya sih keluar sebentar beli apaa gitu, lupa aku"
![](https://img.wattpad.com/cover/203641976-288-k399925.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick Boy
Teen FictionAmel kekasih Rome, yang setia menemani dan merawat Rome yang penyakitan. Banyak halang dan rintang yang mereka lalui, yang mereka terjal. Ikuti terus kisah petualangan mereka... :) //fig: @giska.ald_