"Awh!" Euiwoong memekik kesakitan waktu tangannya tidak sengaja terluka.
"Hadeh, ngapain sih lo? Kuker banget mainin rumput. Berdarah kan lo!" Omel Jihoon.
Iya, Euiwoong sedang iseng mencabuti rumput di lapangan luas yang penuh rumput liar, kebetulan kali ini guru olahraga mereka membawa mereka ke lapangan untuk olahraga, karena merasa gabut setelah gilirannya praktek estapet lari tangan mungilnya itu nggak bisa diam.
Alhasil, rumput yang lumayan tajam membuat tangan berdarah.
Euiwoong merenggut sebal mendengar ocehan jihoon. Lebay sekali sih! Padahal kan cuma luka biasa.
"Lebay lo Hun! Khawatir banget lo sama gue?"
Jihoon berdecak sebal.
"Kampret, yang gue khawatirin bukan elo! Elo mau bonyok pun gue mah kagak masalah. Tapi liat noh samping elo!" Tunjuk Jihoon pada seseorang yang ada di samping Euiwoong.
Sohye.
Euiwoong melirik Sohye yang sedang menatapnya dengan mulut terbuka.
Lebih tepatnya Sohye menatap jari Euiwoong yang mengeluarkan darah, tanpa berkedip.
"Woy! Hye kenapa lo?" Tanya Euiwoong.
"Darah..." lirih Sohye.
Jihoon dan Euiwoong saling melempar tatapan.
Sohye menjilat bibir bawahnya membuat Euiwoong bergidik ngeri.
"Lo.. mau darah?" Tanya Euiwoong.
"Sialan! Pake ditanya gitu lagi!" Sergah Jihoon.
Sebenarnya Jihoon sudah melihat ada yang aneh dari Sohye dari tadi.
Apalagi mengingat kalau Sohye akhir-akhir ini sangat sensitif dan rawan kerasukan.
Jihoon khawatir dengan Sohye yang dari tadi melamun, dan sekarang dia terlihat begitu tergoda dengan darah Euiwoong.
Terbukti, sekarang Sohye sedang menarik-narik tangan Euiwoong.
"Hye! Jangan!" Teriak Euiwoong.
"Darah!" Seru Sohye, tanpa mengalihkan pandangannya, seraya terus mencoba melahap jari Euiwoong.
Lalu, tiba-tiba Sohye menjilati sisa-sisa darah di tangan Euiwoong, membuat dia mematung seketika.
Gila! Euiwoong melotot tak percaya.
Setelahnya Sohye melepaskan tangan Euiwoong, lalu kembali berdiam diri lagi.
Jihoon yang ada disana pun hanya termangu begitu saja, sampai tidak sadar kalau Sohye sudah tak ada di hadapannya dan sudah beralih bersama teman-temannya.
"Sial, Sohye kenapa jadi nyeremin sih? Semenjak dia sering kerasukan." Euiwoong bertanya-tanya.
Jihoon pun menggeleng pelan, dia juga merasa pusing bukan main, keadaan Sohye memburuk setelah kejadian satu minggu yang lalu.
Kejadian dimana ada 4 orang yang kerasukan, awalnya hanya Sohye.
Tapi makin hari makin merambat pada anak-anak yang lain, terhitung dalam sehari bisa ada 6 orang yang tumbang.
Dan yang paling sering adalah Sohye, maka dari itu semua teman-temannya termasuk Jihoon yang notabenenya sahabat karib Sohye sangat mengawasi dan menjaga Sohye.
Seperkian menit kemudian, setelah Sohye menghilang dari pandangan, tiba-tiba terdengar suara jeritan.
Suara menjerit khas orang kerasukan yang Jihoon yakini adalah Sohye.
Jihoon sudah menduganya.
Tbc.
Well, Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih buat yang udah ngikutin cerita ini. Maaf banget kalau aku jarang update. Nah maka dari itu untuk membangkitkan semangat ku mohon dukungannya guys ntah itu vote ataupun komen.
Itu sangat berharga, tolong dong guys aku tau cerita ku nggak seberapa. Maka dari itu kasih masukan.
Dan btw cerita ini itu adalah kisah nyata gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
101 Nightmare
HorrorSekumpulan oneshoot/two shot cerita horor produce 101 Life is a nightmare "Mbak? Mau kemana?" "Ini mas, saya lagi cari nisan saya. Nyesel waktu masih hidup gak belajar baca" "......." "Jihoon? Lo ngapain gelantungan diatas pohon?"__guanlin "Ehh.. E...