Di bawah Pohon Nangka (2)

24 3 0
                                    

¤Voment Jusseyong¤

"Kalian udah tau belum tentang Dongpyo, adek kelas kita?" Hyunbin muter kursinya ke belakang yang langsung berhadapan sama bangkunya Minhyun dan Minki.

"Belum, kenapa emang?" tanya Minhyun.

"Itu loh.. yang kemarin pas mau pulang sekolah, dia ketabrak di perempatan deket pohon nangka itu!" seru Hyunbin antusias.

"Serius? Terus keadaannya gimana? Mau kita jenguk gak?" Minhyun kaget, karena dia baru tau kabar itu.

"Iya, keadaannya lumayan parah. Dan kalian tau gak kenapa dia bisa ketabrak?" tanya Hyunbin lagi.

"Emang kenapa?" Minki mulai penasaran.

Hyunbin natap mereka satu persatu.

"Menurut pengakuan dari yang nabrak, katanya dia sama sekali nggak liat Dongpyo. Aneh gak sih? Dan Dongpyo juga nggak tau kalau ada motor, intinya dua-duanya sadar pas mereka udah pada terkapar."  Penjelasan dari Hyunbin ngundang banyak tanda tanya dari Minhyun sama Minki.

"Aneh banget, masa sih pada gak liat satu sama lain."

"Tau dari mana lo?" selidik Minki gak percaya.

"Lo gak percaya? Gue ada di TKP kemaren sama adeknya Donghyun." Hyunbin nepuk-nepuk pundak Donghyun.

Refleks aja Donghyun yang tadinya fokus ngegambar ikut nimbrung.

"Dipohon itu emang ada penghuninya guys."

"Kemaren adek gue cerita soal Jinwoo yang gulingin dirinya sendiri dijalan itu pas mereka lagi nongkrong disana, tapi pas ditanya bahkan Jinwoo bahkan nggak inget sama sekali kalo dia bareng temen-temennya." Jelas Donghyun yang emang kebetulan kemarin adeknya, Eunsang. Cerita ke dia tentang yang dialami Dongpyo sama Jinwoo.

"Ck.. jadi itu alesan emak gue sekarang larang gue balik lewat sana," timpal Minhyun.

Iya, rumor tentang jalan itu yang jadi angker udah kesebar luas.

Semenjak banyak yang kesurupan masal di sekolah mereka, katanya yang ngerasukin anak-anak itu salah satunya dari sana.

Dan kemarin, tepat diperempatan jalan yang deket sama pohon nangka itu, Dongpyo ngalamin musibah.

Sebenernya Eunsang udah ngelarang Dongpyo buat balik lewat sana.

Cuman, Dongpyo ngelak dengan alasan gak mau jalan jauh dengan ngambil jalan yang berlawanan dari sana.

Karena khawatir akhirnya Eunsang pun nyusul Dongpyo yang belum jauh.

Eh belum juga jalan jauh, dia udah denger suara tabrakan kenceng banget, kejadiannya berlalu gitu aja.

Kebetulan saat kejadian itu Hyunbin pun ada disekitar sana.

Dan ada satu hal yang Hyunbin tangkap waktu itu, padahal si pengendara motor ngendarain motornya pelan, dan Dongpyo pun jalannya gak ketengah kok.

Tapi kok suaranya kenceng banget?

"Pulang sekolah kita nengokin Dongpyo kuy!"

☆☆☆

Seperti rencana Hyunbin tadi, dia, Donghyun, Minki sama Minhyun bakal jengukin Dongpyo.

Donghyun ngerogoh sakunya, dia ngeluarin Hp buat nelpon adeknya, jadi mereka bakal berangkat bareng Eunsang karena Eunsang yang tau rumah Dongpyo.

"Halo, dek jadi gak?"

"....."

"HAH? APA?! KOK BISA?!"

"Oke, oke tunggu disana, abang kesana sekarang."

"Ada apa Hyun?" Tanya Hyunbin bingung.

"Dohyon...."

"Dohyon kenapa?" Minhyun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ck! Kenapa sih?! Lo gak mau dengerin gue? Gini kan jadinya!" bentak Eunsang sambil megangin tangan Dohyon yang ngeluarin darah.

Eunsang udah mulai netesin air matanya, dia panik banget ngeliat kondisi Dohyon yang kayak gini.

Sementara Dohyon cuma natap nanar tangannya yang terkulai.

"Dek! Gimana keadaan Dohyon? hosh hosh.." Donghyun lari disusul sama ketiga temennya tadi.

"Dohyon kenapa? Astaga! Kita panik banget tau!" seru Minhyun.

"Ta-tangan Dohyon patah kak! Hiks.." Eunsang gak kuat, akhirnya dia nangis gitu aja.

Iya, tangan Dohyon patah, tangannya ngeluarin banyak darah.

Entah gimana, tapi Dohyon cuma melakukan hal yang biasa dia lakuin buat manjat pohon nangka itu.

Iya, pohon nangka.

Tapi sayang dahan yang dipegang sama Dohyon kering, jadilah dahannya patah dan Dohyon jatuh.

Jatuhnya sama sekali nggak separah yang dibayangin.

Dia cuma terjerembab aja, tapi efeknya sampe tangannya kayak gini.

Disaat yang lain panik, Dohyon sendiri cuma natap tangannya datar.

Dia nggak ngerasain sakit.

Tapi, tangannya cuma lemes.

"Ya udah! kita bawa Dohyon aja dulu ke apotek. Baru ke rumah Dongpyo." usul Minhyun yang disetujui sama semuanya.

Semenjak kejadian itu, anak-anak jadi bener-bener di warning sama guru-guru buat nggak lewat area sana.

Sampe bertahun-tahun setelah Eunsang dkk lulus pun masih tetep sama.



















End.

Ya gitulah gaes. Btw gimana nih guys? author mo minta pendapat. Kalian lebih nyaman baca yang gimana? yang bahasa baku atau non baku?

Maap ya kalo disini bahasanya tidak istiqomah, hehe cuma tergantung mood aku aja. wkwk.

Thanks ya udah ngikutin buku ini. And don't be sider please.

see ya ♡

101 NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang