07: Don't Look!

21.3K 2K 116
                                    

Pagi ini meja makan begitu ramai karena anggota di rumah keluarga Jung bertambah. Mereka memakan sarapan yang disiapkan Hanna—dengan sedikit bantuan Jaehyun—sambil sesekali mengobrol. Dan Jaehan'lah yang paling banyak bicara diantara mereka.

"Jadi kakek dan nenek akan pulang hari ini?" tanya Jaehan dengan wajah sedih.

Nyonya Jung mengangguk mendengar pertanyaan sang cucu. "Kakek dan nenek harus pulang karena kakekmu ada janji untuk bertemu dengan temannya."

"Apa janjinya tidak bisa dibatalkan?"

"No. Yang namanya janji itu tidak boleh di ingkari, Jaehan." kata Johnny sambil menggerakan telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

"Kita bisa main ke rumah kakek dan nenek jika kau libur sekolah, Jae." Jaehyun buka suara. Ia menatap Jaehan sambil tersenyum—menunggu respon sang anak.

"Benarkah? Apa kita akan menginap?" tanya Jaehan senang.

Jaehyun mengangguk. "Jika kau ingin, kita bisa menginap di sana."

"Aku ingin menginap. Boleh kan Eomma?" Jaehan menatap Hanna yang sejak tadi diam saja.

"Tentu saja boleh." sahut Hanna sambil tersenyum.

"Tapi kita, kan? Bukan hanya aku saja? Aku tidak mau jika hanya aku yang menginap di sana," ucap Jaehan dengan nada merajuk.

Jaehan memang pernah menginap beberapa kali di rumah orang tua Jaehyun atau pun Hanna, tapi tidak dengan kedua orang tuanya. Jaehyun dan Hanna selalu punya alasan untuk menolak.

"Iya Jae. Appa dan Eomma juga akan menginap di sana." kata Jaehyun lalu menatap Hanna. "Iya kan, Han?"

Hanna mengerjapkan matanya mendengar ucapan Jaehyun. Ia mengangguk cepat. "Iya. Kita bisa menginap disana akhir pekan nanti," katanya menatap Jaehan.

"Yeesss!" seru Jaehan senang dengan sebelah tangan mengepal ke atas.

"Kalau begitu, biar aku yang menjaga rumah." kata Johnny lalu meminum kopi miliknya.

"Baiklah. Nenek akan membelikanmu mainan nanti," kata Nyonya Jung sambil tersenyum senang.

"Tidak usah repot-repot, Bu," ucap Hanna pelan. Ia merasa tidak enak karena ibu mertuanya selalu membelikan Jaehan mainan, tapi mainan itu tidak bertahan lama karena Jaehan merusak mainannya—tanpa sengaja.

"Tidak apa-apa. Ibu senang bisa membelikan mainan untuk Jaehan." kata Nyonya Kim dengan senyuman.

"Apa kalian tidak ada rencana untuk memberikan Jaehan adik?"

Hanna tersedak mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Tuan Jung. Jaehyun yang duduk di sampingnya dengan cepat menyodorkan segelas air putih pada sang istri.

"Kau baik-baik saja?" tanya Nyonya Jung setelah Hanna meminum air yang disodorkan Jaehyun.

Hanna mengangguk. "Aku tidak apa-apa, Bu."

"Makan pelan-pelan, Eomma," kata Jaehan menasihati sang ibu tanpa tahu situasi yang sebenarnya.

Johnny terkekeh mendengar ucapan Jaehan. "Apa kau ingin punya adik, Jae?" tanyanya—membuat semua mata menatap ke arah Jaehan yang terlihat sedang berpikir seolah pertanyaan tersebut sangat sulit untuk dijawab.

"Aku mau," serunya semangat. "Aku ingin dipanggil oppa."

Johnny menatap Jaehyun dan Hanna dengan senyuman menggoda. "Kalau begitu kalian harus memberikan adik perempuan untuk Jaehan."

"Jaehan sudah cukup mengerti untuk memiliki adik," kata Nyonya Jung sambil tersenyum. "Ibu dan Ibunya Hanna juga ingin mempunyai banyak cucu dari kalian."

The Choice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang