अठारह

8.7K 766 99
                                    







"Mas, jangan liatin aku kayak gitu..." Taehyung merengek karena sejak keduanya memutuskan untuk berbaring di ranjang, Yoongi tidak berhenti memandangi wajahnya.

"Kenapa? Sayang melewatkan malaikat secantik kamu," duh, sejak kapan ini Yoongi jadi pinter ngegombalnya?? Kan Taehyung makin tambah memerah malu.

"Mas Yoongi...,"

"Apa adek sayang~"

Taehyung mengerang sembari memeluk bantal, menggigitnya gemas. "Aaaaa~ stop, aku malu." Yoongi terkekeh karena tingkah Taehyung benar-benar menggemaskan.

"Dek, tanya dong..." Yoongi menoel tangan Taehyung, sembari tersenyum manis. Taehyung memandang Yoongi dengan raut penuh tanya.

"Apa?"

"Kamu tahuTrigonometri, nggak?"

Taehyung sejenak berpikir, "Lumayan, kenapa memangnya?"

"Kalo Sinus di bagi Cosinus jadi apa?"

Taehyung kembali berpikir, "Eumm, Tangen." jawabnya sambil tersenyum ke arah Yoongi.

"Aku juga tangen kamu. Sini peluk," baperin ae terus anak orang. Yoongi langsung memeluk Taehyung, yang di sambut tawa kecil dari Taehyung.

"Mas Yoongi, kamu kesambet setan mana sih. Gombal mulu dari tadi," Taehyung jelas heran, karena baru satu jam yang lalu keduanya berbaikan, dan Yoongi sudah ada kemajuan.

Taehyung merasa begitu bersyukur, setidaknya ia tidak terlalu menyalah artikan kepedulian Yoongi selama ini. Yoongi benar-benar tulus dan belajar untuk menerima juga mencintainya. Soal masalalu, Yoongi menceritakan segalanya tanpa terlewati dan Taehyung tidak ingin membahas itu lagi di kemudian hari.

Cukup ia jadikan pelajaran, dan cukup bagi Yoongi menyimpannya sebagai kenangan. Fokus keduanya saat ini, membangun kenangan manis bersama-sama sampai maut memisahkan. Walau kata cinta itu belum benar-benar terucap nyata, Taehyung akan dengan sabar menunggu dan menerima.

Karena cintanya tulus pada Yoongi, suatu saat Yoongi akan datang padanya dan membalas segala cinta yang sudah Taehyung beri untuknya. Dan Taehyung mempercayai hal itu.





...


Hoseok bingung, apa lagi Jungkook. Keduanya tengah duduk di teras saat Baekhyun datang dan menangis sesenggukkan.

"Baek, kenape sih?"

"Emang ya, semua seme itu sama aja. Modus doang, ujung-ujungnya jahat juga." Kesal Baekhyun meraung-raung. Pasalnya beberapa minggu ini, Baekhyun memang tengah melakukan pendekatan, namun naas nasibnya harus berujung tragis. Seme yang ia dekati sudah lebih dulu di serobot uke lain. "Pokoknya, aku harus balas dendam!!"

Hoseok menggeleng tanda tidak setuju, "No. Kalau kamu di jahatin sama dia, jangan bales dengan kejahatan juga."

"Terus aku harus gimana?"

"Doa kan saja, lalu tusuk boneka."


PLakK!!


"Jung, sakit tau.." ringis Hoseok mencebik imut,

"Kamu tuh ya," Jungkook tarik hidung Hoseok gemas, buat Hoseok merengek karena sakit. "Kasih saran yang beneran dong, Sayang."

"Huaaaaaaaahaaaaahuaaaa~" tangis Baekhyun makin menjadi karena melihat level kemesraan Jungkook dan Hoseok.

"Cep cep cep," Hoseok peluk Baekhyun, lalu elus kepalanya penuh sayang. "Aku mungkin bukan temen yang luar biasa, yang bisa kamu pamerin atau banggain di depan banyak orang. Tapi aku tulus ama kamu, aku care sama kamu Baek. Jadi jangan merasa kamu sendirian, apa yang aku kasih ke kamu adalah seratus persen yang aku punya. So, please keep smiling for me and for yourself. Kay?"

Baekhyun terharu, Hoseok yang ia kenal slengekan dan sering tidak peka. Ternyata lebih dewasa dari yang ia kira. "Thank you, aku terharu banget." Baekhyun balas pelukkan Hoseok sambil sesekali mengelap ingusnya dengan kemeja dekil milik Hoseok.

"Ya tapi nggak gini juga kali," Hoseok mendengus, Baekhyun terkekeh. Jungkook mengusak rambut kesayangannya gemas.

"Dewasanya~, pacar siapa sih."

"Jhope BTS."

Dan berujung Baekhyun tertawa karena melihat wajah Jungkook berubah manyun.


...


"Kamu serius, Kak?" Bunda terkejut karena Jimin memutuskan kuliah dan menata karirnya di Jepang.

"Iya, Bun."

"But why? Ada alasan yang lebih spesifik, Bunda sama sekali belum paham di sini."

"Bun, Kakak kan cuma mau studi dan meniti karir di Jepang. Anak kamu mau mandiri, nggak usah di tahan-tahan." Jelas sang Ayah.

"Ya tapi kok tiba-tiba? Bunda nggak mau ah jauh dari anak-anak," Jimin terkekeh, lalu peluk Bunda sambil kecup pipi kanannya.

"Ya ampun Bunda, Jepang-Korea itu nggak jauh. Penerbangannya cuma dua jam, aku bisa pulang kalau nggak sibuk, masih ada ponsel buat kita chattingan. Ya kan, Yah?"

Ayah mengangguk-anggukkan kepala, "Ayah mah gitu, Taehyung udah nikah. Sekarang Jimin mutusin buat tinggal di Jepang, sepi tau."

"Ya kita tinggal bikin lagi, Bun. Apa susahnya," jawab Ayah enteng.

"Ayah ih!!" Dan berakhir Ayah yang dapat gebukkan bantal dari Bunda, sementara Jimin menertawakan keduanya. Masa-masa seperti ini akan Jimin kenang selamanya, mungkin dengan kepergiannya jauh dari Korea, ia bisa menata kembali hatinya yang sudah porak poranda.


























"Goodbye, first love."


























--END--





yeayyy!!

satu chap Epilog lagi ya, :)

Maaf kalo harus ending dengan tidak elit, karena cucur aku udah mentok ide. Jadi, dari pada di gantung lama kan? Hehe 😜

Marriage Without Dating ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang