Abrisam [1]

746 56 36
                                    

Gemini Flame!

Semuanya tampak tidak normal bagi Abrisam Mahaprana, bagaimana tidak, dari mulai ia memasuki parkiran sekolah, semua orang tampak memandangnya, dan berbisik-bisik. Pada kenapasih? Ia menengok kiri dan kanan keheranan.

"Lo Abrisam, kan?" Tanya Fero yang tiba-tiba merangkulnya.

Ini sok kenal banget, sih. Abrisam mengidikkan bahunya sedikit, merasa risih. "Kenapa emang?"

"Photo lo di post di sg Gemini Flame, lo target mereka."

"Hah?" Abrisam tak berhenti penasaran, kakinya berhenti berjalan dan mematung sebentar. Kenapa manusia dijadikan target?

Fero terkekeh melihat reaksi Abrisam, lelaki disebelahnya itu memang murid baru yang tak akan tahu mengenai Gemini Flame dan semua permainan geng mereka.

"Congrats, bro. That's a good thing, lo bisa milih cewek cantik paling famous di Pelita Harapan." Jawab Fero, lalu berlalu pergi.

Aneh.

Abrisam semakin kesal dengan kenyataan kalau cap target sudah disematkan padanya, sementara ia tak tahu menahu tentang Gemini Flame, yang katanya pembuat permainan itu.

***

Duduk dibarisan paling belakang Abrisam justru mencuri perhatian, ia memang sudah tampan dari lahir, tapi menjadi target Gemini Flame tentu membuat popularitasnya sebagai anak baru menanjak naik. Jujur saja, Abrisam risih setiap kali bertemu mata dengan gadis-gadis yang tampak menggodanya. Apa-apaan! Pikirnya sambil membuang muka.

Bangku sebelahnya yang sebelumnya dibiarkan kosong, karena tak strategis, tiba-tiba terisi. Abrisam menengok, memastikan hidungnya yang mencium harum farfume mahal. Seorang gadis berkulit cokelat bersih, dengan mata bulat dan hidung mancung, juga badan semampai bak model duduk disampingnya, bertopang dagu memperhatikan dirinya.

"Punya Handphone, kan?" Tanyanya to the point

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Punya Handphone, kan?" Tanyanya to the point.

Abrisam diam, menelaah keadaan. "Punya,"

"Pinjem bentar."

Entah kenapa, Abrisam meminjamkannya dengan sukarela. Gadis cantik itu mengambil alih ponsel Abrisam, jemari lentiknya mengetikkan beberapa nomor lalu langsung mengklik tombol panggil, saat bersamaan ponsel milik gadis itu bergetar menerima panggilan masuk.

Dapat. Pikir Mikha.

"Save ya nomer gue," Ujarnya sambil berdiri, tangannya mengembalikan ponsel Abrisam.

"Mikha, lo boleh save pake nama itu, lo mau tambahin emoticons love dibelakangnya juga boleh." Tambahnya sambil melangkah pergi, keberadaan Mikha dikelas Abrisam sudah pasti menarik perhatian, ketika Mikha akhirnya pergi, semua orang tak bisa menahan komentarnya lagi, apalagi para cowok.

Gemini FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang