03. Move On

296 39 51
                                    

Halo halo!!

Aku kembali, gimana nih sama kabar kalian?

Semoga sehat-sehat yaa^^

Yang lagi kurang baik, jangan lupa untuk beristirahat sejenak

Lakukan apa yang ingin kamu lakukanJangan lupa makan juga

Gimana sama hari ini?

Mau dikasih rate berapa untuk hari ini? 

Udah siap baca cerita ini?

Let's go!!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading❤


Laki-laki dengan jersey bola berwarna biru muda dan angka 17 di belakang punggungnya berhasil membuat siswi-siswi yang masih berada di sekolah bersorak heboh saat ia berhasil menendang bola ke dalam gawang.

Arkan berlari ke arah tribun. Melakukan selebrasi membuat para siswi kembali berteriak ketika Arkan melemparkan senyuman manisnya. 

"Mentang-mentang udah jomblo, tebar pesona sembarangan" cibir Rifal.

"Iri bilang bos,"

"Nyenye,"

"Fahri mana?" tanya Arkan sambil menganggkat ujung jerseynya, menyeka keringat di dahi, membuat otot perut Arkan terlihat jelas.

Rifal langsung berdiri di depan Arkan menutup aurat Arkan agar tidak dilihat oleh para penggemar temannya itu. "Ehh nggak boleh lihat. Bukan muhrim, nanti dosa." katanya membuat para siswi mendesah kecewa.

"Istighfar lo pada. Dosa! Itu namanya zina mata," ujar Rifal. "Mending liatin gue aja. Dijamin pahala kalian bertambah!" Rifal tersenyum menampakkan deretan giginya yang rapi.

"Yeee bisa aja lu," Fahri menoyor kepala Rifal.

"Mauan banget tuh dia Ri." sahut Arkan.

"Lo udah kayak jalangkung tau nggak si Ri?" perkataan Rifal membuat satu alis Fahri naik. "Tiba-tiba ilang, tiba-tiba muncul. Datang tak diundang pulang tak diantar."

"Dari mana lu?" tanya Rifal.

"Aus gue, minum dulu tadi." jawab Fahri.

"Ayo balik. Jangan godain anak orang ntar bapaknya marah," ujar Fahri kemudian menarik baju Rifal layaknya anak kucing.

Rifal yang terseret itu pun masih sempat-sempatnya memberi kiss bye. Membuat perempuan-perempuan yang duduk di tribun menggedik geli. Arkan menggeleng melihat kelakuan teman satunya itu.

Arkan & BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang