08. Pertemuan

178 28 30
                                    

Halo halo!!

Apa kabar? Gimana sama hari ini? 
Mau dikasih rate berapa untuk hari ini?

Semoga kalian dalam keadaan sehat selalu yaaa!!

Oh iya, buat kalian yang sedang utbk atau sedang ujian. Aku harap kalian bisa mendapatkan hasil yang memuaskan ya ^^

Jangan lupa klik bintang di pojok kiri terlebih dulu yaaa^^

Siap baca part ini?

Let's go!!

Happy Reading💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading💐

Bel istirahat berdering kencang membuat aktifitas belajar di kelas terhenti. Usai guru yang mengajar keluar dari kelas barulah seluruh siswa-siswi berhamburan pergi keluar. 

"Kantin ngga Ra?" 

Sahira yang sedang mencatat materi di bukunya itu mengangkat kepalanya. "Duluan aja. Nanti gue nyusul," 

"Oke" Perempuan yang mengajaknya tadi mengangguk, lalu pergi meninggalkan Sahira yang masih betah berada di dalam kelas. 

Perempuan cantik itu sedang meng-highlight bagian-bagian yang menurutnya penting. Ia banyak absen karena jadwal pemotretannya membuatnya tertinggal begitu banyak pembelajaran. Mau tidak mau ia harus mengejar pelajaran yang tertinggal itu. Apalagi sekarang dirinya sudah kelas 12 yang di mana akan ada banyak sekali ujian nantinya.

Terlihat sekali bahwa ia sangat lelah. Mungkin tubuhnya masih terlihat biasa-biasa saja, tetapi matanya tidak bisa berbohong. Sudah beberapa hari belakangan ini ia tidur 2-3 jam saja. Ia menghabiskan waktu tidurnya untuk belajar.

Meletakkan penanya di atas meja lalu memijat tulang hidungnya. Menyenderkan bahunya ke kursi. Sahira sangat butuh istirahat. Tetapi ia tidak bisa melakukan itu mengingat jadwalnya akhir-akhir sangat padat.

Ketika hendak kembali fokus pada bukunya, tiba-tiba Sahira merasakan nyeri di perutnya. Mencengkram perutnya kuat, mencoba menahan rasa sakit dan kembali fokus.

Akhir-akhir ini memang Sahira jarang makan. Bahkan kadang seharian ia tidak menyentuh nasi sedikitpun. Dirinya hanya minum air putih dan memakan buah-buahan, itupun hanya sedikit.

Rasa sakit itu menjadi-jadi menbuat Sahira tak kuat untuk menahan. Dikeluarkannya sebotol obat maag dari dalam tasnya lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Perlahan rasa sakit itu menghilang membuat Sahira menghela napas lega dan memutuskan untuk istirahat sejenak.

Arkan & BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang