21. Aku, Kamu, dan UKS Kala Itu

87 14 0
                                    

siang all😀👋🏻

adakah yang menunggu aku kembali?

gimana nih sama hari libur ini?

rate dong, untuk hari ini! seberapa menyenangkan weekend kamu.

wah, wah, semoga apa yang sudah kalian lakukan hari ini semoga kalian selalu diberikan kebahagian selalu ya🙂‍↕️🫰🏻

tadinya aku mau up nanti malam saja berhubung karena malam minggu, cumaaa karena aku takut lupa up, aku up saja sekarang😀😄

siap untuk membaca cerita ini⁉️‼️

pastikan sudah vote cerita ini ya supaya aku semangat nulis dan cepat-cepat update☺️🙏🏻

siapkah kalian untuk membanjiri dengan komentar kalian?????

here we go‼️


Happy Reading🩷

Berita tentang perkelahian antara Arkan dengan anak sekolah lain yang tak lain dan tak bukan adalah Juan menyebar cepat bak api yang membakar hutan kering. Bisik-bisik terdengar di setiap sudut sekolah-dari lorong-lorong yang sempit, kantin yang riuh, hingga lapangan yang luas. Nama Aletha kini menjadi buah bibir di antara para siswa dan siswi, menjadi pusat perhatian yang tak diinginkan.

Di tengah keramaian kabar tersebut, Latesya mendengarnya dengan kemarahan yang membara. Ia tak bisa menerima kenyataan bahwa Aletha, gadis yang entah mengapa selalu tampak lebih menarik di mata Arkan, menjadi penyebab dari perkelahian itu. Amarahnya semakin memuncak saat setiap detail dari kejadian itu terkuak di antara para siswa.

Di ruang ganti, Latesya yang selalu tampil anggun dengan bando ungu khasnya, menatap cermin dengan wajah memerah karena amarah. "Apa yang dia punya sih, sampai-sampai Arkan mau berantem cuma karena dia?" gumamnya pada bayangan dirinya sendiri, mencoba meredakan badai emosi yang bergejolak di dalam hatinya.

Setelah menarik napas panjang untuk menenangkan diri, Latesya melangkah kembali ke kelas dengan langkah yang mantap. Di dalam kelas, ia menemukan Sahira yang tengah tenggelam dalam buku yang dibacanya. Tanpa menunggu lama, Latesya mendekati Sahira dengan cepat.

"Ra, lo udah denger berita tentang Arkan belum?" tanya Latesya dengan nada yang tak bisa menyembunyikan amarahnya, ia duduk di depan Sahira.

Sahira tak mengangkat pandangannya dari buku. Sepasang netranya tetap fokus pada halaman yang dibacanya. "Iya, tau." jawabnya singkat.

"Katanya, penyebab Arkan berantem karena seorang cewek. Lo tau itu Ra?"

"Tau, Arkan udah pernah cerita sama gue soal cewek itu," sahut Sahira sambil membalik halaman bukunya dengan tenang.

"Dia siapa sih? Kok Arkan bisa-bisanya mau berantem cuma karena dia?" Latesya merasakan hawa panas mengelilinginya, dan dengan cepat ia menyalakan kipas portabel miliknya. "Arkan 'kan jarang banget berantem, bahkan hampir gak pernah malah."

"Orang yang Arkan suka," jawab Sahira tenang, seolah-olah itu adalah hal yang sudah sangat jelas.

"Hah?!" Latesya terperanjat, matanya membulat sempurna. "M-maksud lo apa? Siapa yang Arkan suka?"

Sahira mengangkat kepalanya dari buku, menatap Latesya dengan tatapan tenang namun tajam. "Perempuan yang lo tanya itu, perempuan yang buat lo penasaran itu, adalah orang yang Arkan suka." katanya, lalu kembali fokus pada bukunya.

Arkan & BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang