Gaza berdiri di depan jendela besar yang terbingkai kayu bercat putih. Wajahnya terlihat tegang. Tangan kanannya sibuk memutar arloji yang melingkar di pergelangan kirinya. Pagi ini, Gaza bertindak sebagai wali dalam pernikahan Andalusia. Berbagai macam perasaan berkecamuk di dalam dirinya. Ada rasa gembira namun juga sedih. Gembira karena Andalusia mendapatkan pendamping yang baik. Sedih karena dia harus kehilangan adik satu-satunya.
Gaza menatap pohon Kamboja berwarna merah muda yang tumbuh di seberang jendela. Pohon itu sedang berbunga lebat. Sangat menyejukkan mata siapa yang memandangnya. Suara ketukan pintu membuat Gaza menoleh. Salah satu pamannya datang memberi kabar bahwa acara akad akan segera dimulai. Gaza menarik nafas panjang. Dibacanya kalimat basmallah sebagai penguat langkahnya. Sang paman menepuk pelan pundaknya berulangkali untuk meyakinkan bahwa dia pasti bisa melakukan tugasnya.
Gaza sampai di ruang akad. Di hadapannya terdapat sebuah meja panjang. Di atasnya ada mas kawin sebagai syarat sahnya akad pernikahan. Salman sudah siap di seberang meja. Menggunakan setelan berwarna putih lengkap dengan pecinya. Sungguh sangat tampan dan gagah. Calon adik iparnya itu terlihat gugup. Butiran keringat sebesar biji jagung terlihat di pelipis kanan dan kirinya. Gaza juga tak kalah tegang ketika mereka dihadapkan dalam satu meja.
Tak berapa lama, penghulu memberi kesempatan kepada Gaza dan Salman untuk berlatih mengucapkan akad pernikahan. Dua kali berlatih akhirnya akad yang sebenarnya dibacakan. Dengan suara bergetar, Salman menjawab pernyataan Gaza. Walaupun keduanya terlihat gugup, namun prosesi akad nikah berlangsung lancar dan khidmat cukup dengan sekali ucapan. Keduanya menarik nafas lega ketika para saksi menyatakan Saaaaaah. Sejurus kemudian penghulu membacakan doa pernikahan yang diaminkan oleh seluruh tamu undangan. Andalusia resmi menjadi seorang istri.
Gaza tak kuasa menahan titik air mata yang sudah sampai di ujung. Dengan telunjuknya, dia menghapus air mata tersebut. Di ruangan sebelah, Andalusia dan Umma juga berkaki-kali menyeka mata mereka menggunakan tissue yang sudah disiapkan. Umma memeluk anak bungsunya erat sembari berkali-kali menciumnya. Sebuah perasaan lega seorang ibu namun juga sebuah rasa kehilangan bercampur menjadi satu. Putri kecilnya itu kini bukan lagi menjadi haknya secara penuh. Gak suaminya jauh lebih besar daripada dirinya.
Rasa haru terasa semakin besar ketika Andalusia dihadirkan ke tempat akad untuk menandatangani sejumlah dokumen dan menerima mas kawin yang sudah disiapkan mempelai pria. Anda tampak sangat cantik dengan kebaya berwarna putih. Umma membimbing anak perempuannya untuk duduk di samping laki-laki yang sekarang sudah sah menjadi suaminya. Gaza memeluk umma erat sembari melihat prosesi penandatanganan dan penyerahan mas kawin adiknya.
Setelah itu, malam harinya acara resepsi langsung digelar di gedung yang sama. Acara resepsi berjalan lancar. Tamu-tamu undangan turut merasakan kegembiraan Andalusia dan Salman. Mereka tak henti-hentinya mengucapkan doa untuk kebahagiaan kedua mempelai. Gaza turut serta mendampingi umma di atas pelaminan. Memberi salam satu persatu kepada para tamu dan mengucapkan terimakasih atas doa dan kehadiran mereka.
Khay turut serta mengular bersama tamu undangan lainnya yang ingin memberikan ucapan selamat dan doa. Perlahan antrian panjang itu mulai berkurang satu persatu. Tamu yang sudah memberikan ucapan selamat, dipersilahkan untuk mencicipi hidangan yang disediakan.
Beberapa menit menjelang acara selesai, kedua mempelai turun dari pelaminan dan berjoget khas timur Tengah bersama. Sanak keluarga mengelilingi kedua mempelai dan turut serta menikmati lantunan musik sembari menggoyangkan badan mereka. Saat itu, Anda menarik tangan Khay ke dalam lingkaran dan mengajaknya ikut menari.
Khay sempat menolak namun akhirnya tak kuasa menahan bujukan orang-orang disekitarnya untuk menggoyangkan badan. Dengan kikuk Khay menggoyangkan kedua tangannya. Mencoba melakukan yang dia bisa. Sementara Gaza tersenyum geli melihatnya. Seumur hidup, baru kali ini dia melihat Khay menari. Khay yang tak biasa dengan kerumunan orang, pada malam ini ikut berbaur demi menghormati kebahagiaan Andalusia dan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ta'aruf -Menikah Denganmu-
Fanfiction"Ada sejuta alasan untuk seseorang melabuhkan cintanya. Ada juga yang tak butuh alasan untuk mencintai. Namun, untukmu aku hanya punya satu alasan." (Khaylilla) Khaylilla bersikeras menjaga cintanya untuk seseorang yang memberinya janji kelingking s...