Suara jangkrik berisik terdengar dari halaman rumah. Bersenandung dengan jenis serangga lainnya, menyemarakkan malam. Khay merebahkan dirinya kasar di atas ranjang. Pukul 23.00 dia baru kembali ke rumah setelah jadwal praktek malamnya. Seluruh badannya terasa sakit. Rasanya enggan beranjak mandi walaupun sisa keringat masih melekat di kulit. Menimbulkan rasa tak nyaman. Khay tiba-tiba teringat seseorang yang diketahuinya pemalas untuk urusan mandi. Jika tak ada acara kemana-mana, maka dia tak akan sudi menyentuh air untuk mandi. Bagaimana mungkin dia berdamai dengan kondisi badan yang super lengket karena keringat jika tak mandi? Khay merutukinya.
"Astaghfirullah... " Khay beristighfar tentang ingatannya yang tiba-tiba kembali kepada sosok Gaza.
Sudah satu bulan sejak peristiwa itu. Khay berusaha kuat mengenyahkan Gaza dari pikiran dan alam sadarnya. Namun benar kata orang, semakin kuat keinginan dan usaha kita melupakan seseorang, justru semakin sering sosok tersebut membayangi kita. Seperti yang terjadi selama satu bulan ini. Khay dengan payah mengusir kenangan tentang Gaza yang sering muncul tanpa diundang. Kadang dia berhasil mengenyahkan, kadang lain dia tak kuasa dan berakhir dalam tangisan.
Khay sudah menutup segala macam media sosial dan alat komunikasi yang dapat menghubungkannya dengan Gaza. Nomor Gaza diblokir, instagram di ponsel telah dihapusnya. Bukan karena Khay benci, tapi Khay hanya ingin mengulang hidupnya dari awal. Tanpa adanya sosok Gaza.
Memori tentang Gaza membuat Khay merasa semakin gerah. Dengan gontai dia berjalan ke arah kamar mandi dan membiarkan air jatuh dari shower mengguyur badannya. Berharap lukanya turut hanyut bersama air tersebut.
***
Suasana sebuah cafe sudah sepi. Pengunjung terakhir sudah beranjak sejak satu jam yang lalu. Gaza membantu staf cafe nya membereskan segala sesuatu sebelum pulang dan mengunci pintu. Tiba-tiba pintu cafe berdecit. Seseorang dengan santainya masuk tanpa membaca tanda close yang sudah dipasang. Salah satu staf memberitahunya jika cafe sudah tutup namun orang tersebut tak bergeming. Dia mencari sosok Gaza dengan menyapu seluruh area cafe yang mampu dipandangnya.Keriuhan terjadi, Gaza yang sedang berada di salam ruang administrasi cafe akhirnya mendengar dan menghampiri tempat kejadian. Wajahnya tersenyum melihat sosok yang berdiri di hadapannya.
"Biarkan saja. Dia sahabat saya. " Katanya kepada staf yang berdiri menghalangi tamu tersebut. "Hai special guest.. Long time no see."
Tak lama, keduanya saling berpelukan erat. Seperti sudah sekian lama tak bersua. Bukan tanpa alasan karena sahabat Gaza itu berada di kota berbeda. Mungkin kehadirannya saat ini adalah momen cutinya, dan dia menggunakannya untuk mengunjungi Gaza di cafe. Gaza merasa tersanjung.
Tamu istimewa itu dipersilahkan duduk. Gaza sendiri yang melayani pesanannya karena waktu kerja para karyawan cafe sudah usai. Satu demi satu mereka meninggalkan pemilik cafe yang tengah asik mengobrol dengan tamu istimewanya malam itu.
"Cafe yang sangat menawan. Hebat sekali bapak kita yang satu ini. " Kata sangat tamu sembari mengamati lamat-lamat setiap jengkal interior cafe milik Gaza.
"Alhamdulillah." Jawab Gaza sembari tersenyum. "Ada angin apa tiba-tiba datang kemari? Tak berkabar sebelumnya. Kalau lo memberi tahu sebelumnya, mungkin kita akan bertemu di tempat yang lebih bagus dari ini? " Kata Gaza menghidangkan segelas kopi di depan sangat tamu.
"Justru gue sengaja nggak kasih kabar. Ingin tahu reaksi lo ketika melihat gue datang. Ternyata biasa saja. Hambar haha. " Tamu itu terbahak, diikuti Gaza.
"Terus gue harus gimana? Menyapa lo girang kayak anak-anak cewek ABG yang ketemu kakak kelas Idolanya gitu?"
Keduanya kembali tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ta'aruf -Menikah Denganmu-
Fanfiction"Ada sejuta alasan untuk seseorang melabuhkan cintanya. Ada juga yang tak butuh alasan untuk mencintai. Namun, untukmu aku hanya punya satu alasan." (Khaylilla) Khaylilla bersikeras menjaga cintanya untuk seseorang yang memberinya janji kelingking s...