▶️40◀️

117 18 2
                                    

"Stop."

"HEH, GA SALAH LO NYURUH KITA STOP? INI KITA MASIH DI DALAM HUTAN HEY" Guanlin protes saat mendengar perintah Changkyun.

Mark sengaja pasang mode loud speaker supaya temen-temen budeg-nya ini bisa denger apa yang diperintahin Johnny maupun Changkyun.

"2 meter lagi kalian udah nyampe kok, cuma di sana ada bodyguard. Kalo mau kena tangkap sih boleh lah lo pada jalan lagi." Ujar Johnny.

"Tu mak lampir sekaya apa sih sampe bisa nyewa bodyguard selusin," Daniel menggerutu.

"Gitu-gitu dia juga mantan elo kan." Jawab Mark yang lalu dibalas dengan gelengan Daniel.

"Idih najisun." Jawabnya.

"Terus gimana dong ini?" Tanya Chenle.

"Mau balik apa gimana?" Tanya Mark.

"Nah, pada saat seperti inilah Jinyoung dibutuhkan!" Kata Jihoon riang.

Yang lain hanya menatap Jihoon butuh penjelasan, bahkan Jinyoung-pun tidak tahu apa yang direncanakan oleh sang ketua osis.

"Jadi, sebelum berangkat, gue udah nyuruh Jinyoung bawa temennya."

"Temen ghaib maksud lo?" Tanya Daniel.

"Tepat!"

"Kampret padahal gue bercanda doang, ternyata bener." Gerutu Daniel.

Bulu kuduk Guanlin sama Chenle langsung berdiri.

Terus mereka tatap-tatapan.

"Apa lo liat-liat?!" Tanya Chenle sewot.

"Suka-suka gue! Mata ya mata gue!" Jawab Guanlin.

Mungkin kalo di komik mata mereka udah ngeluarin petir-petir unch tralalala kalik ya.

"Udah, ga usah hirauin ntu dua kutu badak. Nah, sekarang rencana lo apa?" Tanya Daniel.

"Jin, suruh temen lo itu ke gedung terbengkalai yang ada 2 meter tepat di hadapan kita. Terus cari Minji dan liat kondisinya. Bodyguardnya mereka ga ada yang indigo kan ya? Terus bangunannya gak dipasangin pagar ghaib juga kan?"

Jinyoung awalnya mengernyit bingung, namun tak lama kemudian mengangguk paham.

Ia lalu berkomunikasi dengan temannya. Mungkin teman-temannya hanya melihat ia berbicara dengan udara kosong. Namun jika dilihat dengan indra keenam, ia sedang berbicara dengan seorang laki-laki berpakaian seragam sekolah yang sepantaran dengannya.

Setelah membuat beberapa kesepakatan, akhirnya temannya itu pergi ke tempat tujuan untuk menjalankan tugas.

"Dia udah pergi, kalian ga usah takut." Kata Jinyoung sambil melirik Guanlin dan Chenle.

"Cih, gue gak takut. Ni curut nih yang takut." Kata Guanlin sambil menyenggol bahu Chenle dengan bahunya.

"Gue enggak. Lo iya!" Jawab Chenle lalu menyenggol bahu Guanlin tak mau kalah.

"Gue gak takut!" Elak Guanlin

"Ututu gak takut ya? Yang tadi meluk lengan gue pas ngelewatin kuburan siapa? Dedemit?" Tanya Chenle sarkas.

"Halu kalik lo."

"Gini nih efek pas masih kecil bukannya ngemil biskuit malah ngemil micin..." Daniel hanya menggelengkan kepalanya pusing melihat kedua temannya ini beradu mulut sedari tadi.

"Jin..." Jihoon memanggil Jinyoung.

"Hm?"

"Udah belum temen lu?" Tanya Jihoon sambil meniup tangannya. Udara di sini sangat dingin dan salah Jihoon yang sebelum berangkat ke sini lupa membawa jaket.

G O M B A L | K. D. N.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang