▶️37◀️

319 53 26
                                    

Sip, tinggal nunggu rapotan aja.

Kira-kira jam segini masih ada yang bangun gak ya?
.

.

.

.

.

.

.

.

"Akhh..." Minji terbangun karena wajahnya terkena sinar matahari. Ia lalu meringis kesakitan karena sakit yang mendera kepalanya.

'Udah pagi? Gue pingsan berapa lama?' Monolognya sambil menahan rasa sakit baik di tubuhnya maupun di kepalanya.

"Duh, haus..." Minji berkata lirih.

Minji baru sadar kalau tak jauh di sebelah kanannya terdapat jendela-- tetapi tidak ada kacanya (ngerti kan ya?). Ia bahkan berpikir satu-satunya cara untuk kabur ya loncat, tapi dia gak seberani itu, apalagi ia berada di lantai atas-- ditandai dengan ia hanya melihat langit beserta awan-awan.

Di saat ia masih menikmati indahnya langit, pintu di hadapannya lagi-lagi terbuka, tetapi bukan Momo yang muncul, melainkan laki-laki berpakaian serba hitam sedang membawa nampan.

Mungkin ia adalah orang suruhan Momo?

Entah, Minji tidak tahu dan tidak mau tahu.

"Makan!" Suruhnya lalu meletakkan nampan di hadapan Minji.

"Gimana gue bisa makan kalo tangan gue diiket bodoh? Lo mau nyuapin gue apa gimana?" Tanya Minji sewot.

Rahang pria itu tampak mengeras. Sebisa mungkin pria itu menahan rasa kesalnya dan membukakan tali yang mengikat kedua tangan Minji.

Setelah itu, pria tersebut pergi dan membanting pintunya dengan keras.

"Baperan ih masnya." Kata Minji. Ia lalu membungkuk, berusaha mengambil nampan di depan kakinya.

Ternyata pria itu membawa sup, nasi, dan air putih.

Tidak apa-apa, itu sudah cukup bagi Minji.

'Dia pingin gue mati perlahan rupanya...'

Cuma butuh waktu 5 menit bagi Minji untuk menghabiskan hidangan sederhana-nya.

"Huaa gue gabut!" Erang Minji sembari merentangkan tangannya.

Minji iseng melihat dressnya.

Kotor.

Bahkan terlihat bekas darah mengering di sana.

"Aelah, coba nyuliknya pas gue pake kaos. Kan lebih nyaman guenya." Protes Minji.

"Kira-kira Kak Daniel panik gak ya gue diculik?"

Minji diam sebentar, memikirkan jawaban.

"Harusnya sih panik. Kalau nggak, gue cucuk matanya!"

Krieet...

Baru saja Minji menyelesaikan ucapannya, pintu berkarat itu perlahan terbuka.

"Hai Minji! Udah kenyang?" Tanya Momo basa basi. Cewek itu kini berjalan ke arahnya.

Minji memutar bola matanya malas. "Kakak mau ngapain aku lagi?"

"Enaknya apa? Kamu maunya gimana?"

'Yeu, si eta malah nanya balik. Manggilnya pake 'kamu' lagi, akrab aja kagak...'

"Aku maunya Kakak lepasin aku. Aku mau pulang, mau tidur."

Momo tertawa sumbang.

"Ahahaha! Apa? Pulang? Bisa aja deh bercandanya..."

G O M B A L | K. D. N.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang