Nafasku berderu kencang. Dengan segenap kemampuan, aku mengayunkan kaki, melawan ruangan dengan gravitasi yang berbeda dengan tempatku dulu. Perlu usaha yang besar bagiku untuk beradaptasi dengan tempat ini.
Tanganku ikut mengayun demi memperkuat daya dorong tubuhku yang seluruhnya ditutupi pakaian khusus. Tak jarang aku menepuk helm transparan yang menutupi kepalaku hanya demi menambah konsentrasi.
Jika bukan karena terpaksa, aku pasti tidak akan mau melakukan semua ini. Tapi melihat situasi yang terjadi sampai sekarang, aku semakin pesimis. Mungkin segalanya hanyalah angan-angan yang tidak mungkin tercapai. Mimpi cuma sekedar mimpi.
Diriku menyusuri semakin dalam daerah yang wilayahnya ditempati oleh bebatuan yang terletak tidak beraturan. Bebatuan itu aku jadikan alat bantu dorong untuk membuat kecepatan perpindahanku bertambah.
Di tengah keputusasaan, aku tidak merasakan sama sekali ada setitik pun harapan. Namun takdir memang nakal.
Akhirnya aku menemukannya. Bunga zinnia itu tumbuh di seberang sana dengan indahnya. Warna oranye dari kelopaknya nampak menyatu dengan tanah yang menghampar sebagai alasnya.
Ini dia.
Bunga yang tumbuh di luar angkasa.
Air mata tak kuasa kubendung. Aku merasakan cairan hangat itu mengaliri pipiku. Uniknya, kehangatan itu berhasil menutupi rasa perih yang seharusnya aku rasakan karena perutku berlubang.
Kesadaranku mulai tak bisa dikontrol. Suara-suara senjata dan teriakan manusia yang sedari tadi kudengar terdengar semakin pelan. Tapi paling tidak, aku bisa melihat bunga itu.
===========================================
Hari Ke-6: Buat cerita dengan genre space opera
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers Words: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019
RastgeleBunga memiliki berbagai macam jenis, berbagai macam warna, berbagai macam interpretasi, dan berbagai macam cerita.