BAB 2. KELAS MUSIK.

222 17 0
                                    

Petikan gitar Ali terdengar menenangkan jiwa, membuat jiwa music didalam diri Prilly, Kenzo dan Siska membara. Mereka mulai mengambil posisi mereka masing-masing, Kenzo di posisi drum, Siska di Keyboard dan Prilly vokalis.

***

"Prilly, Kenzo, Siska" Panggil pak Eros guru music di sekolah mereka saat mereka sampai di depan ruang music.

"Ya pak, ada apa?" Tanya Kenzo mewakili ketiga temannya.

"Bisa ikut bapak sebentar, ada yang mau bapak bicarakan dengan kalian, sekalian kamu juga ikut Ali bapak dengar kamu jago di music." Jawab pak Eros membawa mereka berempat kedalam ruangan music.

Ali tersenyum takjub melihat kelengkapan peralatan music di ruangan itu, dari gitar, bas, keyboard, drum, hingga biola tertata rapi disana. Dinding sekeliling ruang music juga kedap suara sehingga tak akan menganggu kegiatan belajar mengajar disekitarr ruangan itu.

Ali memang hobi bermusik sejak kecil, sehingga orang tuanya menyediakan ruang music mini di rumah mereka untuk Ali yang saat ini baru berisi gendang, gitar akustik, gitar listrik dan drum. Orang tua Ali bilang akan mengisi alat music baru untuk Ali tiap tahun supaya Ali bisa menguasai satu persatu alat music yang dia ingini.

"Jadi gini anak-anak, sebentar lagi kan ada acara ulang tahun sekolah, dan sesuai kesepakatan bapak dengan para guru kami memilih kalian berempat yaitu Prilly, Varrel, Kenzo dan Siska untuk membentuk sebuah grup band yang akan tampil dicara ulang tahun sekolah nanti." Jelas Pak Eros berhenti berbicara sejenak.

"Kok bisa kami pak?" Tanya Prilly bingung.

"Karena nilai kalian yang paling tinggi di kelas music bapak, makanya bapak rekomendasiin kalian buat bentuk band, toh kalian berempat kan sahabatan jadi bapak rasa ikatan emosi diantara kalian berempat lebih kuat daripada dengan yang lain."jelas Pak Eros serius, membuat Prilly, Kenzo dan Varrel saling pandang. Ali terdiam mendengar percakapan keempat orang didepannya itu, pandangannya masih tertuju kearah drum yang tertata rapi di pojok ruangan. Ali ingin memainkannya.

"Cuma masalahnya anak-anak, si Varrel kan sebentar lagi sudah keluar dari sekolah ini, jadi saya harus cari penggantinya untuk acara itu." tutup pak Eros serius.

"Ya udah pak, pakai Ali aja dia mah jago mau di taruh di bagian mana juga bisa, ya gak Li?" ucap Kenzo menyenggol lengan Ali yang memandang Kenzo kaget.

"Nah itu, Bapak juga berencana seperti itu makanya Bapak bersyukur karena kalian datang sendiri tanpa perlu bapak cari." Jawab pak Eros tertawa, mulai memetik gitar yang berada disampingnya. Ali tersenyum menyaksikan penampilan akustik pak Eros.

"Jadi gimana Ali, apa kamu bersedia bergabung dengan grup band ini?" Tanya pak Eros menatap Ali sejenak.

"Ayolah Li bantu kita kan demi sekolah juga." Bujuk Kenzo membuat Ali mengangguk pasrah.

"Bagus, sekarang bapak pengen denger permainan gitar kamu sekaligus nyanyian kamu ya, apa benar yang guru-guru bilang kalau kamu memang jago music?" tantang pak Eros menyerahkan gitar itu ketangan Ali.

Ali menghela napas sejenak, sebelum memulai aksinya. Dengan posisi mata tertutup Ali mulai memetik sinar gitar yang ada di pangkuannya. Lagu milik band Slank yang berjudul Ku Tak bisa Jauh dipilih Ali siang itu.

Petikan gitar Ali terdengar menenangkan jiwa, membuat jiwa music didalam diri Prilly, Kenzo dan Siska membara. Mereka mulai mengambil posisi mereka masing-masing, Kenzo di posisi drum, Siska di Keyboard dan Prilly vokalis.

Ali membuka mata saat mendengar suara merdu Prilly diiringi musik dari Kenzo dan Siska. Ali tidak menyangka dibalik tubuh mungil Prilly terdapat suara merdu yang power full. Tanpa perencanaan lebih dulu mereka berempat larut dalam kesatuan lagu Ku tak bisa jauh milik grup band Slank itu.

Sahabat Hidup (TAMAT)  JILID 1 ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang