BAB 19. HATI YANG MEMILIH

104 7 0
                                    

"Ali." Panggil Prilly buru-buru berdiri dan melangkah menghampiri Ali, tidak diperdulikannya lukanya yang mulai mengeluarkan darah lagi karena tak sengaja menabrak meja atau kursi yang Prilly lewati hingga menghadirkan suara berisik saat kursi dan meja itu Prilly tabrak.

***

"Kamu mau kuliah di Jogja Li?" Tanya Siska cepat.

"Rencananya sih gitu Sis, Cuma masih belum pasti." Jawab Ali lagi.

"Prilly udah tahu soal ini?" ceplos Kenzo tanpa sadar teringat Sahabat hidup Ali itu.

"Kalau soal aku mau kuliah di Jogja dia udah tahu, cuma kalau soal aku mau ke Jogja bulan depan belum tahu, kan aku baru dikasih kabar sama mamaku pulang sekolah tadi." Jelas Ali santai kembali memetik gitarnya.

"Nak anak-anak ini tante bawain minuman anget, di habisin ya." Ucap mama Resi yang kembali dengan seteko teh tarik hangat serta beberapa cangkir kosong untuk Ali cs. .

"Makasih tante, maaf ngerepotin." Ucap Siska terssenyum.

"Enggak kok Sis, santai aja." Jawab mama Resi tersenyum.

"Tante ini buat tante, masih utuh kok." Ucap Kenzo menyerahkan sekotak terang bulan manis untuk mama Resi.

"Wah makasih ya Ken." Ucap mama Resi berlalu kedalam rumah lagi.

Malam ini acara kumpul ketiga sahabat itu terasa kurang seru karena absenya Prilly, si mungil yang selalu bisa membuat mereka tertawa dengan tingkah lucu dan konyolnya. Ali juga lebih banyak diam malam itu dan sibuk dengan gitarnya seolah tengah memikirkan sesuatu yang diyakini Siska dan Kenzo soal Prilly sahabat hidupnya yang kini sudah menjadi pacar orang.

Hari – hari Ali cs disekolah pun berubah, Prilly mulai jarang berkumpul dengan mereka karena mulai sibuk dengan pacar barunya sehingga waktunya lebih banyak dihabiskan bersama Alex ketimbang bersama tiga sahabatnya.

Jelas saja perubahan itu membuat Ali cs kesal juga namun mereka berusaha memaklumi hal itu. Hingga akhirnya waktu kepergian Ali tiba. Siang itu saat Ali, Siska dan Kenzo hendak kekantin Prilly datang dengan hebohnya hingga membuat Prilly jatuh karena berusaha berlari mengejar Ali cs.

***

"Aduh." Keluh Prilly cepat tepat dibelakang Ali cs yang hendak memasuki kelas.

"Astagfiraulohaladzim Prill, kamu gak apa-apa?" Tanya ALi kaget buru-buru membantu Prilly bangun saat mendengar suara sesuatu yang jatuh dibelakang mereka.

"Auw.. sakit Li." Ucap Prilly memperhatikan lututnya yang terluka.

"Makanya hati-hati donk Prill." Ucap Ali cemas buru-buru memapah Prilly ke Uks.

Prilly menatap Ali heran, biasanya Ali akan langsung menggendongnya saat dia kesakitan bukan hanya memampahnya seperti ini. Siska yang menyadari hal itu menghela napas sejenak. Dadanya terasa sesak melihat hubungan kedua sahabat hidup yang mendadak renggang sejak Prilly jadian dengan Alex.

"Oke udah beres lukanya." Ucap Ecca petuga Uks siang itu setelah selesai merawat luka Prilly.

"Alex." Ucap Prilly kaget saat melihat Alex sudah berada disana.

"Sayang kamu gak apa-apa?" Tanya Alex cemas berdiri didepan Prilly yang masih duduk diranjang UKS.

"Iya sayang, aku tadi gak hati-hati makanya jatuh deh." Jawab Prilly nyengir, Alex langsung memeluknya.

"Lain kali hati-hati donk Sayang." ucap Alex serius. Pandangan mata Prilly tertuju kearah Ali cs yang sudah keluar dari UKS. Dengan sigap Alex menggendong Prilly di punggungnya mengantarkan Prilly kembali kekelasnya.

Sahabat Hidup (TAMAT)  JILID 1 ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang