Tanpa banyak kata, Feby langsung menarik tangan Mila keluar dari lokasi puncak ulang tahun SMA DEVASA itu. Feby ingin segera pulang dan mengubur paksa perasaan special yang mulai tumbuh didalam hati Feby untuk Ali sejak pertama kali Feby melihat Ali saat lomba cerdas cermat beberapa waktu yang lalu sebelum perasaan itu makin tumbuh dengan suburnya didalam hati Feby.
***
"Prill kamu jadi ke ruang jurnalistik?" tanya Ali saat bel istirahat sudah berbunyi.
"Jadi Li, tulisanku udah oke kok, kamu mau nganterin tah?" tanya Prilly cengengesan.
"Gak bisa Pril, aku harus keruang osis bareng Kenzo." Jawab Ali pelan.
"Yups bener mungil, kan tadi kamu tahu sendiri kita berdua disuruh keruang osis pas istirahat." Lanjut Kenzo tersenyum, Prilly menghela napas sejenak sebelum memandang kedua laki-laki didepannya.
"Gak usah manyun gitu kali Prilly, aku temenin deh mumpung aku gak ada kegiatan." Jawab Siska tersenyum memandang Prilly.
"Sip makasih Sis, ya udah sampai nanti Ali, Kenzo." Ucap Prilly tersenyum sumringah meraih map bening berisi print tulisan dan flasdisknya sembari menarik tangan Siska keluar kelas.
"Hei Li kamu kenapa? Gitu banget ngeliat keluarnya? Udah pada pergi tuh cewek-cewek." Ucap Kenzo heran melihat Ali yang masih terpaku diam kearah pintu kelas.
"Gak ada apa-apa Ken, yuk ke ruang osis." Jawab Ali cepat melangkah lebih dulu keluar kelas. Dalam hati Ali penasaran dengan kedekatan Prilly dan Alex dulu namun dia merasa kurang pas jika menanyakannya masalah itu kepada Kenzo sekarang.
Saat mereka berdua melewati ruang jurnalistik setelah urusan mereka diruang osis selesai, mereka melihat Prilly dan Siska tengah mengobrol seru dengan Alex. Ali melihat ada suatu yang berbeda dari pandangan Alex kepada Prilly yang makin menebalkan keyakinan Ali jika dugaannya soal Alex menaruh rasa kepada Prilly itu memang benar adanya.
***
"Eh Guys besok malam kan band kan kita tampil di acara puncak ulang tahun sekolah mending sekarang aja kita beresin loker Ali yuk, mumpung guru-guru masih pada sibuk ngurus acara ultah sekolah ini." saran Prilly saat mereka berempat tengah duduk di kelas.
"Aku sih ayo aja tergantung Ali nya, kan dia yang punya loker." Jawab Siska tersenyum kearah Ali yang tengah bermain gitar. Sudah beberapa hari ini Ali membawa gitarnya ke sekolah agar tak perlu lagi keruang music untuk meminjam gitar saat dia ingin bermain gitar.
"Yups bener tuh kata mereka Li, siapa tahu ada hadiah dari fans kamu yang bisa kita pakai buat aksesories di penampilan kita besok malam." ucap Kenzo antusias memandang Ali.
Ali menghela napas sejenak, meletakkan gitarnya di meja dan beranjak bangun dari kursinya, "Ayuk." Ucap Ali berjalan lebih dulu kearah luar kelas.
"Ali cs tunggu." Ucap Bu Ida menghentikan langkah Ali dan kawan-kawannya saat mereka melewati ruang guru.
"Alex?" ucap Prilly mengantung saat melihat Alex berjalan di belakang ibu Ida.
"Hai Prill." Sapa Alex tersenyum memandang Prilly dan ketiga temannya.
"Oke kita duduk disana sebentar ya, ada yang mau ibu bicarakan sama kalian." Ucap Ibu Ida melangkah ke sebuah kursi batu yang berada di halaman tengah sekolah.
"Jadi gini Anak-anak, biasanya kan kalau ada acara di sekolah ini Kenzo sama Ali yang jadi fotografer, Cuma karena besok malam band kalian mau tampil jadi ibu minta tolong Alex sama Milo buat gantiin tugas kalian sebagai fotografer buat ngabadiin moment-moment bagus di malam puncak ulang tahun sekolah itu." Ujar Bu Ida menatap Ali, Kenzo dan Alex bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup (TAMAT) JILID 1 A
Teen FictionSahabat Hidup, sebuah status tentang hubungan dua orang sejoli bernama Ali dan Prilly yang pertama kali bertemu di masa seragam putih abu-abu mereka. Dua orang yang memiliki banyak kesamaan yang membuat mereka berdua menjadi sangat dekat kala itu...