BAB 18. GOYAHNYA HATI

88 8 0
                                    

Setelah hari itu Alex semakin gencar melaksanakan aksi pedekatenya kepada Prilly, membuat sahabat-sahabat Prilly terutama Ali gerah juga. Parahnya semua aksi yang dilakukan Alex itu mulai bisa menggantikan posisi special Ali di hati Prilly. Hingga puncaknya Alex datang menemui Ali yang saat itu tengah berada diruang music.

***

"Lagu yang bagus Li, ciptaan kamu ya?" Tanya mama Resi menghampiri Ali yang tengah asyik dengar gitar dan lagunya.

"Bagus gak ma?" Tanya Ali tersenyum.

"Hm.. coba nyanyi ulang Li, habis itu baru deh mama nilai." Jawab mama Resi tersenyum yang langsung diturutin Ali.

"Lagu buat Prilly ya Li?" Tebak mama Resi tepat sasaran, membuat Ali refleks tersenyum sembari menyender manja di bahu mamanya.

"Anak mama udah besar ternyata, udah mulai jatuh hati sama perempuan." Goda mama Resi lagi membuat Ali kaget dan refleks mengelak.

"Gak kok ma, bagi Ali Prilly itu tetap sahabat hidup Ali." Jawab Ali yakin.

"O.. sahabat hidup, emang kamu gak pengen pacaran sama Prilly Li?" Tanya mama Resi tersenyum usil kearah Ali.

"Apaan sih ma kok jadi godain Ali gitu." Protes Ali heran mengundang tawa mama Resi.

Anak laki-lakinya yang satu ini memang tidak seterbuka kakaknya Aliyah jika membicarakan masalah pribadinya. Ali lebih suka memendam sendiri perasaannya dan baru meminta saran atau pendapat mamanya jika AIi merasa otaknya sudah buntu dan butuh suntikan ilmu dari mamanya itu.

"Ya udah tidur gih Li, udah malam besok sekolah kan, selamat malam anak mama yang paling ganteng." Ucap mama Resi mengecup kening Ali pebuh sayang dan melangkah kearah kamarnya.

Ali terdiam sejenak mengingat perkataan mamanya tadi. Dalam hati Ali memang ingin memiliki Prilly, namun mengingat ujian akhir yang sudah dekat serta ujian-ujian yang akan Ali ikutin sebagai persyaratan masuk disalah satu kampus di Jogja membuat Ali menahan perasaannya itu demi bisa tamat SMA dengan nilai yang memuaskan. Namun sayang hal itu harus terusik oleh suatu hal yang membuat Ali harus memilih mempertahankan Prilly atau melepaskan Prilly untuk Alex.

***

"Pagi Prilly." Sapa Alex saat bertemu Prilly digerbang masuk sekolah.

"Pagi juga Alex, tumben gak bawa motor?" Tanya Prilly saat melihat Alex berjalan kaki memasuki areal sekolah.

"Iya Prill motor aku lagi di bengkel jadi aku naik angkot deh." Jawab Alex kalem tersenyum memandang Prilly.

"O..gitu, oke," jawab Prilly singkat.

Rasa bahagia memenuhi hati Alex saat ini karena kehadiran Prilly disampingnya. Namun sayang rasa bahagia itu tak berlangsung lama saat suara motor Ninja milik Ali memasuki areal sekolah.

"ALI" teriak Prilly kencang menghentikan laju motor Ali yang pelan.

Ali memberi isyarat kepada Prilly untuk naik dan memandang Alex sekilas sebelum melanjutkan laju motornya keparkiran saat Prilly sudah duduk dibelakangnya.

"See You Lex." Ucap Prilly tersenyum melambaikan tangannya kearah Alex yang balas tersenyum walau tak setulus biasanya. Alex mendengus kesal dan mempercepat langkah nya menuju kelas.

"Kamu berangkat sama Alex Prill?" Tanya Ali saat mereka melangkah bersama menuju kelas.

"Gak lah Li, aku diantar pak Deden, terus si Alex datang and nyapa aku gitu." Jawab Prilly santai melangkah disarmping Ali. Ali mengangguk dan menggandeng tangan Prilly seperti biasa.

Sahabat Hidup (TAMAT)  JILID 1 ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang