2. The Prince

188 31 1
                                    

Langkahnya sudah tidak seyakin dulu. Carlita berjalan tak semangat mengingat kejadian kemarin. Pria yang membuatnya tersenyum sendiri untuk beberapa hari terakhir ini ternyata hanya memikirkan ia sebatas itu.

Ia sudah berdiri di ambang pintu kelasnya. Ia menatap wajah temannya yang acuh terhadapnya. Kelasnya memang kelas ipa jadi lebih cenderung ke sifat individual tapi tak ada siswa lainnya yang tak memiliki teman samapai seperti juga.

Ia jalan dan segara duduk di bangkunya dan menyandarkan kepalanya di meja. Beberapa kali ia menghela nafas dan mengumpat Gerald dalam hati.

"Kamu baik-baik aja?" Seseorang berkata lembut sambil membelai kepala Carlita.

Ia tersentak dan metatap orang itu. GERALD?!

"Berani sekali tuh orang datang kesini" katanya dalam hati.

Carlita tersenyum bisnis "iya aku sepertinya agak gak enak badan"

"Kalo gak enak badan harusnya kamu gak usah masuk aja. Kenapa? Takut ketinggalan pelajaran? ntr kalo tambah sakit kamunya jadi ketinggalan pelajaran lebih jauh lho" jawabnya lembut.

"Sialan lo, kalo gue gak tau sifat asli lo mungkin sekarang gue lagi seneng banget" umpatnya dalam hati tapi tetap tersenyum.

"Hmm. Iya tapi kan udah terlanjur datang. Dari rumah juga masih baik-baik aja sih"

"Iya juga sih. Ya udah ntar pulangnya bareng aku aja deh, mau??"

"Ah gak perlu" jawabnya singkat. Menyadari Gerald menatapnya dengan perasaan aneh karena perubahan sikapnya, "Hmm. Aku udah terlanjur bilang orang rumah buat jemput aku, jadi kasihan aja mereka" jawabnya lebih ramah dan dengan senyum.

"Oh. Gitu ya." Jawabnya dengan senyum "ya udah aku balik ke kelas dulu ya" katanya sambil melambai.

Carlita hanya membalas dengan senyuman dan anggukan.

-----------------------------------------------------

Carlita tersentak saat menyadari ia tak membawa pakaian olahraga padahal sekarang pelajaran olahraga.

"Sialan gara-gara si Gerald gue jadi lupa segalanya" sekali lagi umpatnya ke Gerald.

Guru olahraga sudah semakin dekat dengan kelasnya. Apa yang harus ia lakukan? Pinjem dari kelas lain! Tapi ia tak mengenal siapapun dari kelas lain. Pinjem dari teman kelasnya yang sakit! Ia memperhatikan sekitar dan melihat sepertinya tidak ada yang sakit. Lalu apa yang harus dilakukannya? Ting. Senyumnya muncul, sepertinya ia memiliki ide.

"Baiklah ganti pakaian kalian, bapak tunggu di bawah" kali ini guru itu sudah di dalam kelas.

Secepatnya Carlita mendekati guru olahraganya itu, "maaf pak saya sepertinya tidak dapat ikut olahraga karena tidak enak badan pak"

"Oh. Kenapa? Sudah ke UKS?"

"Ini seperti penyakit bawaan gitu pak. Suka tiba- tiba pusing sendiri. Tapi saya selalu bawa obatnya kok pak. Jadi tidak ada masalah" jawabnya tanpa banyak mikir.

"Ya sudah kalo begitu, kamu istirahat aja. Mau di UKS?"

"Oh gak usah pak. Di kelas aja cukup"

"Ya, kalo itu maumu."

------------------------------------------------

Carlita meletakkan kepalanya di meja. Ia meratapi nasibnya. Apa yang menyebabkan semua orang salah paham padanya? Apa tidak ada orang yang menyukainya secara tulus?

Pikirannya penuh dengan berbagai macam pertanyaan tapi tak ada yang menjawabnya.

Terlalu banyak pertanyaan di otaknya membuatnya sangat penat hingga ia bangun dan berteriak, "KENAPA GUE TIDAK BISA PUNYA PACAR YANG TULUS SIH?" Teriaknya sampil mengepalkan tangannya.

Wajahnya pucat dan belum sempat ia melepas kepalan tangannya ia menyadari ada seseorang yang memperhatikannya di ambang pintu.

Wajah orang itu juga kaget. "Maaf sepertinya gue mengganggu, gue cuma mau ambil...." ia mulai jalan ke bangkunya, "ini" jawabnya sambil menunjukkan dompet dari dalam tasnya.

Carlita masih membatu hingga orang itu sudah jauh dari kelasnya.

Seperti kutukan yang menghilang, Carlita tiba-tiba tersadar dan duduk kembali.

Gila apa yang telah ia lakukan di depan Leandro. Salah satu Cowok populer di sekolahnya.

Harga dirinya aja tidak mengijinkan ia untuk memarahi Gerald dan meluruskan salah paham ini tapi ternyata pernyataan kekanak-kanakan dan memalukan itu di dengar oleh orang lain? Didengar oleh tukang bersih-bersih aja malu apalagi oleh seorang Leandro yang dijuluki sebagai "prince" itu.

Sial sekali ia pada hari ini, pikirnya.

I am notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang