Sinhe menutup novelnya dengan senyum puas. Dia suka cerita fiksi dan Kriminal. Seperti novel barusan yang dia baca.
Dia meregangkan tubuh di ranjang, lalu terdiam. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Semua buku yang di bawa ke Seuweden Hills sudah habis di baca. Rumah sudah beres tidak ada cucian. Dan sekarang baru lewat tengah hari.
Bosan.. sinhe mendengus. Ia tak terbiasa dengan situasi ini.
Ia menatap langit langit kamar nya.
Tadinya dia yakin bisa membuat Seungwoo mencintainya. Bagi Sinhe yang memang sudah mengagumi Seungwoo, cinta akan datang dengan mudah.Tapi sekarang, setelah kedatanagn Eunji selamam, semua berubah cepat. Sinhe sudah menduga dia tudak akan bisa meneruskan inu. Dia sudah bolak balik memikirkannya tapi tidak bisa melihat jalan keluarnya.
Jika memang Seungwoo mencintai Eunji sejak lama, Sinhe sudah tidak yakin lagi. Mana mungkin dia bisa bersaing dengan cinta sejati Seungwoo? Perempuan yang ditunggunya selama bertahun tahun? Jika keadaan dibalik, jika Sinhe ada lah Eunji.....
Sinhe mengerang. Dia berguling dan tengkurap, membenamkan kepala ke kasur. Dia bisa gila kalau memikirkan ini terus. Seharusnya dia memang tidak diam tampa kerjaan begini. Pikiran nya jadi melantur..
ah geulae!
Sinhe langsung bangkit dan duduk di ranjang. Dia tersenyum lebar. Dia punya ide yang lebih bagus dari pada sekadar membaca buku.
Dengan lincah dia melompat dari ranjang dan keluar kamar, berjalan cepat menuju dapur.
....
"Cakep banget, gila!" Komentar Woojin, salah satu penyelia pembangunan.
Hyubin memimpali, "ada juga ya, yang model bening begitu di sini"
Seungwoo tidak berniat menoleh, mataya tetap tertuju pada layar ponsel, serius membaca berita dari portal berita langganannya.
Mereka berapa di lapangan terbuka di bagian depan resor, dengan beberapa bangku dan meja panjang yang disusun berbaris, difungsikan sebagai kantin.
Sekarang mereka sedang menikmati waktu istirahtanya karena perkerjaan resor ini tak terlalu terburu buru.
Seungwoo hanya mendengarkan sambil tetap bermian dengan ponselnya, sesekali tertawa dan menganggapi pembicaaran mereka.
Keseluruhan pegawainya berjumlah tiga puluh orang, sepertiga nya pegawai senior dan sisa nya pegawai yang baru satu atau dua tahun lulus dari kampus masing masing.
Melihat tingkah aneh mereka pegawai baru yang biasanya mereka tidak pernah hilang buruan, seperti sekarang ini. Mereka masih bersiul dan menyuiti siapapun yang kini sedang mendekati gerembolan mareka.
Tentu saja seungwoo mewanti wanti mereka agar tidak keterlaluan. Memacari gadis setempat juga di larang keras.
Salah satu pegawai senior yang duduk di samping Seungwoo, Byungchan Sii, menepuk bahu Seungwoo. "Seungwoo sii, itu yang datang istri anda, bukan? Dandanannya tidak seperti gadis desa di sini"
Kaget mendneger perkataan Byungchan, Seungwoo memutar kepala dengan cepat ke arah yang di maksud sampai urat lehernya tertarik. Seungwoo merutuk keras karena merada kesakitan, namun melihat siapa yang datang, tanpa sadar dia berseru kaget. "Sinhe?"Seruan itu membuat siulan dan keributan berhenti. Semua kepala menadang ke Arah Seungwoo.
Sinhe tersenyum lebar, memandang ke orang orang di depannya dena mengangkat kantong kertas yang dia bawa. "Ada yg suka Brownies?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Simple With You | END
Romance"bersamamu cinta menjadi sangat sederhana" Mereka menikah bukan karena cinta. Baik Seungwoo maupun Sinhe punya rahasia yang mereka pendam. Kesepian, amarah, dan penyesalan tercampur aduk dengan rasa rindu dan kata cinta yang tak pernah terucapk...