[18] Hard Accident

102 26 1
                                        

Sinhe menutup kulkas, berjalan ke dispenser air minum dan mengisinya dengan air putih. Dia lalu membawa gelas berisi air putihnya dan duduk di kursi makan.

Merenung, dunianya kini jungkir balik. Janin di rahimnya mengandalkan Sinhe untuk bertahan. Sinhe tidak bisa tetap bersama Seungwoo, karena itu berarti dia akan membawa bayi nya ke dalam keluarga yang dingin dan tanpa cinta.
Dia tidak menyesal menjalani pernikahan singkat dengan Seungwoo. Namun dia tidak akan memaafkan dirinya jika anak nya merasakan hal yang sama.

Dia harus pergi. Dan dia tidak berniat memberitahu kan kehamilan pada Seungwoo. Sinhe tidak bisa mengambil resiko. Dia bersyukur jika Seungwoo malah marah dan mengusirnya.

Yang susah diterima adalah, jika seungwoo malah memaksanya tetap tinggal, hanya karena anak ini adalah anak Seungwoo.

Setelah berhari hari berfikir. Sinhe memutuskan bahwa besok adalah saat yang tepat untuk melarikan diri.

Sinhe akan pergi segera setelah Seungwoo meninggalkan Seuweden Hills. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi Sinhe untuk pergi tanpa diketahui.

Itulah kenapa ada koper di lantai kamarnya. Karena dia sudah berkemas untuk pergi.

Alangkah terkejutnya sinhe ketika melihat Seungwoo sudah berdiri di depan kopernya.

Untunglah perhatikan Seungwoo teralih pada foto itu.

Singe menghabiskan air di gelas dalam sekali teguk. Tanpa bisa di tahan dia tertawa.

Lucu sekali bagaimana Seungwoo yang usia nya 18 tahun menyelamatkannya dari Ospek Sekolah.

Dengan kejadian tadi Sinhe memutuskan bahwa dia sudah tidak bisa menunda lagi. Dia akan melakukan nya sore nanti.

....

Sinhe mengakui, dia pasti akan merindukan Seuweden Hills. Dia harus berterima kasih pada Seungwoo yang telah memperkenalkan pada rumah secantik ini.

Sinhe juga berterima kaskh pada Janin berusia beberapa minggu yang sedang dikandung nya.

Tanpa sadar dia mengelus perutnya, berharap mendapatkan kekuatan dari sana.

"Aku pergi dulu" kata Sinhe sambil lalu, berharap nada cemas tidak terdengar dalam Suaranya. "Belanja ke mini market di kota"

Seungwoo menutup buku yang sedang ia maca. "Akan ku antar"

"Tidak perlu, aku juga bisa sendiri" sinhe tertawa.

"Gwenchana, tadi pagi aku memang berniat ke Jeonju bersamamu. Kalau kau mau ke mini market saja juga tak apa" kata Seungwoo

Sinhe heran. Baru kali ini mendengar Seungwoo ingin mengajak Sinhe jalan jalan.

"Aku bisa sendiri" kata Sinhe setengah memaksa,

"Baiklah kalau begitu"

Dia terdiam sejenak. "Kau yakin?"

Sinhe mengangguk. "Yakin sekali"
Dia melambaikan tangan dan tersenyum, mengamati wajah Seungwoo untuk terakhir kalinya. Dia mungkin tidak akan melihatnya lagi dalam waktu yang lama.

"Selamat tinggal"

"Sinhe..." panggil Seungwoo

Hufttt

Dia sudah ingin lari menuju mobil nya dan pergi dari sini. Tapi tak urung Sinhe mundur dan melongokan kepala. "Ne?"

Simple With You | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang