"Kapan aku di izinkan menemui orangtuaku?"
"Kau diizinkan menemui mereka kapanmu kau mau" Seungwoo menjawab ringan.
Saat ini Seungwoo sedang bahagia, maka dia yakin akan bisa menanggapi Pertanyaan Sinhe dengan kebahagiaan yang sama.
Mereka kini berada di dalam mobil Seungwoo menuju Seuweden Hills. Dokter mengizinkan Sinhe pulang.
Seungwoo yakin dia sanggup mengurus Sinhe sendirian.
"Antar aku ke rumah ku" kata Sinhe dengan suara pelan.
Seungwoo mengelus kepala Sinhe, ia tak tersinggung ketika istrinya menghindari sentuhannya dengan menoleh ke arah jendela.
"Mereka sedang di Cambrige . Kau tahu itu. Kau mendengarnya sendiri"
Untuk menyakinkan Sinhe, sehari sebelumnya Seungwoo menelepon mertuanya dan membiarkan Sinhe berbicara dengan mereka.
Sempat mertunya bertanya apakah dia harus mempersinhkat liburan dan kembali ke Seoul.
Tapi, Seungwoo mencegah nya dengan halus. Dia bisa menangani semuanya sendiri.
Seungwoo butuh waktu untuk berdua saja dengan Sinhe.
Sementara Sinhe mendengar kan itu dengan wajah cemberut. Baru kali ini Seungwoo melihat Sinhe cemberut, dan membuat Seungwoo gemas ingin mencubit pipi nya.
"Siapa tau kau bohong" Sinhe kembali merajuk.
"Kau tau aku tidak berbohong" Seungwoo menjawab sabar sambil tetap memperhatikan jalanan dengan seksama, sesekali menatap Sinhe.
"Kalau begitu, antar aku pada temanku" kini tangan Sinhe bersedekap di depan dada.
"Temanmu yang mana?" Tanya Seungwoo lembut.
"Entahlah, Jennie. ji soo. Siapa saja. Atau tanteku. Kau bisa mengantarkan aku ke rumah tante tante ku" sinhe kini terdengar lebih antusias.
"Ya, kau bisa mengantarku ke sana. Aku hafal rumah tante Sonjun. Aku bisa menunjukan nya"
Seungwoo tersenyum dan menggeleng. "Aku lebih suka kau tetap bersamaku. Kau aman di Seuweden Hills"
"Tapi kenapa aku tidak merasa begitu?" Sinhe menggigit bibir, menatap Seungwoo.
"Apakah kita saling membenci? Karena aku amat sangat membencimu. Aku tidak mau ke Seuweden Hills"
Seungwoo menelan Ludah.
Apakah sinhe ingat? Tidak, tidak mungkin. Jika memang sudah ada potongan ingat. Aku yakin sinhe akan jauh lebih keras dibanding sekarang.
"Itu pengaruh Amnesia mu. Hubungan kita baik baik saja, kita menjalani pernikahan yang sehat" dusta Seungwoo.
Dia mengulurkan tangan kiri, mengusap setitik air mata sinhe dengan ujung jemari.
Seungwoo hanya bisa berharap Seuweden Hills tidak membawa pengaruh buruk pada Sinhe. Seungwoo tau tidak ada kenangan yang menyenangkan bagi Sinhe di Seuweden Hills , tapi bagaimanapun. Satu satunya yang mengikat mereka adalah Seuweden Hills.
Sinhe membenamkan wajah ke telapak tangannya, menghela nafas berat.
Lalu menegakkan tubuh, menghadap Seungwoo, menyipitkan mata Curiga.
"Kenapa aku bisa kecelakaan? Apa yang sedang kulakukan di mobil? Aku mau pergi kemana?"
"Kau ingin belanja. Tapi saat kau pergi, kita habis bertikai kecil" Seungwoo mengelus rambut Sinhe, menekan perasaan bersalahnya saat kembali menyatakan kebohongan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple With You | END
Romance"bersamamu cinta menjadi sangat sederhana" Mereka menikah bukan karena cinta. Baik Seungwoo maupun Sinhe punya rahasia yang mereka pendam. Kesepian, amarah, dan penyesalan tercampur aduk dengan rasa rindu dan kata cinta yang tak pernah terucapk...
