Rencana

2 1 0
                                    

Beberapa bulan telah berlalu kini musim berganti menjadi musim gugur

Eiris menggumpukan teman temannya
Yaitu Sam dan Tomas

"Baik lah begini rencananya, Sam aku minta nanti malam kau mengintai seketaris kerajaan" ucap Eiris

"Memangnya seketaris kerajaan ikut terlibat dalam hal ini?" Tanya Tomas

"Iya,, aku mendapatkan informasi kalau dia mata mata Ratu saat kejadian tersebut" Eiris yang semakin yakin akan insiden beberapa tahun lalu karena dia memiki bukti. Akan tetapi bukti itu belum cukup kuat

"Baik lah aku akan mengintainya" jawab Sam, dengan pedangnya Sam pergi meninggalkan pertemuan

"Tomas aku ingin kau terus mengawasi Raja Wiliam, aku memiliki firasat yang buruk nanti malam"

"Baik, tapi kau akan kemana?" Aku akan menyelidiki panglima Alex

Di tempat lain Ratu yang kesal akan kelakuan Wiliam terhadapnya

"Kenapa dia melawan kehendak ku! Dia semakin mirip dengan Ayahnya, sial!!! Aku menjadikannya Raja karena aku peduli kepadanya, tapi berani berani nya dia menghina ku seperti itu"

Beberpa jam sebelum menghina Ratu

Saat itu Ratu mengundang Raja Wiliam anaknya untuk minum teh bersama akan tetapi ucapan Wiliam membuat Ratu merasa tersinggung

"Kenapa ibu mengundang ku, tidak biasanya kau mengundang ku seperti ini" ucap Wiliam

"Apa seorang ibu tidak boleh mengundang anaknya untuk minum teh bersama?" Ucap Ratu dengan wajah yang tidak merasa berdosa

"Setau ku ibuku sudah tidak ada di dunia ini" kata kata Wiliam membuat Ratu sanggat kesal

"Wiliam!!!! Beraninya kau..!!!" Ratu pun menghentikan perkataanya

"Kenapa? Kenapa kau terdiam? Apakah kau penah menganggap ku sebagai anak mu? Bukan kah selama ini kau menganggap aku sebagai bidak mu Yang Mulia Ratu?" Ucapan yang begitu menusuk membuat Ratu kehilangan kendali ucapannya

"Kau tau siapa yang menjadi kan mu Raja saat seperti ini, AKU, aku yang menjadikan mu Raja"

"Ternyata aku tidak berubah, aku tidak meminta mu untuk menjadikan ku Raja, karena aku bisa mengambilnya posisi dari mu itu secara paksa, aku bukan bidak atau boneka mu Yang Mulia Ratu, AKU adalah Raja, seorang Raja yang seharusnya menjadi bijaksana dan adil, itu yang di katakan Ayah ku, bukan yang di katakan ibuku" Wiliam meninggalkan ruangan Ratu dengan perasaan yang kesal

Begitu lah awalnya saat Ratu merasa terhina

Malam harinya

Sam yang sedang mengintai seketaris kerajaan

Tomas yang sedang melindungi Raja dengan cara diam diam

Eiris yang mengikuti  panglima Alex

"Pengawal" perintah seorang Raja

"Iya Yang Mulia?"

"Tolong berikan ini ke pada perbatasan utara, jangan sampai kau menghilangkannya" ucap Wiliam

"Baik Yang Mulia"

Sementara Tomas yang bimbang

"Apa aku harus di sini mengawasi Raja atau aku harus mengikuti pengawal itu?, sepertinya aku harus mengikutinya"

Tomas pun mengikutinya dengan diam diam

Sam yang sedang mengintai di kediaman rumah seketaris melihat para pejabat lainnya datang ke rumah tersebut

"Sedang apa mereka kesini? Aku harus mendengarkan pembicaraan mereka" Sam melompat melewatu tembok pagar

"Bagaimana apakah semua berjalan lancar seketaris kerajaan?" Ucap mentri perpajakan

"Kalian tau Ratu sudah memberikan jaminan kalau kita akan mendapat kan tanah yang berada di wilayah barat, dia berjanji untuk memberikan itu saat Yang Mulia Wiliam menjadi raja" ucapan Seketaris kerajaan membuat Sam semakin tertarik untuk mendengarkannya

"Kau benar juga, kita yang membantu Ratu Archel beberapa tahun yang lalu untuk membantunya mendapatkan Tahtah kerajaan"

"Jadi mereka semua ikut dalam insiden tersebut" Sam mencatat semua nama dan Sam pun pergi ke suatu tempat

Di tempat Eiris

Dengan gersit panglima Alex menyadari jika ada yang mengawasinya

Ia pun tiba tiba berada di belakang Eiris dengan menodongkan pedangnya ke leher Eiris

"Kenapa kau meng ikuti ku" penutup wajah membantu menyelamatkan yawa Eiris, Eiris menyembunyikan identitasnya

"Aku mendapat perinta, ini tuan" Eiris memberikan sebuah gulungan

Alex membuka gulungan tersebut dan membacanya
Sebuah kata terucap di mulut Alex

"Berengsek" Alex yang terlihat sanggar marah pergi menemui Ratu

Eiris pun pergi

"Berhasil" ucap Eiris dengan senyuman sinis nya

Sebuah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang