Latihan

5 2 0
                                    

"Hei Tomas, kalau kau tidak menggubah sifatmu, aku tidak akan menjadikan mu murid ku, hei nak ada apa dengan mata mu?" Kakek Ston melihat ke arah Eiris

"Ini, tidak apa-apa kek" ucap Eiris

"Apa kau bisa membukanya" karna sanggat penasaran kakek Ston ingin sekali melihat matanya

"Maaf kakek ini tidak bisa di lepas begitu saja" jawab Eiris dengan menahan matanya

"Kakek, itu di sebab kan cahaya biru" tiba-tiba Sam menjelaskannya

"Omong kosong" ucap Tomas

"Aku pernah melihat kejadian seperti itu, dulu anak ku sama dengan dirimu nak, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat kejadian itu, cahaya biru itu masuk ke dalam mata anak ku, lalu anak ku menceritakan apa yang dia lihat, yaitu masa lalu dan masa depan" Eiris sanggat terkejut, ternyata bukan hanya dirinya yang mengalami hal tersebut

"Lalu di mana anak mu pak tua: tanya Tomas

"Anak ku sudah meninggal dunia, ia awalnya pergi dari rumah dan berkata ingin menjadi kesatria du kerajaan karna ingin melindungi orang yang dia sayangi, dan aku mendengar kematiannya kalau dia di khianati oleh temannya"

Sanggat tragis kematian dari anaknya, matanya yang merupakan kekuatan besar dan langka hilang di ambil orang lain

"Lupakan takdir mu nak jika kau ingin hidup, dunia itu memang tidak adil kembalilah ke desa kalian" ucap kakek Ston dan kemudian kakek itu melangkahkan kakinya tetapi....

"Jika aku bisa kembali, maka aku akan kembali, tapi sekarang aku tidak bisa kembali, karena aku ingin mencari kebenarannya, siapa diriku dan siapa keluarga ku" ucapan Eiris menghentikan langkah kaki kakek Ston

"Kalian tinggallah di sini malam ini besok kalian harus pergi dari sini" ucapan kakek Ston yang penuh dengan penyesalan

Sejenak dan di lain tempat kakek ston berpikir dengan seirus

"Apa yang harus aku lakukan untuk membantunya?" Ucap kakek Ston dalam hatinya

Dan di lain tempat pula Tomas yang sedang tidur, Sam yang sedang tidur dan Eiris yang pergi menatap bulan karena tidak bisa tidur

Sam pun terbangun dari tidurnya dan keluar, ia melihat Eiris di jembatan kecil di samping rumah

"Eiris ada apa? Kenapa kau tidak tidur?" Tanya Sam

"Aku hanya sedang berpikir Sam, apakah kakek Ston mau menerima kita? Sebagai muridnya?"

Ucapan Eiris terdengar dengan suara yang hampir putus asa.
Sam pun menyadarinya

"Tenang saja, jika kakek tidak mau membimbing kita, kita hanya perlu mencari pembimbing yang lain" ucapan Sam membuat Eiris berpikir

"Bagaimana bisa, ayah ku menyuruh ku untuk menjadi muridnya, hati ku pun ingin sekali menjadi muridnya" ucap Eiris yang penuh dengan percaya diri

"Lihat itulah Eiris yang aku kenal dari dulu, kau mempunyai rasa percaya diri dan tekat yang kuat. Kau juga memiliki hati yang kuat, kepercayaan diri lah yang membuat mu kuat"

ucapan Sam yang sanggat menyentuh itu terdengar oleh kakek Ston yang kebetulan mendengar percakapan mereka, ia pun berpikir lagi

Keesokan harinya

"Baik lah aku akan menjadikan kalian sebagai muridku, sebagai gantinya kalian harus membantu dan mematuhi keinginan ku" ucapan yang penuh harapan buat Eiris, Sam dan Tomas akhirnya mereka mendengar kalimat tersebut

"Baik!!!" Jawab serentak mereka bertiga

Mereka menjalani latihan dasar seperti menganggakat air dari sungai dan memasukannya ke dalam bak mandi

Memasak dan bersih bersih, sementara Sam yang dulunya pernah berkerja di pandai besi, ia membantu kakek Ston membuat senjata.

"Senjata ini akan di bawa kemana guru?" Tanya Sam

"Senjata-senjata ini akan di bawa ke kerajaan Violet, untuk peralatan perang" ucapan kakek Ston membuat Sam berpikir sesuatu

"Aku dengar tiga bulan lagi mereka akan mengadakan ujian masuk kesatria baru" itulah yang di katakan juru info yaitu Tomas

Malam harinya mereka makan malam bersama

Sementara di keadaan kerajaan Violet berada

"Bagaimana kondisi Raja? Apa keadaannya membaik?" Tanya Wiliam, sang putra mahkota anak dari Ratu Archel

"Maaf Yang Mulia umur Baginda Raja tidak lama lagi, ia tidak bisa bertahan lama" jawab tabib istana

Wiliam pun pergi menemui ibunya yaitu ibu Ratu

"Ibu apa kau menikmati ini" dengan nada suara yang arogan wiliam menatap ibunya dengan tatapan yang serius

"Ada apa dengan dirimu Wiliam, duduk lah bersama ibu" ucap Ratu Archel

"Bagaimana ibu bisa setenang ini? Aku tidak habis pikir... ibu yang merencanakan semua drama ini! Hah.... aku pringatkan jangan sentuh Ayah ku!!!" Bentak Wiliam

Wiliam pun pergi dari kediam Ratu

"Aku tidak akan mengikuti ambisi dari ibuku, aku tidak ingin menjadi bonekanya, jika aku sudah menjadi Raja yang sah, aku akan membuat negri ini sesuai dengan impian ku dan mencari adik ku" itulah ambisi Wiliam yang sebenarnya

Wiliam sifatnya bertolak belakang dengan ibunya, ia sanggat menyayangi Ayahnya dan  Ratu Alice, karena selama masih kecil Wiliam selalu si temani oleh Ratu Alice, sedangkang Ratu Archel yang ibu kandunya tidak memperdulikan anaknya sendiri dan lebih mementingkan ambisinya

Wiliam tidak mengetahui kalau adik perempuannya masih hidup tapi ia berkeyakinan kalau adiknya masih hidup.

(Profil di atas adalah Tomas)
(Cerita selanjutnya: keadan kerajaan)

Sebuah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang