Cahaya Biru

10 2 0
                                    

10 tahun kemudian, dan saat ini Eiris berumur 15 tahun ia sudah mulai meranjak masa remaja

Ia pun sudah melupakan kejadian waktu itu dimana ia melihat cahaya biru

"Sam? Apa kau mau mancing bersama ku?" Tanya Eiris dengan membawa pancingan serta tempat buat ikan

"Kenapa tiba-tiba kau mengajak ku?"

"Kenapa? Apa aku tidak boleh mengajak mu? Atau kau yang tidak mau?"

" ya sudah tunggu sebentar"

Mereka pergi ke sungai dan memancing

"Ahhhh membosan kan" Eiris mengeluh dan terus mengeluh

"Kau mau kemana Eiris" tanya Sam yang melihat Eiris pergi menuju hutan

"Aku mau cari makanan sebentar"

"Jangan terlalu jauh, bakal repot kalau kau tersesat"

"Iya iya aku tau -_-"

Eiris pergi menuju hutan sementara Sam menunggu pancingannya, tiba-tiba terjadi sesuatu

"Sam!!!!!!!!!"

"Eiris?" Sam berlari mencari Eiris

"Kau dimana" sam melihat di sekitar nya dan ia pun melihat Eiris

"Ada apa?" Tanya Sam

"Itu.....itu Sam lihat itu" Eiris menunjuk cahaya biru itu

"Cahaya itu apa mungkin yang kau ceritakan waktu itu?" Sam berusaha melindungi Eiris

"Tunggu Sam, dia tidak menyerang" ucap Eiris

Eiris perlahan mendekatinya

Zeppppppppppppppppp cahaya itu tiba-tiba masuk ke mata kanan Eiris

"Eiris!!!" Sam menagkap Eiris yang tiba-tiba terjatuh pinsan

Dalam dekapan Sam, Eiris bermimpi lagi tentang kejadian 16 tahun lalu di kerajaan, cahaya biru itu menjelma menjadi wanita cantik [lihat di profil atas] akan tetapi ia tidak berbicara, ia hanya meminta Eiris untuk mengikutinya.
Eiris melihat masa itu kerajaan menjadi gentar dan kebakaran terjadi di kastil Ratu Alice ia pun bermimpi tentang kejadian dimana Ratu Alice sedang dikejar-kejar oleh orang yang tidak di kenal

Dan di dalam mimpi Eiris juga melihat Ratu Alice menangis dengan wajah penuh kesedihan menyelimutinya, tak lama ia juga melihat ayahnya Tomi yang saat ini, menemukan seorang bayi di gua..

Setelah itu Eiris bertanya kepada Cahaya biru itu dalam mimpinya

"Mengapa kau menunjukan sesuatu yang asing buat ku? Kenapa ayah ku ada di situ? Siapa bayi itu?" Itulah pertanyaan Eiris yang di landa kebingungan

Cahaya itu menjawab "ikutilah jalan takdir mu, maka kau akan menemukan jawabannya"

Eiris pun terbangun

"Eiris kau tidak apa-apa?" Dengan wajah Sam yang sangat khawatir dan menangis

"Haha kau menangis Sam untuk ku^^" Eiris tertawa memperlihatkan bahwa Eiris tidak apa-apa

"Aku tidak menangis, mata ku hanya kemasukan debu" itulah alasan umum yang selalu di ucapkan orang

"Kenapa kau pinsan begitu lama?" Tanya Sam

"Hehhh memngnya aku pinsan berapa lama?" Tanya Eiris

"Kau pinsan sekitar dua jam"

"Aku akan ceritakan nanti kepada mu Sam, sekarang kita pulang yah, aku ingin bertemu ayahku" Eiris menyembunyikannya dari Sam, karena ia berpikir akan lebih baik Eiris bertanya lebih dahulu pada orang tuanya

"Apa kau bisa jalan?" Tanya Sam

"Hahhh kau mencemaskan ku? Ummh aku tidak bisa berjalan" jawab Eiris

"Emmmh ya sudah apa boleh buat aku akan menggendong mu" dengan posisi jongkok dan tangan ke belakang, Sam menggendong Eiris

"Ahhh ternyata kau berat Eiris" ejek Sam

"Ahhh dasar kau Sam >. <, Sam? Bagaimana kalau suatu saat nanti aku pergi?" Tiba-tiba angin yang berhembus begitu lembut dan kesunyian menyertai Sam pun terdiam

"Maka aku akan membawamu kembali" dengan nada suara Sam yang terdengar rendah dan tatapan mata yang merunduk ke bawah

"Bagaimana kalau aku tidak bisa kembali?"

"Maka aku akan pergi bersama mu"

Lagi-lagi Sam membuat suasana menjadi nyaman

"Kenapa kau lakukan itu Sam?" Eiris bertanya dengan raut wajah yang sedih, akan tetapi Sam tidak mebjawabnya

"Kenapa kau terdiam Sam?

"Aku tidak bisa mebjawabnya sekarang"

Lagi-lagi suasana menjadi canggung, sesampainya di rumah, Eiris mencuci mukanya dan melihat ke cermin , ia pun terkejut melihat mata sebelah kanannya berubah, warna pupil matanya menjadi merah gelap semerah darah

"Kenapa? Kenapa dengan mataku?" Ia berusaha memeriksanya kembali dan ia berpikir tentang kejadian yang menimpanya tadi

"Apa mungkin ini karena cahaya itu? Ahhhh tidak tau nanti akan ku pikirkan" selesai cuci muka dan ayah nya pun pulang

"Eiris?" Dengan tubuh yang begitu kotor

"Ayah? Mau ku rebuskan air hanggat untuk mandi?" Tanya Eiris

"Ada apa Eiris? Tumben kau melakukan ini?" Ayahnya heran dengan perubahan Eiris

"Tidak apa-apa Ayah"

Tiba-tuba ayahnya menjadari sesuatu

"Eiris kemari lah" dengan raut wajah yang serius

"Kenapa matamu menjadi warna merah sebelumnya ini tidak ada" ucap ayahnya

"Itu yang akan aku ceritakan ke ayah nanti, tapi ayah mandi dulu gih, tunggu ibu juga, aku akan buat makanan buat makan malam" ucap Eiris

Setelah itu, perkumpul keluarga di mulai dan selesai makan malam, Eiris mencoba bertanya kepada Ayahnya

"Ayah,, sebenarnya, tadi saat aku memancing bersama Sam, aku melihat cahaya biru yang waktu itu Ayah, lalu aku mendekatinya, dan dia merasukiku lalu muncul lah mata ini ayah" itulah yang di katakan Eiris

Setelah itu Eiris menceritakan mimpi yang di tunjukan oleh Cahaya itu, ia menceritakan semuanya

"Ayah, ibu apa benar aku ini anak kalian?"

"Maaf Eiris Ayah dan Ibu menyembunyikan kebenarannya dari mu, sebenarnya kau bukan anak kandung kami, ayah menemukan mu di gua waktu kau masih bayi, gua yang berada di tenah hutan seperti yang kau lihat di mimpi mu" dengan berat hati ayah nya menceritakan kebenarannya, lalu ibunya pun ikut bicara

"Hanya liontin yang berada di lehermu, yang ada bersamamu waktu itu, itu mungkin pertanda" itulah yg di ucapkan ibu Eiris

"Karna kami tidak ingin kehilangan mu, kami minta warga untuk tidak memberitahu mu atau merahasiakannya darimu"

Bagi Eiris yang mendengar sebuah kenyataan pahit seperti ini sanggatlah menyedihkan, lalu ia pun pergi ke danau untuk menenangkan dirinya. Di bawah cahaya bulan kesedihan menyelimutinya, air mata membasahi pipi, seketika Sam pun datang menghampirinya

"Cerita lah jika kau tidak bisa menanggung beban itu, menangislah jika itu membuat mu membaik. Maaf selama ini aku kasar padamu" sam yang hanya bisa berdiam dan menemani Eiris sementara Eiris yang menangis

"Kenapa hidup ku seperti ini Sam? Jika mimpi ku benar? Itu berarti ibu ku sudah meninggal, aku bahkan belum sempat melihat wajah nya, kenapa sam??" Dengan menangis tersedu-sedu karna Eiris tidak bisa menahan perasaannya

"Kenapa ini terjadi padamu Eiris, aku tidak bisa melihatmu seperti ini, apapun keputusanmu aku ingin melindungimu dan pergi bersam mu" ucap Sam dalam hati

Sam pun memeluk tubuh Eiris dan berusaha menenngkannya

Sebuah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang