Pertemuan

2 0 0
                                    

Malam yang begitu gelap, Sam kembali ketempat pertemuan nya dengan Eiris

"Kenapa Tomas belum juga kembali, aku mencemakannya" Eiris yang mondar mandir tiada hentinya karna mencemaskan Tomas

Keesokan harinya
Tomas kembali, ia langsung menemui Eiris di tempat persembunyiannya

"Eiris!?" Panggil Tomas

"Tomas kenapa tubuhmu di perban?" Tanya Sam yan sedang menghampirinya

"Panjang ceritanya, aku sempat diserang oleh beberapa orang di jalan" penjelasan singkat yang di berikan Tomas membuat Eiris berpikir

"Mereka pasti prajurit pribadi Alex, lebih baik kita tetap waspada" ucap Eiris

Tiba tiba saja
Buuuuukkkk Eiris jatuh dengan tiba tiba di hadapan Tomas dan Sam

"Eiris!!" Sam menghampiri Eiris yang sedang terjatuh

"Sakit aaaaaahhhh sakit!!!!!" Eiris yang memegang mata kanannya dan teriak kesakitan entah apa alasanya

"Eiris tenang lah" ucap Tomas

Beberapa lama setelah Eiris teriak kesakitan ia pun pinsan begitu saja

Beberapa jam berlalu Eiris belum sadarkan diri

Akhirnya ia pun sadarkan diri

"Eiris kau tidak apa apa?" tanya Sam yang berada di sampingnya

"Berapa lama aku tidak sadarkan diri?"

"Sudah 3 jam kau tidak sadarkan diri, apa kau tidak apa apa" jawab Sam

"Uumh aku tidak apa apa" Eiris terdiam dan berpikir apa yang telah terjadi pada dirinya

"Ada apa dengan mata mu?" Tanya Sam yang begitu khawatir

"Entah, aku hanya merasa, mata ku seperti terbakar tadi, dan rasa nya ada sesuatu yang ingin keluar" ucap Eiris

Itulah yang Eiris rasakan saat dirinya tidak sadarkan diri

"Lagi lagi mata itu, apa sebenarnya kekuatan dari mata itu" ucap Sam dalam hatinya

Lalu malam pun datang

Tomas berlari mencari Eiris dan akhirnya ketemu

"Eiris Raja memanggil mu"

Eiris berlari menuju Raja pada malam itu, di tempat singasananya Raja menatap keluar lewat jendela

"Yang Mulia, memanggil ku?" Tanya Eiris dengan menekuk lututnya

"Eiris, berdiri lah dan kemari" Raut wajah Yang sedih dan bahagia menyelimuti wajahnya

Plukkkkk Raja tiba tiba memeluk Eiris

Eiris terkejut atas kelakukan Raja

"Yang Mulia mengapa......?" Eiris yang tidak bisa bergerak hanya diam membiarkan Raja Wiliam memeluknya

"Adik ku..... aku merindukan mu" Raja menangis di pelukan Eiris

Eiris berpikir

"Kenapa, Yang Mulia mengetahuinya ini terlalu cepat, kakak" ucap Eiris dalam hatinya

"Yang Mulia?" Raja melepaskan pelukannya dan menatap Eiris

"Kau adalah adik perempuan ku yang hilang, kau adalah putri dari Ratu Alice" Wiliam memegang pipi Eiris dengan kedua tangannya, dan ia memanggil kepala detektif Cho

"Kepala detektif Cho, masuklah..."

"Putri....." sedih gembira bercampur menjadi satu Cho meletakkan pedangnya dan berlutut di hadapan Eiris

"Aku mengetahui kalau kau adalah adik ku dari detektif Cho, ia menyelidikinya selama  bertahun thun dan akhirnya ia menemukannya" ucap Wiliam dengan senyum

"Tuan Cho bangun lah, maaf Yang Mulia, aku sudah lama mengetahuinya kalau aku putri dari kerajaan ini.." ucap Eiris dengan menundukan kepalanya

"Kenapa kau tidak mengatakannya?" Tanya Wiliam

"Sebelum aku mengatakan sejujurnya kepada Yang Mulia, aku ingin mengetahui siapa di balik konspirasi pembunuhan beberapa tahun lalu yang menyebab kan ibu kandung ku meninggal"

"Aku sudah mengetahuinya, ternyata dalang dari semua ini adalah ibu ku Ratu Archel, tapi aku tidak mempunyai bukti untuk menjatuhkan Ibu Ratu saat ini" ucap Wiliam

"Yang Mulia, untuk sementara berpura pura lah kalau aku bukan adik mu" ucap Eriris dengan serius

"Kenapa...???"

"Yang Mulia kalau Yang Mulia Ratu sampai mengetahui nona Eiris akan di lenyapkan" ucap Cho

"Baiklah,, jaga diri mu Eiris" ucap Wiliam dengan memengang pundak Eiris

"Baik Yang Mulia" tunduk Eiris

Sebuah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang