4. Keep it

3.2K 241 7
                                        

Changkyun sudah semalaman menginap dirumah sakit melihat luka-luka di tubuhnya yang bisa dibilang lumayan parah.

Tubuhnya melepuh, dikepala nya terdapat luka yang sedikit membesar dan banyaknya luka sudut rokok di setiap area tangannya.

Jooheon yang melihat adik iparnya terdiam dan melamun pun menghampirinya.

"Sayang, kenapa melamun? Apa ada sesuatu yang mengganggu mu?"

"Hyung, berjanjilah kepada ku"

"Berjanji untuk apa sayang?"

"Berjanjilah untuk tidak memenjarakan nayeon noona dan teman-temannya." jooheon yang mendengar itu sedikit terkejut.

"Kenapa? Apa alasannya agar aku tidak memenjarakan nayeon dan teman-temannya itu?"

"Aku tidak mau, jika nanti semua orang akan membicarakan tentang sikap yang diajarkan orang tua kami dan aku juga tidak mau kalau sampai appa harus menanggung malu yang besar untuk masalah ini. jadi ku mohon jangan pernah memenjarakan nayeon noona apalagi untuk bercerai dengannya karena masalah ini hyung"

Jooheon kembali merasa terkejut dengan alasan yang diberikan changkyun.

Dirinya merasa takjub dengan semua kebaikan dan kesucian hati changkyun.

Jooheon pun memikirkan dengan kepala dingin segala masalah dan alasan yang changkyun berikan padanya.

"Aku tidak akan bercerai dan memenjarakan nayeon" ucap jooheon setelah berfikir dengan baik-baik.

"Jinjja hyung?" changkyun yang mendengarnya merasa sangat senang.

"Ne, asalkan kau mau menuruti segala syarat yang kuberikan"

"Syarat apa hyung?"

"Syarat pertama, kau harus melayaniku dengan baik.
Syarat kedua, kau harus pindah dari rumah ku ke apartemen yang akan aku belikan untuk mu."

"Aku menyanggupi semua syaratnya tapi kenapa aku harus pindah hyung?"

"Agar nayeon atau siapapun tidak akan mencelakai mu lagi"

Jantung changkyun berdetak dengan hebatnya dengan jawaban yang jooheon berikan padanya.

"Aku setuju hyung" changkyun tersenyum dengan lebarnya seperti bocah yang senang mendapatkan permen.

Jujur, hati jooheon menghangat melihat senyum yang changkyun berikan padanya.

Dirinya bersyukur bisa berjumpa dengan adik iparnya yang cantik dan baik luar dalamnya.

***

Nayeon hanya bisa berdiam diri dirumah selama seharian ini.

Tanpa ada rasa penyesalan, dirinya tertawa terbahak-bahak seperti orang gila hanya karena mengingat wajah kesakitan changkyun kemarin.

Rasa senang telah menguasai segala sistem tubuhnya tanpa tahu seperti apa keadaan adik tirinya itu.

"Seharusnya kau bersyukur changkyun karena aku hanya membuat luka di beberapa bagian tubuh mu dan belum membunuh mu"

"Hahahahaha, ternyata sangat menyenangkan membuat anak jalang itu terluka. itulah akibatnya jika bermain-main dengan im nayeon."

***

Keadaan changkyun sekarang sudah pulih dan dokter pun sudah mengizinkannya untuk pulang.

Sesuai dengan syarat yang diberikan jooheon, akhirnya changkyun akan tinggal di apartemen mewah yang telah dibelinya.

Pada awalnya nayeon menentang itu tapi setelah mendapat ancaman dari jooheon yang akan menceraikan dan memenjarakannya membuat nayeon akhirnya terpaksa untuk setuju.

Apartemen yang ditempati changkyun adalah apartemen kelas atas dengan segala kemewahan yang sudah tersedia didalamnya.

"Hyung, apa benar aku akan tinggal disini?" ucap changkyun sambil terkagum-kagum melihat apartemen mewah itu.

"Iya, kau tinggal disini. bersama diriku jika aku tidak sibuk dengan pekerjaan dikantor."

"Kalau hyung juga tinggal disini, bagaimana dengan nayeon noona yang pasti akan menunggu kepulangan hyung dari kantor?."

"Dengarkan ini changkyun, nayeon itu seorang model dan dirinya lebih memilih pekerjaannya itu daripada diriku yang sebagai suaminya."

"Kau tahu? aku sering meminta atau memohon padanya agar nayeon mau berhenti dari pekerjaannya sebagai model tapi yang ku dapatkan hanya penolakan dan terus penolakan."

"Aku hanya ingin nayeon fokus pada diriku dalam mengurus segala keperluan jasmani dan rohani ku. aku juga sering mengatakan ini padanya bahwa aku ingin memiliki anak diusia ku yang sudah berkepala 3 dan lagi-lagi jawaban yang ku dapatkan menunggu agar dirinya siap."

"Sampai kapan aku harus menunggu kesiapannya? sampai aku duluan mati baru dirinya siap begitu? aku selama ini selalu mengikuti segala ucapannya karena aku mencintainya tapi sekarang rasa cinta itu perlahan memudar."

Changkyun yang mendengar segala curhatan abang iparnya ini perlahan memeluk jooheon dengan eratnya.

"Sekarang simpan segala kenangan itu hyung dan aku akan berusaha memberikan kenangan yang baru untuk dirimu."

Segala yang diucapkan changkyun serasa sebagai obat penenang bagi jooheon.

Dan jooheon pun membalas pelukan itu dengan tidak kalah eratnya.












































Tbc.

Selingkuh ; JookyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang