Sang Penggoda (Jinrene)

01 Memulai Kembali

Selamat Membaca*

~Sang Penggoda~

20 Desember 2019

Hari ini beberapa orang telah menyelesaikan wajib militer, setelah mereka mengabdi pada Negara selama hampir 2 tahun lamanya.

Salah satu di antaranya adalah Kim Seokjin.

Kim Seokjin adalah seorang pembisnis sukses berusia 27 tahun, selain sukses ia juga terkenal tampan layaknya seorang idol Korea sehingga banyak yeoja yang jatuh hati padanya dan berharap bisa menjadi pendamping namja itu.

Hanya saja harapan semua yeoja itu sirna karena 2 tahun yang lalu sebelum namja itu masuk militer, ia telah menikahi seorang yeoja cantik bernama Kim Jisoo.

Keduanya memutuskan untuk menikah setelah setahun berkencan, sementara itu Seokjin masuk militer lebih awal karena ingin segera fokus membahagiakan istri dan calon anaknya kelak setelah ia selesai wajib militer.

Seokjin dijemput oleh Jisoo yang langsung menyambutnya dengan pelukan hangat. "Ah, bogoshipo." ucapnya sembari memeluk tubuh mungil istrinya.

"Nado bogoshipo." jawab Jisoo lalu melepaskan pelukan Seokjin untuk menangkup wajah tampan sang suami yang begitu di rindukan.

Cupp

Kecupan Jisoo mendarat di bibir tebal Seokjin, membuat namja itu berseri-seri karena mendapatkan sambutan manis dari istrinya.

Jisoo mengalihkan tangannya ke lengan Seokjin, memeluknya lalu mengajaknya untuk pulang. "Kau pasti lelah, oppa."

"Melihatmu jadi tidak lelah." balas Seokjin yang selalu berhasil membuat istrinya terkekeh setiap mendengar gombalan atau kata-kata manis darinya.

Mereka menuju ke sebuah mobil mewah kesayangan Seokjin, tak hanya itu di mobil tersebut sudah ada seseorang yang juga datang untuk menjemputnya.

"Namjoonie..." panggilnya dengan nada sumringah, ia berlari pada seorang namja yang kini tengah menunggu kedatangan Seokjin dan Jisoo.

Seokjin memeluk Namjoon erat, mereka memang kedua namja yang bersahabat sejak kecil. "Yak, aku merindukanmu." ucapnya tak mau melepaskan pelukannya.

"Aku juga merindukanmu, tuan Kim." timpal Namjoon sembari memukul-mukul punggung lebar sang sahabat.

Seokjin melepaskan pelukannya dan menatap Namjoon dengan tajam. "Sudah kukatakan, jangan panggil aku tuan Kim." protesnya selalu.

"Tapi kau adalah bosku, tuan." timpal Namjoon mengingatkan posisinya. Memang benar, ia bekerja pada Seokjin sejak lama.

Seokjin menggelengkan kepala. "Tidak, kau sahabatku. Panggil aku Seokjin." pintanya lalu mulai membukakan pintu mobil untuk istrinya lebih dulu.

"Baiklah hyung." ucap Namjoon membuat Seokjin menghela nafas pasrah karena sahabatnya itu sulit sekali untuk diberitahu.

Mereka sudah berada dalam satu mobil, menuju ke sebuah rumah mewah yang berada di Daerah Gangnam. Perumahan elit yang hanya orang-orang tertentu yang bisa memiliki rumah disana.

Seokjin benar-benar merindukan rumah tersebut, rumah itu adalah peninggalan ayahnya yang telah meninggal dunia 4 tahun sedangkan ibunya meninggal tak lama setelah itu.