Dalam perjalanan, aku hanya diam karena tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Tiba-tiba Clara berdeham, membuatku meliriknya sekilas.
"Sepertinya kau berteman dekat dengan keempat temanmu itu, ya?"
"Ya, aku hanya berteman dengan mereka"
"Kalian teman lama?"
Aku masih fokus menatap jalanan sambil terus mengendalikan stir mobilku. "Belum terlalu lama juga, sejak kami kuliah disana saja."
Clara mengangguk paham.
Setelah beberapa menit, kami tiba dirumah Clara, sebenarnya aku ingin sekali mampir. Tapi aku masih terdiam, sampai akhirnya Clara sendiri yang mengajakku masuk kerumahnya.
Aku berjalan dibelakang Clara yang mulai masuk kerumahnya setelah membuka pintu.
"Silakan masuk, Zayn. Mungkin aku bisa membuatkanmu jus atau kopi, apapun yang kau mau" ucapnya, seraya menoleh dan tersenyum padaku.
Aku menunggunya disofa ruang tamu. Rumah Clara memang tidak terlalu besar, tapi keadaan didalamnya sangat nyaman dan barang-barang disini tertata rapi.
"Jadi, kau mau minum apa?" Serunya, seraya bertolak pinggang menatapku dari dapur.
"Erm... apa saja" jawabku mengangkat bahu.
Akhirnya Clara membawakanku segelas jus apel kemasan yang ia ambil dari kulkas. Kemudian membawakannya untukku.
Ia juga menyediakan camilan seperti kacang almond ditoples kaca yang diletakkan diatas meja.
"Ayahmu bekerja dimana?" Tanyaku membuka obrolan.
"Dia bekerja ditoko furniture, karena ayahku memang memiliki keterampilan dalam bidang itu"
Aku mengangguk paham.
"Sepertinya kau tipe pria yang tidak banyak bicara, ya? Aura dingin sangat melekat diwajahmu ketika aku bertemu denganmu pertama kali."
Aku tersenyum kecil. "Ya, itulah aku. Tapi sebenarnya, aku bisa banyak bicara dengan teman-teman yang dekat denganku. Seperti keempat temanku itu"
"By the way, apakah Harry dan Gea sudah memiliki hubungan yang serius?"
"Entahlah, Harry bilang padaku kalau dia sangat menyukai Gea. Mungkin mereka sedang menjalani masa pendekatan dulu" ujarku. "Erm... asyifa dimana?"
"Kalifa, Zayn. Lagi-lagi kau salah menyebutkan namanya" Clara menyeringai.
Aku menggaruk tengkuk. "Argh, aku selalu lupa. Maaf ya"
Clara tersenyum. "Kalifa dicafe kakakku, mungkin sekarang kakakku sedang kebingungan kenapa aku tidak datang kesana dan membawa Kalifa pulang kerumah."
"Kau menjaga Kalifa setiap hari?"
"Hampir"
Detik kemudian seseorang datang.
"Clara,"
Seorang pria paruh baya yang usianya kutafsir mungkin seusia ayahku. Entahlah, aku sendiri tidak pernah melihat bagaimana rupa ayahku setelah 10 tahun terakhir.
"Ayah," Clara bangkit dari sofa dan berjalan ke arah ayahnya (?)
Aku berdiri.
"Ada tamu?" Tanya pria itu.
"Ah iya, dia temanku. Zayn, perkenalkan ini ayahku"
Aku menjabat tangan ayah Clara. "Aku Zayn, teman kampus Clara"
Pria berambut coklat dengan bulu lebat ditangannya itu tersenyum padaku. "Aku Erick Davin, ayah Clara. Cla, apa kau sudah membuatkannya minuman?"
"Sudah, yah"
![](https://img.wattpad.com/cover/200097936-288-k108582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterness (Slow Update)
FanfictionSomeone can change your whole life. Siapa sangka? Kehidupan sepi seorang pria introvert yang dingin dan cuek pada hingar bingar dunia ternyata bisa berubah hanya karena seorang gadis yang mampu memotivasi dirinya untuk menjadi lebih baik. Gadis itu...