Part 14

55.7K 935 16
                                    

Bianca Mengerang pelan saat merasakan semua ototnya terasa kebas semua, ia malah jatuh tertidur dengan buku novel yang berserakan di atas lantai dengan tubuhnya yang setengah terbaring di atas sofa. pantas saja tubuhnya terasa sangat sakit, ia tertidur dengan posisi tidak benar dan yang pasti sangat buruk.

Ia bangun dari tidur tak baiknya itu dan mengerjapkan matanya berulang kali untuk benar-benar menyatukan semua kesadaran nya dengan utuh.

"Sudah jam Lima sore," Gumam bianca mengerang malas melihat jam.

Waktu terasa sangat cepat saat ia tidak bekerja, baru juga bianca membaca setengah dari satu novel yang ia beli tapi waktu terasa sudah berlalu begitu cepat.

Pantas yang menganggur menikamti masa-masa istirahatnya dengan malas. memang waktu terasa sangat panjang dan sempit diwaktu yang bersamaan saat jadi pengangguran seperti dirinya sekarang. Batin bianca terkekeh mencibir dirinya sendiri.

Ia bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang perpus menuju dapur. bianca mampir dulu ke toilet sebentar untuk mencuci mukanya sebelum memasak makanan untuk alvin pulang nanti.

----------------------------

Alvin Membuka pintu apartemennya dan tersenyum lebar saat mencium bau masakan yang ala kadarnya dari arah dapur.

Dia pasti memasak lagi. Batin alvin terkekeh.

Ia tahu bianca tidak pandai memasak, tapi kekasihnya itu selalu memaksakan diri untuk membuatkan nya makanan agar ia tidak kelaparan saat alvin pulang kerja seperti sekarang. padahal alvin tidak akan memaksakan bianca untuk melakukan hal itu.

Bianca Bertepuk tangan dengan riang saat masakan yang ia buat sudah selesai dan ia cukup puas dengan hasil karya nya hari ini. setidaknya, masakan kali ini tidak keasinan lagi seperti sebelumnya.

"Harumm... Kamu masak apa sekarang.." Alvin bertanya setelah memeluk tubuh bianca dari belakang. ia mencium pipi bianca dengan lembut.

"Kamu sudah pulang, Kenapa aku tidak tahu.."

Alvin tersenyum. "Kamu terlalu menikmati hasil karyamu kali ini sayang. aku lihat kamu bertepuk tangan sendiri tadi...."

Bianca mengangguk. ia membalikan tubuhnya dan memeluk tubuh alvin dengan erat. "Aku masang kangkung sama telur dadar saja..." Pekik bianca terkekeh sendiri. "Tapi enak ko sayang. tidak asin lagi seperti biasanya." Tambah bianca yakin.

Alvin terkekeh dan menganggukan kepalanya. "Aku percaya. Aku akan mandi dulu kalo begitu."Ucap alvin melepaskan pelukan bianca. Bianca mengangguk dengan semangat.

Bianca Melepaskan apron saat alvin berjalan masuk kedalam kamar. ia berjalan ke ruang tamu dan duduk di atas sofa dengan lega. ia sudah menyiapkan masakannya di atas meja makan, jadi hanya tinggal menunggu alvin turun untuk mereka makan bersama.

Drttt...drttt....

Bianca merogoh ponselnya didalam kantung celananya dan melihat siapa yang meneleponnya.

Daniel calling....

Bianca ragu untuk mengangkat panggilan dari daniel, tapi jika ia tidak mengangkatnya, laki-laki itu pasti akan membuat masalah dan bianca sedang malas berurusan dengan dua laki-laki sekaligus untuk beberapa hari kedepan.

Bianca Menghela nafas lega saat deringan ponselnya sudah mati sendiri. tapi ia mengerang pelan karna kesal saat ponsel nya kembali berdering dengan menampilkan nama yang sama seperti barusan.

"Dari siapa sayang! Kenapa tidak di angkat." Tanya alvin yang sedang menuruni tangga.

Bianca Menaruh ponselnya di atas sofa dan berjalan mendekat ke arah kekasihnya. ia menggeleng pelan.

"Bukan siapa-siapa, ayo makan. aku lapar..." Ucap bianca manja. ia menggandeng tangan alvin untuk berjalan keruang makan, dan membiarkan ponselnya terus menerus berbunyi dengan nyaring.

Alvin menatap bianca Sekilas dan mengangguk. Meskipun ia sangat yakin itu pasti panggilan dari laki-laki itu, tapi kenapa bianca tidak mengangkatnya. apa karna dirinya.





*******************







enibahri
12-11-19.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang