Prolog

26.8K 1.1K 9
                                    


"Lihat, kasian banget dia. Pas hari nikah ditinggal sama pengantin prianya," sebuah suara menyapa gendang telinga gadis yang masih setia berdiri di depan gereja dengan pakaian khas pengantin.

Di tangannya tergenggam sebuket bunga. Pandangan gadis berambut hitam legam yang berusia dua puluh tahun itu kosong namun telinganya masih bisa mendengar dengan jelas bisik-bisik prihatin di sekitarnya.

"Aku dengar si pria kabur dan memilih pergi menemui kekasihnya yang lain,"

"Benar, selama menjalin hubungan ternyata si pria nggak cinta sama dia. Si pria hanya pura-pura karena kakak sulungnya pernah menyakiti saudari kekasih si pria,"

"Aduh kasian sekali. Padahal masih sangat muda tapi udah dapat cobaan berat. Mana nggak punya orang tua lagi, hanya kedua kakaknya yang ada itupun udah pada sibuk."

Tak ada airmata yang keluar dari netra  coklat mudanya yang sayu itu, namun hatinya teriris dengan sangat. Rasanya sakit dan pedih seolah mendapatkan luka kemudian tidak sengaja di tumpahi garam dan tersiram cuka.

"Kenapa lo tega ama gue. Sebenci itukah lo ama kakak gue hingga lo membalas sakit ama gue." guman gadis itu lirih.

Gadis itu menatap ke dalam gereja. Kosong.  Karena para tamu yang ikut hadir sudah pulang sedari setengah jam lalu.

Tiada hal yang lebih menyakitkan selain di tinggalkan saat kamu sudah siap berdiri di depan altar untuk upacara pemberkatan, ditambah dengan kehadiran orang-orang yang turut bahagia.

Semua hancur seketika karena satu lelaki yang ia anggap cinta sehidup sematinya. Namun apa hendak kita, kenyataan dengan yang sudah direncanakan secara matang kini berantakan.

"Orlee. Ayo kita pulang,"

Itu suara kakak kembarnya.

Gadis itu menoleh sekilas, di sana ada kakak kembarnya berdiri di samping suaminya.

"Nggak perlu memikirkan si berengsek itu. Tenang saja kak Juan sedang memberikan dia pelajaran,"

Bahunya di rangkul hangat.

Dia, Cicillia Orlee. Si pengantin wanita bernasib malang sudah tidak peduli lagi apa yang terjadi sekarang. Tidak ayal hatinya sakit namun hidupnya masih panjang. Dia masih muda, masih sanggup melakukan apapun yang dia mau.

Dan mulai hari itu, Orlee berjanji bahwa dia tidak akan pernah mau MENJALIN HUBUNGAN dengan yang namanya LELAKI apalagi sampai MENIKAH.

Kejadian hari ini mengingatkan Orlee bahwa lelaki itu jahat, kecuali kakak Juan dan kakak iparnya David.
.
.
.

Cicillia Orlee, gadis berusia dua puluh sembilan tahun, pemilik toko bunga sangat menyukai anak kecil, terutama pada Ian Ivander, keponakannya.

Namun, di usianya sudah cukup matang Orlee masih setia menyendiri. Bukan tanpa alasan, dia masih trauma untuk menjalin hubungan bersama seorang lelaki.

Maka dari itu, Orlee lebih menjadikan Ian sebagai alat untuk mengusir para lelaki yang berusaha mendekatinya.

Tapi, bagaimana jika lelaki yang pernah membuatnya trauma hadir kembali dalam hidupnya.

Sanggupkah Orlee menghidari lelaki itu yang selalu berusaha memasuki hidupnya kembali?

Bersambung

A Love For Orlee 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang