Jangan lupa votenya ya..."Kalau kamu mau pergi, nggak bisa malam ini, Lee. Penerbangan terakhir pukul delapan tadi sementara penerbangan pertama pukul delapan besok pagi," suara Sara menyentak Orlee dari lamunannya.
Bagaimana tidak. Dirinya cukup terpukul mendengar berita duka ini. Bahkan beberapa waktu lalu pas mengantar ibu Jonah untuk terapi di rumah sakit, Orlee masih bisa melihat senyum tulus mantan mertuanya.
Semangat ibu Jonah pun mengebu untuk sembuh ketika Orlee rajin mengantar saat terapi, tapi pada malam ini Orlee sangat kaget dengan berita duka tiba-tiba dari Sara.
"Aku bahkan nggak punya firasat sama sekali," guman Orlee, namun masih bisa di dengar oleh Sara.
"Semua udah di gariskan oleh tuhan, Lee. Kamu nggak punya firasat, karena mungkin tante akan lebih tenang jika nggak lihat wajah sedih kamu," hibur Sara saat melihat mata Orlee mulai berkabut oleh cairan bening.
"Tapi aku suka jahat sama keluarga Jonah, kak! Kadang aku suka menghindar jika Jonah ajak temani tante untuk terapi!" ujar Orlee.
"Bagi kakak wajar. Hati kamu masih menolak Jonah dan segala sesuatu yang menyangkut tentang Jonah, termasuk harus berbaur dengan keluarga Jonah. Kakak nggak berhak ngasi tuduhan siapa yang salah di sini. Kamu dan Jonah, pada dasarnya kalian berdua adalah pokok permasalahannya," jelas Sara.
"Kak, jelas-jelas dia yang ninggalin aku di hari pernikahan kami. Di depan ratusan undangan, di tengah altar. Bagaimana mungkin dia nggak salah!" bela Orlee.
"Seperti apa yang Juan katakan, kamu hanya mengambil kesimpulan dari satu sisi, tapi kamu belum dengar dari sisi Jonah. Apa dan bagaimana permasalahan itu bisa terjadi. Jonah punya alasan tersendiri, Lee. Cuma masalahnya, Jonah terlalu terlambat untuk beri kamu penjelasannya."
"Kak, seandainya dia datang sebulan setelah dia pergi. Mungkin aku masih mau dengar penjelasan versi dia, tapi ini udah sembilan tahun. Itu bukan waktu yang sebentar buat aku obati luka hati aku, kak. Dan pada akhirnya dia datang tiba-tiba dengan segala tingkah polah yang berbanding balik dari sembilan tahun lalu." bantah Orlee tidak terima. Ya, ia masih belum sepenuhnya rela menerima perlakuan Jonah dulu. Biar kata mulutnya berkata iya, tapi hatinya masih tetap menolak.
"Kamu akan merasa yang paling menderita jika pikiran kamu seperti itu terus," suara lain terdengar dari Juan. "Sini, Lee. Kakak mau ngobrol sedikit sama kamu."
"Kak, kalau mau debat, aku nggak mau malam ini," kata Orlee.
"Yang ngajak kamu debat siapa, Lee?" tanya Juan.
"Aku yakin jika obrolan kakak membahas masalah Jonah dan aku pasti jatuhnya berujung perdebatan," ujar Orlee.
Juan terkekeh kecil, "usia kamu udah berapa sih, Lee. Kok masih kayak anak remaja gini? Coba duduk dulu, kakak rasa jam segini masih belum terlalu larut untuk mengobrol."
Dengan wajah cemberut akhirnya Orlee menuruti perkataan Juan. Dengan setengah hati ia duduk di sofa seberang Juan, sementara Sara duduk di sebelah suaminya.
"Ngobrol apaan sih kak?" tanya Orlee bersidekap dada.
"Sebelum itu, kita akan berangkat ke Jakarta besok. Kita semua, termasuk keponakan kamu. Kita ambil penerbangan pertama. Kakak udah kasi kabar sama Jonah," ujar Juan.
"Kalau itu, aku juga tahu kak. Nggak mungkin aku nggak ikut pemakaman almarhum tante," ucap Juan.
"Bagus kamu tahu," kata Juan. "Lee, pernah nggak sih kamu berpikir kalau semua yang Jonah lakukan dulu itu untuk kebaikan hubungan kalian?"
Kening Orlee berkerut. Ada angin apa sampai Juan membela si mantan. Perasaan Orlee, Juan juga benci pada si mantan. "Dengan cara nyakitin aku. Maksud kakak gitu?"
"Salah satunya itu, tapi ada hal lain yang lebih besar harus kamu ketahui. Entah apa yang membuat Jonah selalu menunda penjelasan ke kamu?"
Jelas menunda. Karena Orlee pasti langsung menolak saat Jonah mau berbicara.
"Usia kalian masih terlalu muda saat itu. Jonah harus membagi pikirannya pada dua permasalahan. Pernikahan kalian dan perusahaan yang sudah dia ambil alih pada usia yang masih dini. Jangan kamu lihat perusahaan yang Jonah pegang baik-baik aja, Lee. Nyatanya nggak. Saat itu perusahaannya sedang goyah, permasalahan pelik karena pengelapan uang oleh salah satu bawahan kepercayaan ayahnya.
"Di saat itu Jonah harus mencurahkan perhatiannya pada urusan perusahaan. Jonah memikirkan ratusan karyawan yang bekerja padanya. Kalau sampai perusahaannya gulung tikar, bagaimana nasib para pekerja yang bergantung padanya. Dia kalut, Lee. Sampai dia harus mengambil keputusan menerima bantuan dari papa Bee dengan catatan Jonah harus menikah dengan Bee dan meninggalkan kamu.
"Dia harus mengorbankan hubungan kalian demi ratusan nasib yang bergantung padanya. Masalah nggak selesai di situ, nyatanya semakin rumit ketika papa Bee mulai menurut pernikahan antara Jonah dan Bee. Kenyataan, Jonah tidak langsung menyetujui pernikahan itu. Jadi, dia mengambil waktu untuk merampungkan masalah perusahaannya dan rencana pernikahan. Papa Bee hampir menolak, tetap akan menikahkan Bee dan Jonah. Namun Jonah, cukup pintar. Dia berjuang secepat yang dia mampu untuk mengembalikan keadaan perusahaan dan mengembalikan bantuan papa Bee.
"Bee sendiri bahkan tidak tahu, jika papanya dan Jonah membuat sebuah perjanjian. Maka ketika Bee tahu semuanya, Bee sendiri yang menolak menikah dengan Jonah karena sebuah hutang piutang. Papanya Nggak bisa menerima keputusan Bee begitu saja. Anak dan ayah itu bahkan harus bertengkar karena keputusan egois papanya. Perlu waktu yang cukup lama perselisihan itu baru selesai. Kini saat Jonah datang padamu, artinya semua masalah yang dia hadapi sudah selesai.
"Lee, percayalah. Jonah banyak mengalami hari yang berat. Ketika Jonah meninggalkan kamu di gereja, dia datang ketemu kakak dan menceritakan semua masalahnya. Dia minta maaf samq kamu melalui kakak, kakak pada dasarnya juga sakit hati karena kamu ikut menjadi korban. Namun kakak juga bisa mengerti posisi Jonah yang lagi kesusahan. Maka dari itu kakak suruh dia datang pada kamu setelah hati dan mentalnya siap." Juan menutup ceritanya. Lelaki itu menatap wajah kosong adiknya bungsunya itu.
Juan tahu, tidak mudah bagi Orlee menerima penjelasan yang ia berikan. Namun ia sangat geram sendiri ketika Orlee selalu menyalahkan Jonah.
Juan tidak bisa membela Orlee, walaupun Orlee adalah adik kandungnya sendiri. Tapi Jonah juga perlu di sadarkan karena memilih menyembunyikan semua permasalahan dari Orlee.
Ia tahu jika Jonah nggak mau Orlee terlibat, tapi keputusan itu nyatanya menyakiti Orlee dan membuat Orlee beranggapan kalau Jonah adalah lelaki paling berengsek dalam hidup adiknya.
Sampai saat ini, adiknya bahkan tidak mau mempercayai lelaki dan tidak mau menjalin sebuah hubungan. Juan tahu jika Orlee masih trauma.
"Kenapa kakak baru cerita semuanya sekarang?" Orlee berbicara setelah beberapa menit menentramkan hatinya. Ia meremas rambutnya dengan kesal.
"Lidah kakak sebenarnya udah gatal dari dulu mau cerita ke kamu, tapi kakak tetap ingin menghargai Jonah. Namun nyatanya Jonah juga nggak cerita ke kamu,"
Orlee menghela napas lelah.
"Setelah kamu dengar penjelasan ini, apa yang akan kamu lakukan, Lee? Kamu nggak mungkin selamanya membenci Jonah!" ucap Sara.
"Aku nggak tahu harus lakukin apa, kak! Bahkan aku jadi malu sendiri saat bertemu dengan Jonah nanti," nyatanya Orlee tahu, walaupun Bee dan Jonah menentang rencana pernikahan dari papa Bee, tapi kedua orang itu saling mengasihi.
Pantaskah Orlee masuk di antara mereka? Bahkan di saat ia tidak membantu sama sekali ketika Jonah menyelesaikan permasalahannya.
Orlee tidak yakin jika dirinya masih pantas untuk menjadi bagian terkecil dalam hati Jonah.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/205818408-288-k345264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love For Orlee 🔚
General FictionCicilia Orlee, gadis berusia dua puluh sembilan tahun, pemilik toko bunga sangat menyukai anak kecil, terutama pada Ian, keponakannya. Namun, di usianya yang sudah cukup matang Orlee masih setia menyendiri. Bukan tanpa alasan, Orlee masih trauma unt...