Part 21 **

6K 339 11
                                    


Jangan lupa votenya ya...

Setelah usai pemakaman, baru Orlee bisa mengobrol dengan Jonah. Tadi pagi saat ia datang dengan keluarga kakaknya, ia hanya menyapa Jonah sebentar dan mengucapkan belasungkawa pada Jonah dan keluarganya.

Lelaki itu sangat sibuk karena banyak para pelayat yang datang.

"Kamu baikan?" tanya Orlee. Entah kenapa setelah mendengar cerita Juan, ia jadi merasa canggung saat bertemu Jonah.

Pada kenyataannya, lelaki itu selalu di dampingi oleh Bee. Perempuan itu selalu ada menemani Jonah, bahkan ketika dulu, di saat Jonah sedang kesusahan. Tapi dirinya, entah ia berada di bagian mana untuk Jonah, ia sendiri tidak tahu.

Saat Jonah di rundung masalah, ke mana ia? Bukannya membantu, tapi dirinya malah menyalahkan Jonah karena di tinggal saat hari pernikahan mereka. Tapi ia tidak pernah tahu jika masalah yang di lalui lelaki itu sangat berat.

"Puji tuhan udah baikan. Kenapa nggak di samping aku pas pemakaman mama tadi?" tanya Jonah. Wajah lelaki itu terlihat sangat kelelahan.

Karena ada Bee di samping kamu.

Ingin Orlee menjawab seperti itu, tapi ia tidak punya hak untuk berbicara.

"Adanya aku bakalan ganggu proses pemakaman," jawab Orlee.

"Kamu tahu betapa sayangnya almarhum mama sama kamu, Lee. Dia bahkan selalu anggap kamu menantunya ketika aku dulu ninggalin kamu," ujar Jonah.

"Pada kenyataannya, kita nggak bakalan bisa bersatu," bisik Orlee. Karena ada Bee untuk kamu, Jo.

"Kamu yang nggak mau wujudin semua itu sama aku, Lee. Sebegitu bencinya kamu sama aku, bahkan kata persahabatan pun nggak kamu terima," ucap Jonah.

"Maaf," kata Orlee.

"Kamu ngapain minta maaf? Di sini yang salah itu aku,"

Lee, bahkan orangtuamu Jonah nggak tau permasalahan yang dia hadapi. Perkataan Juan malam itu masih terngiang di otak Orlee.

"Jo, aku kok jahat banget ya?"

Kening Jonah berkerut mendengar perkataan perempuan yang selalu ia cintai itu. "Kenapa sih? Kok jadi aneh kayak gini. Apa karena kepergian mama?" ia mengelus rambut Orlee lembut.

"Kamu yang paling tau maksud aku!" ujar Orlee.

"Gimana aku bisa tau, Lee. Kamu nggak ada cerita apa-apa loh ke aku," kata Jonah. "Cewek itu suka banget nge-kode yang para cowok nggak tau artinya. Kalian suka bikin kami para lelaki bingung tau."

"Bukan nggak tau, kalian itu nggak peka. Atau nggak mau ribet,"

Jonah tersenyum tipis. "kami itu suka perpikiran simple, nggak kayak kalian yang suka banget sama hal yang ribut. Contoh aja dari pakaian, cowok yang pakai baju paling kaos oblong, kemeja, udah itu aja cukup. Beda halnya dengan kalian yang suka pakai baju dengan model yang bahkan kami para cowok nggak ngerti itu model apaan."

"Itu namanya style,"

"Iya, ribet kayak isi otak kalian."

Orlee mendengus, sejenak matanya menangkap sosok Bee yang sedang memperhatikan mereka.

"Jo, kayaknya Bee nggak suka lihat kita ngobrol kayak gini?"

Mata Jonah menjelajah untuk mencari sosok Bee. "Maksud kamu Bee cemburu?"

Orlee mengangkat bahunya, "terserah kamu mau anggap sikap Bee seperti apa? Yang jelas matanya nggak suka banget lihat aku dekat sama kamu."

"Nggak ada yang kayak begituan, Lee. Buat apa Bee cemburu sama kamu? Dia aja tau kalau kamu itu mantan aku." jelas Jonah.

A Love For Orlee 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang