Jangan lupa votenya ya...
Kalau ketemu MANTAN enaknya di apakan ya? Apalagi ini mantan tunangan, bukannya mantan pacar.
Cih, Orlee terlalu malas untuk melakukan aksi mematikan saat ini. Makanya ia lebih memilih duduk diam dan menyuruh Irish yang melayani pesanan si mantan aka Christian Jonah.
Sudah cukup lama waktu yang Orlee gunakan untuk melupakan si mantan, bukan sedikit rasa sakit yang ia tampung dan lihatlah sekarang si mantan bahkan dengan gaya santai sok cakep berdiri di sana sambil mengobrol dengan Irish. Lalu wajah kakak kembarnya itu bukan main kecutnya. Mata dongkolnya selalu menatap Jonah, namun wanita itu masih ingat prinsip "pembeli adalah raja". Kalau tidak dari tadi Jonah sudah ia usir.
Lagipula kenapa Orlee hanya duduk diam di sana? Lakukan sesuatu gitu untuk membalas Jonah.
"Lee, kakak pulang dulu. David udah whatsapp suruh pulang. Ian , ayo sayang papi udah di rumah," suara Irish membuat Orlee sumringah, kalau Irish mau pulang berarti pesanan si mantan sudah selesai otomatis dia pasti pulang juga.
Namun pada kenyataannya, si mantan malah berjalan mendekat dan duduk di kursi depan Orlee.
"Udah cukup lama gue menjadi langganan di toko bunga ini, tapi nggak sekali pun kita pernah ketemu. Gue selalu ketemu sama gadis yang bernama Mita dan gue sama sekali tidak nyangka toko ini milik lo," ucap Jonah. Matanya berkeliling menjelajah setiap sudut toko. Terlihat begitu memanjakan mata dengan beragam bunga dengan aneka jenis. "Dan yang paling nggak gue duga ternyata lo juga berada di begitu dekat dengan gue." lanjutnya sambil menatap Orlee.
"Gue rasa itu bukan urusan lo," ujar Orlee. "Kalau lo udah selesai mendingan lo pergi sekarang karena gue terlalu malas untuk kembali berurusan dengan lo."
Bukannya pergi, si mantan malah tersenyum, "lo kayaknya masih marah dan dendam sama gue."
"Apa itu perlu ditanyakan. Sekarang pergilah sebelum gue tendang lo dengan paksa dari sini," usir Orlee mencoba untuk bersikap halus.
"Ya lo masih marah," Jonah menganggukkan kepala seraya mengusap dagu dengan jempolnya.
Orlee mengeram. Ia berdiri lalu mendorong Jonah dari kursinya, membuat lelaki itu hampir terjungkal, "pergilah sebelum gue berbuat kasar!"
Jonah berdiri, "apa lo udah menikah?"
"Itu bukan pertanyaan yang harus gue jawab. Pergi!" usir Orlee.
"Ah, belum ya. Terlihat sih dari sifat lo yang cuek dan kesepian," senyum Jonah.
Jonah sialan. Perasaan dulu si mantan ini tidak banyak omong dan selalu bermuka datar, tapi sekarang kenapa jadi begini. Mungkin saja sebelum ini jidat licin dan mulus Jonah terbentur sesuatu.
Terbentur DENDAM kali ya. Dendam pada Juan.
"KELUAR!!" teriak Orlee.
Jonah tetap diam di tempat, sampai Orlee menyeretnya ke depan melewati pintu toko dan tanpa segan Orlee menendang selangkangan Jonah tepat pada burung penerus masa depan si mantan.
Lelaki itu mengadu kesakitan dan kaki terapit, "lo.... Astaga, Lee, ini tempat benih untuk anak-anak kita nanti!"
"Dalam mimpimu, jerk. Gue ini masih perawan ting-ting dan cantik, masih banyak yang mengantri untuk jadi calon suami gue, yang jelas bukan lo," Orlee dengan gaya angkuh dan dagu terangkat berkata kemudian membanting pintu toko agar tertutup meninggalkan Jonah yang masih menahan kesakitan.
.
.
.Tepat pukul sembilan malam Orlee tiba di apartemennya. Tadi dia mampir duluan kafe Icha sambil bergosip ria bersama di tambah dengan adanya Naomi.
Tadi dia sempat ngobrol dengan pemilik apartemen jika ada orang baru di seberang kamarnya.
Lalu apa pedulinya bagi Orlee memikirkan piknik kecil bersama Ian besok adalah hal yang paling menyenangkan bagi Orlee. Ah, ia jadi tidak sabar menunggu hari esok.
Dengan bersenandung kecil Orlee berjalan menuju unit apartemennya saat tiba di depan ia berniat memasukan kunci namun pintu di belakangnya terdengar di buka.
Sontak saja Orlee menoleh dan matanya membulat kala melihat sosok si mantan dengan hoodie hitam merah menampilkan rambut undercutnya.
Wow, Orlee baru sadar kalau rambut pantat ayam si mantan sudah sangat pendek. Dan Orlee rasa potongan undercut lebih cocok untuk dia.
Ish, apa pula yang ia pikirkan.
"Kayaknya dewa jodoh emang berpihak sama kita, buktinya dalam sehari udah dua kali kita ketemu," ujar Jonah dengan tangan di masukan ke dalam saku celananya.
Cih dasar sok keren batin Orlee.
"Jodoh jidat lo. Ihhh yang ada hidup gue bakalan terganggu dengan adanya elo," delik Orlee tidak suka.
"Nona perawan ting-ting miliknya Jonah, jangan coba menyangkal, nanti pasti kejadian lo ama gue di depan altar bersumpah sehidup semati," ujar Jonah yang entah kenapa terdengar begitu berengsek di telinga Orlee.
Orlee bersidekap dan berkata angkuh, "gue udah buang nama lo di tempat pembuangan sampah umum, jadi jangan terlalu banyak berharap pada hal semu yang akan membuat lo kecewa dengan sendirinya."
Bukannya marah Jonah justru mendekati Orlee membuat gadis itu mundur sampai menempel pada pintu apartemennya.
"Kita lihat seberapa lama lo mampu menahan pesona gue, nona perawan," bisik Jonah tepat di depan Orlee , maju sedikit saja bibir si mantan pasti sudah bersentuhan dengan hidung milik Orlee.
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love For Orlee 🔚
General FictionCicilia Orlee, gadis berusia dua puluh sembilan tahun, pemilik toko bunga sangat menyukai anak kecil, terutama pada Ian, keponakannya. Namun, di usianya yang sudah cukup matang Orlee masih setia menyendiri. Bukan tanpa alasan, Orlee masih trauma unt...