Mita menutup mulutnya yang menguap lebar,nikmat sekali rasanya. Dan ini sudah ke lima kalinya ia lakukan.
Malam ini Mita all out mengerjakan proposal proyek yang diperintahkan oleh pak Ilman untuk diserahkan besok.
Mita hanya ingin urusan dengan pimpinan barunya itu segera kelar. Jika proposal selesai maka tanggung jawab nya selesai dan segera melaksanakan proyek.
Sebenarnya ini bukan cuma tanggung jawab Mita, tapi karena selaku penanggung jawab, maka Mita harus benar-benar yakin kalau proposal yang dibuat sudah benar dan sempurna.Diliriknya jam weker di mejanya sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat.
Untuk kesekian kalinya Mita meneliti lagi lembar demi lembar proposal nya agar tidak terjadi samasekali kesalahan.
"Ah bismillah sudah benar, semoga ga ditolak lagi" gumam Mita sambil tersenyum.🌿🌿🌿🌿🌿
"Mbak..pak Ilman sudah datang" tanya Mita pada mbak Yana, sekretaris pimpinan.
"Sudah Mita, kenapa mau nyerahin proposal ya" kata mbak Yana ramah
"Doain ya mbak, aku kok jadi gugup gini ya..." Keluh Mita sambil membetulkan letak hijabnya
Mbak Yana cuma tertawa.
"Semangat Mita, you are the best..."mbak Yana mengacungkan jempolnya."Pak Ilman itu aslinya baik kok Mit, orangnya perhatian tapi memang perfeksionis" bisik mbak Yana pelan.
Mita membulatkan matanya.
Perhatian? Ah iya sangat perhatian sama hal yang salah dan hal yang sekecil-kecilnya. Seperti nya perempuan 40 tahun yang sudah lama jadi sekretaris di perusahaan itu sudah sangat kenal dengan pak Ilman."Sekarang bisa masuk mbak?" Tanya Mita sambil bersiap.
"Bisa, tadi pak Ilman barusan selesai sarapan" jawab mbak Yana tetap dengan senyum temanisnya.
"Bismillahi tawakaltu 'ala Allah...moga habis sarapan lelaki itu jadi manis dan baik hati" gumam Mita sambil melangkah menuju ruangan pak Ilman .
Setelah mengetok pintu dan terdengar 'masuk', Mita dengan perlahan membuka pintu ruangan.
Semenit, dua menit, tiga menit sampai sepuluh menit sama sekali tidak ada suara dari Ilman.
Mita memainkan ujung hijabnya untuk menetralisir kegalauan nya.
"Sudah berapa tahun kamu bekerja di divisi konstruksi?" Tiba-tiba keheningan pecah.
"Hampir 4 tahun pak" jawab Mita.
"Sudah lumayan lama tapi masih tetap belum bisa membuat proposal yang benar" kata Ilman sambil meletakkan proposal Mita.
Mita menggigit bibirnya. Hawa-hawanya sepertinya berbau penolakan, batin Mita.
"Proposal yang kamu buat masih jauh dari benar" kata Ilman sambil tetap menatap layar laptop yang ada didepannya.
Mita membulatkan matanya. Menyebalkan, bahkan lelaki itu bicara tanpa melihatnya.
"Jadi maksud bapak?" Tanya Mita memelas.
"Ya kamu betulkan lagi" jawab Ilman tegas
Mita semakin membulatkan matanya. Lelaki di depannya itu benar-benar menyebalkan.
Rasanya perjuangan semalaman mengerjakan proposal itu seperti tidak mendapatkan atensi sedikit pun."Tapi saya sudah merombak semua nya pak" protes Mita tak terima.
"Tapi menurut saya itu masih belum benar" bantah Ilman.
"Coba bapak sebutkan sebelah mana yang bapak anggap belum benar" kata Mita menahan geramnya.
"Mm...coba kamu teliti lagi" kata Ilman enteng.
![](https://img.wattpad.com/cover/205529748-288-k707759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuterima Khitbahmu (TAMAT)
ChickLitBila memang kesendirian bisa membuat ku dan keluarga ku bahagia, kenapa tidak? jika Allah memberiku Rizki seorang pendamping sebagai penyempurna agama ku, aku juga menginginkan nya. Tapi pengalaman pahit memberi ku sebuah pelajaran hidup bahwa jang...