Mita melangkah masuk ke Rajasa room. Sebuah ruangan di hotel Bumi yang biasa dijadikan tempat meeting atau seminar.
Diliriknya jam di ponselnya, pukul 9 pagi lebih. Ia agak telat. Seminar sudah mulai dibuka oleh keynot speaker. Mita mengambil duduk di deretan agak belakang karena tempat duduk di depan telah dipenuhi oleh peserta. Jujur saja Mita tidak terlalu suka dengan acara semacam seminar begini, membosankan. Hanya duduk, diam dan mendengarkan. Bagi orang yang lebih banyak kerja langsung di lapangan, kegiatan semacam itu sungguh melelahkan. Meski bahasan seminar sebenarnya masih masuk dalam ilmu yang Mita pelajari yaitu tentang konstruksi bangunan dengan segala macam kendala dan solusinya.
Rasanya ingin waktu bergerak lebih cepat ke dhuhur supaya cepat ishoma.Peserta dipersilahkan untuk istirahat, sholat dan makan siang, pukul satu peserta diharapkan kembali ke ruangan untuk session selanjutnya.
Terdengar suara pembawa acara lewat pengeras suara.
"Huff lega" gumam Mita setelah selesai menjalankan sholat dhuhur. Segarnya air wudhu mampu meluruhkan semua penatnya.
"Mita..." Seseorang memanggil namanya, membuat Mita langsung menoleh ke arah si pemilik suara.
Mita mengerjapkan matanya. Iya, seseorang yang sangat dikenalnya kini ada di depannya.
"Mita... senang sekali bisa ketemu kamu disini" sapa lelaki itu, lelaki yang sangat familiar buat Mita karena lelaki itu pernah mengisi hatinya, bahkan lelaki yang pertama kali mampu merebut hatinya.
"Mas Fariz..?" Mita tergugu di tempat nya.
"Bagaimana kabarmu Mita" tanya Fariz dengan wajah senang.
"Mm..baik mas.." jawab Mita pendek.
Kemudian meluncurlah sejumlah pertanyaan basa-basi. Mita pun lebih sering menjadi pihak yang menjawab sedang Fariz aktif sekali bertanya pada Mita, seolah ingin mengorek semua kehidupan Mita selama 5 tahun ini setelah mereka batal untuk menikah.
"Maafkan aku ya Mit" terlontar juga sebuah kalimat yang dahulu pernah Fariz ucapkan pada Mita.
Sebenarnya Mita samasekali tak menginginkan pertemuan seperti itu dengan orang yang pernah menorehkan cinta sekaligus luka.
"Itu sudah lama mas, yang lalu biarlah berlalu"jawab Mita berusaha tidak terbawa perasaan.
"Jadi Mita kerja di PT ZAN konstruksi & building ? Itu perusahaan yang sudah sangat berpengalaman" tanya Fariz
Mita hanya mengangguk, sambil melirik jam yang ada di ponsel nya.
"Maaf mas, aku mau masuk dulu ke ruangan" pamit Mita lebih tepatnya Mita ingin segera menyudahi pertemuan tak terduga nya dengan Fariz."Oke lah Mita...aku harap semoga nanti kita bisa ngobrol lagi" kata Fariz berharap.
Mita hanya tersenyum sambil mengangguk pelan.
"Semoga tidak" gumam Mita dalam hati.🌿🌿🌿🌿🌿
Senyum terkembang di wajah Ilman. Setelah hampir seminggu harus keluar kota akhirnya ia bisa kembali ke kantor dan yang jelas bisa kembali berjumpa dengan Mita.
Tak berjumpa dengan Mita dan tanpa komunikasi sedikit pun sungguh sangat menyiksa batin baginya. Mita pasti juga tidak akan membalas chatting nya bila tidak perlu sekali.Ilman sengaja melewati ruang kerja Mita. Berharap bisa berjumpa dengan nya. Di ruang itu masih terlihat lengang, karena memang jam baru menunjukkan pukul 7 pagi kurang.
Ilman tersenyum sendiri, rupanya ia yang kelewat rajin atau tak sabar ketemu dengan Mita.Sejenak diedarkan pandangan nya ke sekeliling ruangan kerja tempat Mita biasa kerja. Tak seperti biasa di meja milik Mita dilihatnya sebuah rangkaian bunga cantik bewarna merah dan pink. Perlahan Ilman mendekati meja kerja milik Mita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuterima Khitbahmu (TAMAT)
ChickLitBila memang kesendirian bisa membuat ku dan keluarga ku bahagia, kenapa tidak? jika Allah memberiku Rizki seorang pendamping sebagai penyempurna agama ku, aku juga menginginkan nya. Tapi pengalaman pahit memberi ku sebuah pelajaran hidup bahwa jang...