14. Takut kehilangan 💜

7.6K 521 5
                                    

Mita menimang-nimang benda pipih bernama ponsel yang daritadi berada dalam genggaman nya.
Mulai dari habis subuh tadi sebenarnya Mita mulai merangkai kata-kata hendak menulis pesan lewat WA pada pak Ilman. Tapi sampai detik ini, Mita belum menemukan kalimat yang menurutnya pas untuk dikirim.

Hingga kini ia sudah duduk di meja kerja di ruangan nya Mita tetap saja belum menghubungi Ilman.

"Kamu kok kelihatan nya gelisah banget gitu Mit?" Tanya Nana melihat wajah Mita yang tak tenang dan berkali-kali melihat ke arah ponsel nya. Padahal sehari-hari Mita bukan orang yang terlalu senang memainkan ponselnya. Hanya jika perlu saja ia akan menggunakan ponsel nya yang kebanyakan untuk urusan kerja.

"Mit..." Nana mengguncang pundak Mita yang masih diam tak menjawab.

"Eh..apa Na?" Tanya Mita bengong.

"Hmm... bener-bener galau akut nih anak" gumam Nana.

"Kamu kenapa bengong begitu Paramita?" Tegas Nana dengan intonasi agak naik setengah oktaf.

"Pelan aja kali Na ngomong nya" gerutu Mita.

Nana cuma membulatkan matanya ke arah Mita.

" Pak Ilman mau meninggalkan tanah air Na, sama bunda nya aku disuruh mencegahnya" akhir nya meluncur cerita Mita.

"Hah...beneran sampai segitunya. Emang kalian itu sedang ngapain sih Mit..makanya ga usah jaim deh Mit. Buruan dijawab..pak Ilman aku terima pinangan mu" kata Nana lebay.

"Hush...Na..jangan keras-keras..liat tuh"

Nana menoleh ke kanan dan kiri, beberapa karyawan lain sempat memandang ke arah nya.
Nana cuma tersenyum menyeringai, merasa bersalah karena terlalu keras suara nya.

"Kamu cepetan ke ruang pak Ilman siapa tahu bisa ketemu" bisik Nana pelan.

Mita mengangguk. Ada benarnya juga saran teman baiknya itu.

Bergegas Mita menuju ruang pak Ilman.
"Lha pak Ilman kan sedang cuti Mit .. mungkin ga akan ke kantor entah sampai berapa lama" jelas mbak Yana sesampainya ia di depan ruangan Ilman.

"Hari ini pak Ilman berangkat ke luar negeri Mit...kamu Ndak tahu? Mungkin sekarang beliau sudah berangkat ke bandara" tambah mbak Yana.

Mita melirik jam di ponselnya, pukul 11 lewat 10 menit.

"Kalau kamu sekarang berangkat ke bandara, sepertinya masih keburu bisa ketemu pak Ilman" saran mbak Yana.

"Iya mbak, makasih" sahut Mita lemas. Segera ia kembali ke ruang kerjanya.

"Coba kamu telpon beliau dulu deh Mit" saran Nana.

"Siapa tahu lewat telpon masih bisa menghentikan nya" lanjut Nana.

Mita memandang ponsel di genggaman nya. Di cek nya kembali pesan -pesan WA yang masuk, tak ada pesan dari Ilman. Kenapa juga pak Ilman sama sekali tak menghubungi nya, tak berpamitan padanya atau mengatakan apa gitu.

"Dia benar-benar membuat orang kacau"gerutu Mita dalam hati.
Diakuinya lelaki itu sukses membuat hati nya porak poranda tak menentu.

"Coba deh Mit kamu telpon" kata Nana meyakinkan Mita.

Dengan ragu Mita mencari nomer kontak pak Ilman.

Nomor yang anda tuju tidak bisa dihubungi cobalah sekali lagi...tuttt

Terdengar bunyi operator telepon seluler yang menjawab.

Mita mencoba sekali lagi, menekan tombol hubungi ke nomer milik Ilman.
Kembali terdengar bunyi yang sama dari operator telepon seluler.

Kuterima Khitbahmu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang