"Yuk Mit..kita ke kantin" ajak Nana sambil mematikan laptop nya."Tanggung Na..kamu ke kantin dulu aja ya, aku juga lagi halangan Ndak sholat. Kuselesaikan dulu ini" jawab Mita sambil tetap menatap layar laptop nya.
"Eh ntar sakit lagi kaya dulu lho...terus digotong deh sama pak Ilman, terus ditungguin..."
"Udah ga usah ngelantur... sepuluh menit lagi kususul ya" potong Mita sebelum teman baiknya itu semakin memanjangkan omongan.
"Oke deh...kutunggu ya, aku sholat dhuhur dulu" kata Nana sambil berlalu.
"Ah beres..." Gumam Mita sambil menekan tombol save di laptopnya.
Diedarkan pandangan nya ke sekeliling ruangan, ternyata sudah lengang. Hampir semua pegawai keluar untuk istirahat.
Diambil nya dompet dari dalam tas nya dan melangkah menuju ke kantin. Belum sampai beberapa langkah keluar dari ruangan nya ada yang memanggil nya.
"Mita.."
Spontan Mita menoleh ke arah suara.
"Ah dia lagi" keluh Mita dalam hati."Mas Fariz sedang apa di kantor ini?" Tanya Mita. Iya lelaki yang memanggil nya itu adalah Fariz.
"Aku kan ada kerjasama dengan perusahaan ini, jadi ya wajar kan kalau aku kesini" jawab Fariz.
Oh...iya sih, jawab Mita dalam hati.
"Dan aku juga pengen ketemu kamu" tambah Fariz yang pastinya membuat Mita salah tingkah.
"Mm...maaf aku masih ada perlu yang lain mas" buru-buru Mita berlalu sebelum semakin salah tingkah.
"Tunggu Mit..." Fariz mengejar Mita dan kini menghalangi langkah nya.
"Kamu memang tetap seperti dulu" kata Fariz dengan senyumnya yang semakin membuat Mita mengingat masa lalu.
"Mas... tolong jangan terus mengungkit masa lalu. Aku tidak mau memulainya lagi" tegas Mita berusaha menguasai perasaannya.
Fariz tertawa kecil.
"Tapi aku yang mau. Dan aku akan berusaha supaya kamu pun mau""Ih nekad sekali orang ini" gerutu Mita dalam hati.
"Bagaimana kalau kita makan siang bareng" ajak Fariz.
"Maaf, aku ga bisa"
"Nanti malam" tawar Fariz
Mita menggeleng.
"Ndak bisa""Kalau gitu sekarang aja" Fariz gigih sekali.
Beberapa orang karyawan mulai banyak yang sudah kembali ke kantor. Beberapa orang memandang ke arah Mita dan Fariz, membuat Mita semakin tak enak.
"Baiklah, kita ke kantin kantor saja" putus Mita. Dia memutuskan begitu karena dia tidak mau jadi tontonan karyawan yang lain dan bisa-bisa jadi bahan gosip jika dia membiarkan Fariz mengajaknya ngobrol di dalam kantor. Lagipula Mita ingat, di kantin Nana sudah menunggu jadi sepertinya lebih aman jika ia mengajak Fariz ke kantin.
Mita melangkah menuju kantin, diikuti Fariz yang mengekor. Senyum menang tampak di wajah Fariz. Paling tidak kali ini ia berhasil mengajak Mita makan siang.
Tak hanya beberapa gelintir karyawan kantor yang mulai memperhatikan Fariz dan Mita. Di ujung tangga sana, sejak beberapa saat yang lalu ada sepasang mata yang turut melihatnya.
Ilman tanpa sengaja ketika akan turun untuk menuju musholla melihat Fariz dan Mita sekaligus juga melihat mereka berdua berjalan bersama menuju entah kemana.Tak dipungkiri hati Ilman agak ngilu demi melihat itu. pikiran nya melayang kemana-mana.
"Kenapa Mita menerima ajakan Fariz? Apa Mita menerima kembali kehadiran lelaki itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuterima Khitbahmu (TAMAT)
Literatura FemininaBila memang kesendirian bisa membuat ku dan keluarga ku bahagia, kenapa tidak? jika Allah memberiku Rizki seorang pendamping sebagai penyempurna agama ku, aku juga menginginkan nya. Tapi pengalaman pahit memberi ku sebuah pelajaran hidup bahwa jang...