12. perih💜

6.3K 485 3
                                    

Mobil yang dikemudikan Ilman perlahan memasuki gang dimana rumah Mita berada.

Dilihatnya sebuah mobil warna hitam terparkir di depan rumah Mita.
Agak ragu Ilman akan turun. Dan niat itu seketika ia batalkan ketika sosok lelaki keluar dari pagar rumah Mita.

"Fariz..." Ilman melihat sosok Fariz keluar dari rumah Mita. Diliriknya jam di tangannya, pukul 10 malam.
"Apa yang sedang dilakukan lelaki itu malam-malam begini di rumah Mita?" tanya Ilman dalam hati.

Ilman melihat rumah Mita yang sudah gelap, menandakan pemilik rumah pasti sudah istirahat.
Dihembuskannya nafas dengan kasar.
Kegusaran mengusai hatinya.
"Astaghfirullah ya Allah..." Ilman mencoba menenangkan hatinya dengan berdzikir. Supaya ia tetap berpikir tenang dan rasional.

Dinyalakannya lagi mesin mobilnya. Diurungkan niatnya untuk menemui Mita malam itu. Ia tak ingin kegusaran bahkan amarah menguasai nya ketika berhadapan dengan Mita. Dijalankan mobil nya untuk kembali pulang ke rumah.

🌿🌿🌿🌿🌿

"Dimas udah agak baikan Bu?"kata Mita sambil melongok ke dalam kamar Dimas.

"Alhamdulillah, sudah ga demam. Kemarin dia makan apa ya kok bisa sampai keracunan" kata ibu sambil melangkahkan keluar kamar Dimas yang kini sedang tertidur pulas.
Iya, kemarin Dimas muntah-muntah dan pusing. Menurut dokter kemungkinan besar Dimas mengalami keracunan makanan.

"Mungkin waktu siang Dimas ikut jajan sama anak-anak di lapangan Bu" tebak Mita.

"Entahlah...mungkin saja. Ibu-ibu sekitar sini memang sering membelikan dia makanan, jadi ya sudahlah. Untung saja tadi malam cepat ditangani,jadi tidak terlalu parah"

Mita mengangguk sambil menguap lebar. Ditutup mulutnya dengan telapak tangan nya.

"Mit...tadi malam kok bisa tiba-tiba ada Fariz di depan rumah?" Ibu yang akan menuju dapur membalikkan badannya ketika baru ingat ada yang harus ditanyakan pada Mita.

Mita memandang ibunya. Pastilah hal itu akan ditanyakan oleh ibunya.

"Fariz ingin balik sama Mita Bu" jawab Mita pelan.

"Hah..." Ibunya langsung kaget mendengar kata-kata Mita.

Meluncurlah cerita dari mulut Mita. Ada sedikit rasa lega berbagi cerita dengan ibunya. Pertemuan nya dengan Fariz yang beberapa hari ini ia pendam sendiri karena takut ibunya marah, akhirnya ia ceritakan semuanya pada ibunya.

"Terus kamu mau nak balik sama dia?" Tanya ibu penasaran.

Mita menggeleng, dipandang wajah ibunya lekat.
"Sejak mas Fariz menikah dengan orang lain, Mita sudah menutup rapat semuanya Bu. Dia bukan jodoh Mita. Kali ini pun sama, meski mas Fariz telah berpisah dari istrinya, tidak ada yang merubah hati Mita, bagi Mita dia adalah kenangan masa lalu yang hanya layak untuk disimpan menjadi sebuah ibrah pelajaran dalam hidup Bu" panjang lebar Mita menjawab.

"Alhamdulillah.. ibu juga sejujurnya tak ingin kamu kembali pada nya" kata ibu sambil tersenyum.

"Makanya kamu harus segera menikah, supaya Fariz berhenti mengharapkan mu" saran ibu

"Sekarang yang Mita pikirkan bagaimana menjelaskan pada pak Ilman Bu. Pasti tadi malam pak Ilman menunggu Mita, ga enak juga sama bunda nya" kata Mita sambil menerawang ke depan.

"Ya sudah jelaskan apa adanya Mit.. semoga ia mau mengerti" harap ibu.

Mita membuka ponsel yang baru saja selesai dicharge. Semalam ia samasekali tidak sempat membuka ponselnya dan ternyata ponselnya juga low batt.

Kuterima Khitbahmu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang