8. Semakin (men)dekat 💜

6.6K 527 6
                                    

"ibu lagi masak apa nih" kata Mita sambil memeluk ibunya dari belakang.

"Heemm... sepertinya anak ibu yang satu ini lagi bahagia banget deh" sahut ibu sambil memencet hidung bangir milik putrinya itu.

"Kata dokter orang harus selalu bahagia Bu, karena kesehatan bersumber dari hati yang bahagia" jawab Mita sambil tersenyum

"Mm...pinter jawab sekarang"kata ibu sambil memasukkan tempe goreng ke dalam penggorengan.

Hari Minggu begini biasanya Mita hanya menghabiskan waktunya di rumah. Memasak bersama ibu, bermain bersama Dimas, membaca buku atau sekedar mengurus bunga-bunganya yang ada di taman depan.

"Ibu ikut bahagia melihat Mita bahagia nak" kata ibu denga mimik muka serius.

"Sudah waktunya kamu benar-benar meninggalkan yang sudah berlalu nak" kata ibu lagi.

Mita hanya menunduk dalam. Mita tahu kemana arah tujuan pembicaraan ibunya itu.

"Mm. . Mita mau menyiram tanaman dulu ya bu . Sudah jam delapan pagi keburu siang" Mita bangkit dari duduknya seolah hendak mengalihkan pembicaraan.

Mita memasang selang air di kran air. Dilihatnya beberapa bunga mawar yang sedang bermekaran. Ada merah,kuning ,orange dan putih. Ada beberapa daun pakis yang tumbuh merambat subur .
"Kakak...cantik bunganya" seru Dimas sambil mendekati Mita.

"Dimas mau siram bunga?" Tanya Mita pada adiknya itu.

Dimas mengangguk senang. Dengan cepat Dimas mengambil alih selang air yang sedang dipegang Mita.
Byur... semprotan air keluar dengan deras menyirami tanaman yang terjajar rapi di halaman mungil itu.

Sejurus kemudian Dimas mengarahkan selang air ke arah Kakaknya.
"Hei Dimas...kakak basah" seru Mita bukan marah tapi terkekeh. Mita paham, adik nya itu ingin mengajak nya bermain.

"Hore ..basah.. basah" Dimas memang sangat suka mengulang kata-kata.

Mita pun membalas adiknya dengan ikut menyiram air. Kini mereka berdua kembali seperti masa kanak-kanak bermain air dengan gembira. Baju panjang dan hijab milik Mita basah kuyup.

"Assalamualaikum..." Terdengar salam dari arah pagar.

Mita dan Dimas yang sedang asyik bermain memandang serempak ke arah pemberi salam.

"Ibu.. " berdiri disana pak Ilman bersama Bundanya.

Ilman tersenyum lebar melihat Mita yang basah kuyup tak karuan. Tapi tetap saja kelihatan cantik.

"Kakak cowok...kakak cowok..."seru Dimas senang. Dimas memang pernah bertemu dengan Ilman dan memanggil nya dengan kakak cowok.

Bergegas Mita membuka pagar rumah.
"Waalaikumsallam..."Mita tadi belum sempat menjawab salam dari tamunya itu sambil mencium punggung tangan Bundanya Ilman.

"Mari masuk Bu...maaf ini basah semua" kata Mita agak malu, tak menyangka sepagi itu ada yang bertamu. Dan tamu yang datang pun tak diduga nya.

"Masa kecil kurang bahagia ya" seloroh Ilman sambil tersenyum ketika melewati Mita mengekor bundanya masuk ke dalam rumah.

Mita cuma membulatkan mata indahnya mendengar selorohan Ilman.

Mita segera memanggil ibunya, menyampaikan jika ada tamu yang datang.

"Oo...pak Ilman ..ini ibunya pak Ilman?" kata ibu senang menyambut kedatangan Ilman dan bundanya.

"Mita ganti baju dulu ya Bu" bisik Mita ke ibunya.

"Begitulah mereka kalau libur begini, kaya anak-anak lagi" seloroh ibu Mita.

"Aduh seneng rame ya...ini yang namanya Dimas kan" tanya bunda Ilman sambil memandang Dimas lekat.

Kuterima Khitbahmu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang