Princess Syndrome | S e m b i l a n

67 4 0
                                    

[Sembilan]

Sama sekali bukan kebiasaan Chiara menginginkan apa yang jadi milik orang lain, tapi ini beda, Arsen misalnya. Chiara sangat menginginkan bocah mungil itu, membawa masuk dalam kehidupannya dan merawat sepenuh hati. Chiara butuh teman seperti Arsen, karena Chiara sangat kesepian, walaupun masih kecil tapi bocah mungil itu bisa mengerti perasaan Chiara.

Chiara iri melihat kebahagiaan Kak Lala dan Kak Liam yang tumpah ruah untuk setiap harinya. Kabarnya yang lebih membahagiakan banyak pihak, Kak Lala mengandung anak kedua, dan lagi-lagi Kak Lala diberi kepercayaan sepenuhnya oleh Tuhan. Chiara sangat amat iri, dan terkadang ia juga ingin merasakan dan berada di posisi Kak Lala.

"Hey bengong aja, lagi mikirin apa?" Sontak Chiara terhenyak ketika Kakak iparnya itu memebuatnya terkejut. Kak Lala duduk tepat disampingnya.

"Lagi mikirin Arsen Kak, lucu banget." Chiara menatap Arsen yang berlarian di rerumputan luas, tentunya saling mengejar dengan Sang ayah, Kak Liam.

"Lagi nunda ya? Ra ini udah tahun ketiga, dua bulan lagi genap empat, dan kamu sama Gavin belum ada tanda-tanda mau punya momongan."

"Tuhan belum ngasih kepercayaan sama aku Kak." Bantah Chiara dengan cicitan pelan, masih mengawasi gerak-gerik Arsen yang berlarian. Chiara sempatkan tersenyim sendu.

"Tuhan bukannya belum kasih kamu kesempatan, tapi kamu dan Gavin nggak mau usaha. Coba kalian ke Dokter, siapa tahu salah satu diantara kalian ada yang salah."

Aku yang salah.

"Udah, dan kayaknya ada di aku."

Lala membelalak terkejut, menatap curiga adik iparnya. "Kok Kakak agak nggak percaya ya Ra? Yang Kakak lihat justru kalian lagi ada masalah gitu, lagi menghindar satu sama lain. Bener kayak gitu?"

Chiara mengalihkan atensi dengan menatap Lala sebentar, tersenyum kalem dan menggeleng, "Ara sama Gavin baik-baik aja Kak, kalau ada sesuatu pasti Ara cerita." Dustanya diiringi kekehan halus.

"Gavin beruntung dapet kamu, udah baik, pengertian, pekerja keras lagi. Aku kadang iri loh sama kamu Ra, bisnis udah dimana-mana, dan kamu juga berhasil bela Sea Entertainment dari skandal kemarin."

Ah ini tidak benar. Mana mugkin Kak Lala iri dengan Chiara, mustahil sekali. Apa sih yang patut di iri kan?

"Kak, Arsen kemana?" Tanya Chiara ketika susah tidak melihat Arsen berlati disekitarnya. Ia juga melihat Kak Liam yang tengah mengobrol dengan Gavin, Papa, Mama dan Randy.

Wajah Lala panik, mengedarkan pandangan ke sekitar tapi nihil, Arsen tak ada disana. "Liam, Gavin, Randy, Mama, Papa, Arsen kemana?" Teriak Lala panik dari jarak sekitar lima meter.

Kelima orang yang tengah berbincang ikut terkejut dan berlari menghampiri Lala. Dengan raut yang sama paniknya, mereka juga mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan tidak ada Arsen disana.

"Yang gimana sih? Perasaan tadi kamu main kejar-kejaran sama Gavin, dia dimana?" Panik Lala.

"Aku tadi istirahat bentar Yang, aku kira Arsen nggak lari jauh-jauh."

"Udah jangan salah-salahan, kita cari sama-sama ya." Lerai Papa.

Mereka berjalan beriringan untuk mencari Arsen, menanyakan ke beberapa pengunjung yang ada disana namun tak ada satupun yang tahu keberadaan bocah kecil nan lucu itu. Mama, Papa, Lala, Randy dan Gavin panik, tapi Chiara lebih panik.

Sampai mereka menyusuri sampai tepi jalan raya, Arsen tidak menunnukkan tanda-tanda keberadaan disana. Chiara memutar kepala ke kanan dan kiri, menggumam semoga Arsen baik-baik saja dan batinnya juga merapalkan doa agar Arsen cepat ditemukan.

Sampai dirinya melihat ke utara, ada Arsen yang sedang bermain dengan kucing kecil disana. Bibirnya tertarik memancarkan senyum kebahagaiaan, "Kak, itu Arsen." Tunjuknya membuat atensi keluarganya teralih pada tempat yang ditunjuk Chiara.

"Arsen, syukurlah Nak." Lirih Lala berkaca-kaca.

Ditengah mereka berlari menghampiri Arsen, lebih dulu ada sebuah Mobil pick up yang melaju cukup kencang ke arah Arsen. Teriakan serta teriakan terdengar dari keluarga Alejandra maupun pengunjung sekiar yang menyaksikan. Mobil Picuk Up itu seolah Berniat membanting tubuh mungil milik Arsen, namun dengan cekatan salah satu dari mereka berlari kencang dan menyelamatkan Arsen. Alhasil, tubuh mungil itu terpental cukup jauh dengan dahinya yang terluka berlumuran darah.

"Chiara." Teriak Mama, Papa, Rendy, Liam dan Lala. Sedangkan Gavin sedikit syok dengan tindakan istrinya yang tiba-tiba menyelamatkan Arsen.

Mereka berlari ke arah Chiara yang sekarang sudah terkapar lemah di aspal jalanan, dengan Arsen menangis disamping Chiara dan membangunkan Auntynya berkali-kali.

Gavin, lelaki itu berjalan ringan ke arah Chiara yang sudah dikerubungi banyak orang. Ia melihat Mama menangis memangku kepala Chiara yang keningnya mengeluarkan darah, sedangkan Papa sibuk menelpon ambulan. Kala Lala dan Kak Liam, keduanya menenangakan Arsen dan untuk Rendy, pemuda itu membantu menghentikan laju darah yang ada di dahi Chiara.

Terus apa yang Gavin lakukan? Bersorak bahagia lantas merayakannya bersama Sarah atau ikut pura-pura menangis seperti Mama?

-

Gavin jahat banget ya disini, jadi ga tega sama Chiara :v
Kalian Tim Gavin atau Chiara? Tim Gavin-Ara atau Gavin Sarah?

Princess Syndrome [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang