Malam ini tampak benderang. Bulan bersinar sangat terang. Bintang berkerlip-kerlip bergelantungan di langit menambah indahnya malam. Angin berhembus perlahan menerpa kami berenam yang melepas lelah di emperan rumah. Aku, Ipung, Habib, Fi'I dan Komar tadi habis latihan pernapasan tenaga dalam Nur Ilahi di depan SD. Sementara Faiz baru datang. Dia tidak ikut latihan karena habis bersholawat dengan Habib Syekh di Juwana. Dia ini termasuk Syekher mania.
"Bau, apa ini?" teriak Habib tiba-tiba.
"Ya, bau apa ini?" kata Fii menimpali.
"Ya, amis banget!" kata komar.
Aku, Fais dan Ipung tidak komentar. Kami sudah hapal dengan bau ini. Ini bau Windi. Dia datang ke sini. Aku merasakan energinya ada di sini sejak tadi. Cuman, tadi dia masih menjauh sehingga baunya tidak tercium Habib, Fii dan Komar. Mereka bertiga belum aku beritahu tentang Windi. Makanya mereka bertanya bau amis ini. Aku juga merasakan energi lain. Energinya besar sekali kelihatanya ini bukan energi Windi.
"Hemmnggg...! Hemmnggg....!"
"Arkian, Ipung kemasukan lagi!" kata komar kepadaku.
Kulihat, Ipung duduk bersila dengan posisi badan tegap. Kedua telapak tangannya mengepal di atas pahanya. Mungkin, energi yang aku rasakan sangat besar tadi, yang memasuki tubuh Ipung ini.
"Mbah, Njenengan keluar saja dari tubuh temanku ini. Biar, temanku ini bisa jagong,"kata Fi'i kepada makhluk halus yang memasuki Ipung.
Yang masuk tubuh Ipung ternyata Pikulun Nogo Rojo. Tadi makhluk itu sudah masuk berkali-kali ke tubuh Ipung pada saat kami latihan di depan SD. Makanya Fii hapal. Tadi Fii sempat nanya macem-macem tentang begawan yang punya ilmu berbicara dengan berbagai makhluk ini.
"He he he he....! Aku seneng bocah iki. Anaknya baik dan kuat. Aku ingin ikut anak ini. Kalau kalian jagongan dilanjutkan saja. Aku juga kepengen jagong sama kalian! He he he hehee..! Kalian ini pemuda yang baik-baik. Kalian juga kuat-kuat. Aku suka sama kalian!"
"Tapi, temanku ini sudah lelah, Mbah!"
"Kenapa pemuda ini, lelah?"
"Tadi, kami latihan , Mbah! La, temen saya ini, Mbah masuki berkali-kali. Jadi tenaganya habis."
"Ah, anak ini kuat, kok. Masak aku masuki tenaganya habis. He he he hehehe.... Cah iki namanya siapa?"
"Namanya Ipung, Mbah!"
"Siapa?"
"Ipung, Mbah!"
"O..., Ipung. Aku ikut anak ini. hehehhe...!Aku seneng karo cah iki.!"
"Bagaimana ini, Yan?"
"Sudah biarkan saja dulu. Nanti juga keluar."
Pada saat latihan tadi Ipung mengambil sukmanya Pikulun Nogo Rojo untuk melawan Habib yang mengambil macan putih dari Gunung merapi. Setelah itu Ipung mengambil macan putih dari Gunung Muria namun yang datang Pikulun Nogo Rojo lagi. Setelah keluar masuk lagi. Keluar masuk lagi. Begitu berkali-kali.
"Yuk, kita masuk saja! Mengganggu tetangga nanti!"
Teman-teman aku suruh masuk rumah agar keributan kami tidak mengganggu istirahat para tetangga malam ini. Lagipula aku merasakan energi yang besar-besar berdatangan. Aku merasakan energi Windi mengikutiku. Untuk itu momen ini ingin aku manfaatkan untuk memedia Windi lagi. Karena sudah aku coba berkali-kali memedia Windi namun, informasi tentang siapa sebenarnya gadis misterius itu belum aku dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS MALAM SATU SURO
Bí ẩn / Giật gânHantu mukanya hancur sebelah yang selalu mendatangi Arkiyan hampir tiap malam itu nama dan perawakannya persis dengan nama seorang gadis mabuk yang pernah diantar Arkiyan pulang. Windi, nama gadis itu. Gadis cantik berperawakan montok ditemui Arkiy...