CINTA TAK HARUS MEMILIKI (5)

11 2 0
                                    

"Ternyata benar, apa yang sudah diikhlaskan memang lebih mudah untuk dilepaskan. Sama halnya dengan perasaanku saat ini yang perlahan lahan mulai luruh"

-Annisa rahma aulia

Happy reading:)

Dengan malas Annisa pun terbangun dari tidurnya akibat gangguan dari sang adik.

"Apaan sin fan, jangan usil deh" geram annisa marah.

"Aelah bangun kak, tuh kak hana aja rajin banget." Ucap arfan enteng.

"Berhenti sebut nama dia." Ucap annisa sambil menatap tajam sang adik.

Dia pun memasuki kamar mandi dengan malas, tak lama kemudian ia sudah selesai dengan pakaiannya sekaligus.

Dimeja makan tampang sang mama dan hana sedang bercengkrama sangat dekat, membuat annisa memutar bola matanya malas.

"Pagi sayang" sapa mamanya tapi tak digubris olehnya. Kesel brayyy!

"Nisa pamit dulu mah" pamit Annisa sambil berjalan lurus kearah pintu tanpa berpamitan terlebih dahulu.

"Ga sarapan dulu nis?!" Teriak sang mama dan hanya ditanggapi gelengan oleh annisa.

Diluar rumah sedang terparkir mobil yang sangat annisa kenali, siapa lagi jika bukan nathan.

Annisa berjalan dengan angkuh melewati nathan, menengok pun enggan. Najis cih!

"Hana mana?" Tanya nathan sambil mencekal tangan annisa.

"Mana gue tau, emang gue mak nya" ucap Annisa acuh, meninggalkan nathan yang menatapnya dengan tatapan sulit dimengerti.

Disisi lain, kediaman annisa lebih tepatnya diruang makan.

"Kayaknya annisa ga mau sarapan gara gara aku deh tan" ucap hana sambil menundukkan kepalanya memasang raut wajah sedih.

"Eh gapapa, jangan dimasukin ke hati. Nisa emang gitu kalo lagi kecapean" ucap mama annisa

"Tapi ga enak tan" ucapnya lagi

"Udah, gapapa kok"

Mendengar pembelaan mama dari Annisa untuknya, membuat dia merasa telah berada diawan awan. Bukan cuman nathan nis, keluarga lo pun bakal gue rebut. Batinnya, sambil tersenyum miring.

Setelah mereka selesai makan dan tentunya tidak ada annisa didalamnya, mereka pun melakukan hal masing masing.

"Kalo gini hana pamit dulu ya om, tan" ucap hana berpamitan dengan mencium punggung tangan mereka.

"Hati hati ya."

Hana hanya mengangguk senang lalu berjalan kearah nathan yang sudah menunggu nya dari tadi.

"Lama banget" ketus nathan

"Hehe, jangan ngambek dong" bujuk hana.

"Yaudah ayo berangkat" ucap nathan sambil masuk kedalam kursi kemudi.

Diperjalanan hanya ada keheningan, berbeda pada taman sekolah dimana arkan dan annisa sibuk bercanda ria.

"Lo itu sebenarnya cantik nis, tapi..." ucap arkan menggantung ucapannya.

"Tapi?" Tanya nisa dengan raut muka penasaran membuat arkan menahan tawanya.

"Tapi kalo ga jelek, BUAHAHAHA" ucap arkan dengan tawa menggelegar dan langsung berlari menghindari nisa yang sebentar lagi akan mengamuk.

"ARKANNNNNN" Teriak nisa sambik mengejar arkan.

Mereka pun saling kejar mengejar satu sama lain, sambil tertawa.

"Berhenti ga gue bilang!" Pekik nisa kesal.

"Kejar aja kalo bisa" ucap arkan sambil memasang senyum mengejek.

"Sumpah lo ngeselin banget" ucap nisa dengan raut muka kesal, tapi tetap mengejar arkan.

Brukkkk

Arkan tak sengaja menabrak seseorang, sedangkan nisa yang melihat ada peluang langsung menghampiri arkan dan menarik kupingnya.

"Nah, kena kan lo!" Ucap nisa senang sambil menjewer kuping arkan.

Arkan hanya bisa meringis, merasakan dahsyatnya cubitan maut dari seorang annisa.

"Lepas dong nis, auww sakit sakit!" Keluh arkan namun annisa terlihat enggan melepaskannya.

Orang yang ditabrak oleh arkan masih setia memandangi mereka dengan tatapan datarnya.

"Kalo mau mesra mesraan jangan dijalanan, kalian mgehalangin jalan gue" ucap nathan datar, entahlah si hana sedang berada dimana karna sekarang hanya nathan yang berdiri disana.

Arkan dan annisa melongo. Apa katanya, menghalangi jalan? Perasàan jalanan luas tuh.

"Yaudah main ditaman aja deh ar" ajak nisa.

"Eh iya ayo" ucap arkan setuju,

Nathan hanya mematung ditempat, dia sangat tidak suka melihat annisa dan arkan dekat seperti sekarang.

Egois? Anggap saja nathan memang egois.

Dia tidak bisa memilih antara annisa dan hana.

Yah, biarkan untuk sekarang begitu saja.

Dua gadis itu, sudah berhasil membuat hatinya bimbang.

"Lo ga bisa deket sama siapapun kecuali gue nis" ucapnya sambil menunjukkan smirk devilnya.

Tbc

CERPEN/CERBUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang