•CINTA TAK HARUS MEMILIKI (2)

28 5 1
                                    

"Seandainya saja kau tahu, merasa tetap baik baik saja setelah ditinggalkanmu itu sulit. Bukan terlalu cinta, tapi terlalu banyak kenangan bahagia"

-Annisa rahma aulia

Happy reading:")

Nathan sedang berjalan menuju kantin, tapi pandangannya terarah pada sosok yang telah ia sakiti dimasa lampau. Ia berniat menghampiri sosok tersebut namun memilih mengundurkan niatnya sambil mendengar percakapan sosok itu dan temannya.

"Halah bilang aja masih cinta kan lo sama kak Nathan"

"Masih cinta bukan berarti ingin kembali lav"

Sontak ucapan tersebut, membuat Nathan terdiam ditempat. Entahlah ada rasa sesak yang menjalar didalam dadanya.

"Segitu bencinya ya lo sama gue nis" gumam Nathan sambil tersenyum miris. "Ga, lo udah berani masuk ke ranah gue nis, gue ga akan biarin lo keluar." Lanjutnya sambil melanjutkan langkahnya dan memilih pergi meninggalkan dua sejoli yang masih kelihatan asik mengobrol.

Disisi lain, Annisa dan Lavina telah menyelesaikan sesi makannya dikantin dan memilih untuk kembali ke kelas.

Ditengah perjalanan menuju kelasnya, mereka malah bertemu dengan ibu sinta.

"Annisa, lavina, kalian bisa bantuin ibu ga?" Tanya Ibu Sinta.

"Boleh bu, bantu apa ya" jawab Lavina.

"Tolong antar buku ini ke kelas XII MIPA 5 ya, ibu ingin ketoilet" jelas ibu Sinta sambil beranjak meninggalkan kedua siswinya.

"Ih, si ibu mah kebiasaan." Kata Annisa sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Udah ayo, bantuin gue nih bawa bukunya." Perintah Lavina, sambil menyerahkan beberapa buku yang ada ditangannya ke Annisa.

Tak lama kemudian, sampailah mereka dikelas yang dimaksud oleh ibu Sinta.

"Masuk gih Nis, gue males kedalam. Lo tau sendiri Rio kelasnya disini." Keluh Lavina.

"Lo mah sama aja kayak ibu Sinta, suka banget merintah orang seenaknya." Kesal Annisa namun tetap saja masuk membawa buku tersebut, karna dia memang mengetahui bahwa Rio dan Lavina tidak pernah akur sama sekali.

Setelah meletakkan buku pada meja guru disana, dia memilih keluar namun tangannya dicekal oleh seseorang.

"Nisa gue mau ngomong sama lo." Ucap orang tersebut.

"Lepasin"

"Ga, sekarang lo ikut gue." Kata orang tersebut sambil menarik paksa Annisa keluar dari kelas.

Lavina yang berada diluar kelas sambil menunggu Annisa, dibuat kaget oleh pemandangan didepannya.

"Nis.. Nisaa?" Ucap Lavina terbata-bata.

"Bantuin gue lav, tangan gue sakit." Teriak Annisa yang mulai menjauh.

"Woyyy kak Nathan, temen gue mau dibawa kemana itu!!!!" Teriak Lavina sambil mengambil ancang ancang ingin menyusul keduanya, namun pergerakannya dihentikan oleh seseorang yang tiba tiba saja juga langsung menarik tangannya.

CERPEN/CERBUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang