•Sorry because ILY (1)

8 1 0
                                    

Padamu, terima kasih untuk luka ini. Untuk segores kepedihan yang baru saja kamu sayatkan dihatiku.

Apa aku masih bersedih?

yaa, aku tak perlu sok kuat. aku tidak harus pura pura hebat. untuk apa juga bukan? aku memang mengakui bahwa dada ini masih terasa nyerinya. kenangan yang kamu titipkan masih menggelanyut dilangit pikiran.

namun pedih ini ternyata adalah jawaban dari doa yang selama ini ku panjatkan. kamu tahu? aku selalu berdo'a agar disandingkan dengan laki-laki yang baik. yang bisa memberi kasih sayang sepenuh hati.

dan saat kamu pergi bersama dengan janji yang tak ditepati, saat itulah aku tahu bahwa kamu bukanlah laki-laki yang baik itu. bukan laki laki yang ada dalam do'a-do'aku.

sekali lagi, terima kasih karna telah pergi.

-Aqila febriana

Happy reading:)

Aqila menatap nanar undangan yang dikirim oleh sang sahabat. Tertera jelas nama Abizar & sisil disana. ia pun memilih beranjak dari meja kerjanya menuju kantin yang ada didalam kantor tersebut.

"kenapa qil?" tanya Maira, salah satu sahabat qila sejak dulu.

"gapapa mai, cuman agak ga enak badan kea nya."

"lo sih terlalu sering lembur,mending minta libur dulu sana sama pak bos." omel Maira sambil memberi usulan.

"terus gue dirumah ngapain?"

"ya istirahat lah, emang lo pikir libur itu buat apa?" tanya maira kesal.

"kalem mbak" kekeh aqila.

"gue pen curhat nih qil" ucap maira sambil memakan makanannya.

"apaan?"

"menurut lo, definisi patah hati itu apa sih?"

"kenapa tiba tiba nanya gitu?" tanya aqila

"gue patah hati, si zidan ketauan selingkuh kan brengsek banget" jawab maira menatap sendu aqila.

"mending lo, lah gue"

"emang lo kenapa?" kepo maira

"patah hati duluan sebelum ngungkapin perasaan, miris ga tuh?"

"ambyar" jawab maira.

"abizar sama sisil jadi nikah?" tanya maira lagi.

"iya"

"sabar, mungkin abizar bukan ditakdirin buat lo" ucap maira sambil mengusap lengan sang sahabat.

"yaa, gue juga percaya kalo yang ditakdirin buat kita ga akan mungkin bisa dimilikin oleh orang lain. dan yah, abizar bukan buat gue." jawab aqila

"lo masih percaya kan dengan yang namanya rumah?" tanya maira

aqila hanya mengangguk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERPEN/CERBUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang