Anisa melajukan mobilnya perlahan. Sosok putih itu semakin terlihat jelas. "Kok badannya mini? kepalanya mana?" Tanya Anisa.
" Nggak punya kepala kaliii. Mungkin dibuat gulai. Temennya itu..kepala kakap!" Jawab Kina tak acuh.
" Gaje banget si lo Kin!" Ucap Anisa kesal.
Kina memutar bola matanya jengah. Saat semakin dekat dengan pohon nangka itu, ada kucing tiba tiba nyebrang, otomatis Anisa ngerem mendadak dong. Dan berada tepat dibawah pohon nangka itu. Dilihatnya sosok itu baik baik.
" Kok bentuknya bulet lonjong gitu?" Ucap Anisa heran.
" Hahahaaah!!" Tawa Kina mengagetkan Aisyah dan Anisa yang sedang tegang. Mereka langsung menoleh ke belakang dengan muka datar. " Dasar kalian ha ha ha!!" Ucap Kina sambil tertawa. " Itu tu buah nangka yang dibungkus karung!!"
Aisyah dan Anisa saling tatap, kemudian kembali memperhatikan benda itu. Dan ternyata benar, itu adalah buah nangka. Tawa mereka pecah seketika.
Anisa mulai melajukan mobilnya kembali. " Besok kalian berangkat sekolah bereng gue aja ya?" Anisa.
" Oks!" Jawab Kina.
" Sorry banget ni, aku besok nggak bisa berangkat bareng kalian soalnya aku mau ambil obat buat kakek aku dulu diapotik" Aisyah.
" Ok "
Kina membuka pintu teras. Saat masuk kedalam, Papanya sedang tertidur pulas disofa sambil memegang Al Quran. Kina duduk sambil memandangi wajah papanya yang sudah hampir setengah abad.
Tak terasa air matanya membanjiri pipi mulusnya. "Pa..maafin Aku. Maafin Aku....hiks hiks hiks.." batin kina. Hanya kata maaf yang terlantun di benaknya.
Kina mulai membuka pikirannya yang selama ini tak pernah terpirkan. " Apa yang terjadi jika saja tak ada Papa yang ngerawat Aku dari kecil?, sedangkan Mama....."
" Kenapa selama ini Aku selalu merasa lebih menyanyangi mama yang nggak sayang sama Aku?. Sedangkan ada Papa yang selalu sayang dan ada buat Aku. Selalu berusaha buat penuhi kebutuhan Aku"
" Tiap hari Papa aku bentak, selalu jadi tempat pelampiasan yang nggak seharusnya Aku lakuin ke papa"
" Kapan Aku bisa bahagiain Papa?"
Cairan bening itu makin mengalir deras. Pikirannya buyar. Hatinya sesak. Kini suara isakannya mulai terdengar. Tanpa sadar, papanya terbangun dan mendapati Kina sedang duduk menangis sesesnggukan seperti itu. Panik dong.
" Nak?. Kamu kenapa?" Ucap Harun sambil mendekati putrinya.
Kina langsung menghapus air matanya. " Nggak kok Pa. Tadi habis nonton drakor sad ending aja. Jadinya masih kebawa. He he." Ucapnya sambil tersenyum getir.
Jam menunjukkan pukul 12 malam. " Ya sudah lebih baik kamu istirahat aja" ucap Harun.
" Iya pa"
-----------------------------------
" Hai..Aku duduk disini ya?" Sapa Kina.
" Iya duduk aja" jawabnya malu malu.
" Btw nama kamu siapa?"
" Aku Rosa"
Dan sejak hari itu, Kina punya teman baru, namanya Rosa Ambarwati. Kulit putih, rambut panjang, dan bertubuh tinggi. Cantik.
" Woy!!. Manjuan dikit napa!" Teriak cowok yang duduk dibelakang Kina.
" Iya iya!!"
Cowok itu nendang kursi Kina dari belakang. " Apa sih lo. Jail banget!" Kesal Kina.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found a Love for me
Подростковая литература" Tak ingin menjadi yang orang bilang karena ini, adalah diriku. Saya bebas mengekspresikan diri saya selama itu tidak melanggar peraturan. Belum tentu yang dibilang orang itu dapat memberikan kebaikan untuk Saya. " - Kina Shyafira - Hidayah yang se...