《19》

34 4 0
                                    

Habib dan Bunda Wati hanya tersenyum melihat Husein bisa akrab dengan Kina. " Kok belum dimulai makannya Bun?" Tanya Habib begitu menyadari kalau mereka sedang menunggu hal lain.

" tunggu bentar lagi ya nak" jawab Bunda Wati.

" Kok kak Habib udah pake jas almamater?" Batin Kina. Bukannya baru selesai ujian. Daftar aja belum.
Pikiran Kina buyar begitu meihat Inayah berjalan menuju ruang makan.

" Inayah" sapa Bunda Wati ramah lalu menyalaminya. " Assalamualaikum tante, mas Habib" salamnya. Namun dia belum menyadari kalau ada Kina disana.

" Waalaikumsalam, kok lama sih. Macet ya?" Ucap Bunda wati sambil mengajak Inayah untuk duduk.
" Hhh iya tan. Hari ini macet banget" keluh Inayah.

Kina merasa terganggu dengan kehadiran Inayah disini. Entahlah, mungkin cemburu. Saat Inayah melihat kina, sepertinya Ia juga tak suka padanya. Habib hanya melihat mereka yang saling beradu pandang.

" Kita mulai makan aja gimana?" Ucap Habib untuk mencairkan suasana. " Oh iya mas. Mas Habib mau makan apa, biar Aku ambilin. Ikan, ayam, sayur, pake sambel nggak?" Respon Inayah secepat kilat. Omg.

Kina sedikit kaget melihat reaksi Inayah secepat itu. Habib tersenyum simpul lalu menoleh pada Kina disebelahnya. " em...biar aku ambil sendiri!" Jawab Habib lalu mengambil piring. " Kamu ini, idah ditawari kebaikan malah ditolak" ucap Bunda Wati.

" Kebaikannya terlalu baik buat aku Bun" jawab Habib asal lalu menyuapkan nasinya. " Ayo Kina, makan yang banyak. Kalo mau nambah juga boleh" ucap Bunda Wati. Kina tersenyum bahagia mendapat perhatian dari Bunda Wati.

Ia lalu melirik Inayah yang menatapnya tajam. Suasana makan malam kali ini benar benar ekstrim. Makan ditemeni ama mak lampir gini, hehehe.

Menjelang maghrib, Habib,Kina, Husein,  dan Inayah sedang berada diruang tamu sambil bersantai dan bermain dengan Husein. " Kakak, ini hewan apa?" Tanya Husein sambil menunjuk sebuah gambar binatang dibuku. " Oh itu namanya kudanil" jawab Kina. " kudanil itu binatang air ya kak?"

" kudanil itu binatang darat, Husein" jawab Kina.

" Tapi ini gambarnya kudanil lagi berenang" ucap Husein membela diri. Kina terkekeh melihat kepolosan anak itu. " Kudanil itu lagi berendam bukan berenang , sayang" kina mengelus elus kepala Husein.

" Tapi kata temen Husein, kudanil itu nggak pernah didarat. Berarti kudanil itu binatang air kan kak?" Bantah Husein. Kina mulai bingung menanggapi ucapan Husein yang semakin pintar mencari alasan untuk memenangkan pendapatnya. Kina menoleh ke Habib yang sedang memerhatikan mereka.

" Bener juga sih. Kudanil tu kebanyakan hidup berendam diair, terus gimana?" Gumam Kina sambil memutar pikirannya..

" emm..kalo binatang ini, Husein pernah liat belum?" Ucap Kina mengalihkan perhatian. " Ini kucing kak. Banyak tu pada lewat didepan rumah" jawab Husein.

" Kamu tau nggak, kalau Kucing itu hewan yang paling disayangi Nabi Muhammad" kina mengusap Pipi Husein yang masih mulus tak ada jerawat.

" Aku baru tau, kalau Kakak kesayangannya siapa?" Tanya Husein yang membuat Kina, Habib dan Inayah tercengan kaget. Lidah Kina seakan kaku untuk menjawab pertanyaan itu.

Tiba tiba Habib bilang " Kakak" singkat, tapi bikin kina baper. Inayah makin tercengang mendengar perkataan Habib barusan. " Kina!, Aku mau ngomong sama kamu!, tapi jangan disini" Ucap Inayah dengan nada serius.

" ok. Kemana?" Jawab Kina. Mereka berjalan menuju teras. " Kamu tu sebenernya siapa sih?" Tanya Inayah membuka pembicaraan.

" Gue cuma temennya kak Habib aja kok"

" Aku nggak percaya. Pasti kamu punya hubungan lebihkan sama mas Habib?"

" Dibilangin malah nggak percaya"

" Asal kamu tau ya. Habib itu sahabat Aku dari kecil dan sampai kapanpun. Aku nggak rela kalau ada yang mencoba buat merebut posisi aku sebagai calon istrinya mas Habib" ucap Inayah penuh penekan.

" Ey mbak. Kita tu masih sekolah. Tamat aja belum, udah mikirin nikah nikah segala. Jodoh itu udah ada yang ngatur.  Jadi mbak jangan khawatir kalo Kak Habib itu bakalan diambil orang. "

" Gara gara kamu sifat Mas Habib ke aku tu jadi berubah. Dia lebih mentingin kamu dari pada Aku"

" Jadi ceritanya, mbaknya lagi cemburu sama gue?"

" kenapa sih kamu harus mincul di kehidupan Mas Habib. Kamu tu nggak pantes buat mas Habib!. Dia itu berasal dari keluarga yang baik baik dan jelas keturunanya, nggak kaya kamu!"

" Maksudnya apa?, keturunan yang gak jelas tu. Coba jelasin ke gue!!"

" Ya yang nggak jelas tu. Yang broken home. Yang keluarganya pada kelakuan nggak bener. Apa lagi kamu kayak gini. Nggak pake jilbab. Mana pantes buat mas Habib.  Dia tu pengennya sama cewek yang muslimah, syar'i ya kaya Aku gini!"

" Jaga omongan lo!!. Lo nggak pantes buat ngomong gitu ke gue!!. Lo aja baru 2 kali kenal ama gue. Kok udah sebanyak itu info yang lo ketahui dari gue. Lo sengaja ya cari cari aib gue. Biar lo bisa jatuhin dan ngehina gue kaya gini ha!!!

" terus menurut lo. Lo baik gitu?, sok mutusin lu!!!. Jaga deh omongan lo. Gue jadi kaisan sama lo, yang awalnya udah baik, namun jadi buruk kaya gini gara gara cinta buta lo sama Kak Ahmad. Oke lah, thanks buat semua nasehat nasehat lo. Gue pasti in, lo nggak pernah ketemu gue lagi. Jadi lo bisa bebas nikmatin cinta lo. Assalamualaikum!!" Air mata Kina mulai merembes kepipinya. Ia berjalan masuk kerumah Habib untuk mengambil tasnya.

" Kakak mau kemana?" Tanya Husein. " kakak mau pulang sayang" jawab Kina dengan nada bergetar. Habib yang mendengar suara kina seperti itu langsung terlihat khawatir. " kamu kenapa kin?" Tanya Habib.

" Makasih atas undangan makannya. Itu makanan terlezat yang pernah gue makan. Sekaligus terpahit yang nggak pernah mau gue makan lagi. Assalamualaikum!" Ucap Kina lalu pergi meninggalkan rumah Husein.

Didalam bis, perjalanan pulang. Air matanya benar benar tak bisa ia bendung. Perkataan Inayah tadi sungguh membuat hati kina rapuh, seburuk itukah dirinya dimata orang lain.

Setelah kepergian kina, Habib berjalan ke teras dan mendapati Inayah sedang menangis. " Inayah, sebenernya ada apa sih?, tadi kina nangis, sekarang kamu nangis juga. Emang ya, perasaan perempuan itu nggak bisa ditebak." Ucap Habib.

" Mas, mas Habib. Aku mau kamu lamar aku sekarang!!" Ucap Inayah sambil menangis histeris pada Habib. Otomatis Habib kaget dong. " Nay, kamu tanang dulu!, jangan nangis kayak gini!, malu diliatin tetangga."

Inayah mulai menarik narik lengan baju Habib. " aku harus gimana sekarang?" Batin Habib. " Udah nay. Nanti Bunda denger..." ucap Habib sambil berjalan menjauh dari Inayah.

" Dasar mas Habib!!. Udah ah mau pulang aja!!" Kesal Inayah lalu berjalan pulang.

" Bib?. Inayah sama Kina mana?" Tanya Bunda Wati menghampiri Habib.

" Mereka udah pulang Bun" Habib menatap Bundanya   sekejap lalu masuk ke rumah.

" Lhoh.."











《》《》《》《》《》《》《》《》《》《》

Assalamulaikum wr wb temen temen semua..
Apa kabar..
Lama Author ngga update.. hehe
Jangan lupa voment nya ya..
Semoga kalian dilancarkan puasanya..

Wassalamualaikum wr wb temen temen semua❤

I Found a Love for me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang