Cinta itu Aesthetic

791 128 13
                                    

"level kelas kita itu beda, diibaratkan Printilan X1, kamu official aku kawe 1000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"level kelas kita itu beda, diibaratkan Printilan X1, kamu official aku kawe 1000."
- miniso, Kang rebahan

.
.
.
.
.

Hari minggu, bagi Junho adalah sebuah kesengsaraan. Bagaimana tidak? Sedari pagi dia udah disuruh nguras air got didepan rumah, terus disuruh naik ke pohon buat metikin mangga manalagi yang matang diatas pohon. Belum lagi adiknya yang rewel minta dipinjemin CD anime.


Singkatnya dia dibabuin.


"Charlieeee...." suara panggilan itu membuat Junho yang baru saja pengen duduk jadi tertahan.


Image anak rajinnya pun memaksa Junho untuk teleport kelantai bawah, disana terlihat mamanya masih make masker dan dasteran, nunjuk kearah bak sampah didapur.


"Beliin sayur di mang midam, sekalian buangin sampahnya, ini duitnya harus sisa lho. Kalo mau kamu pake jajan boleh," ucap mamanya Junho sambil ngasih selembar uang 50 ribuan.


Junho meringis, "Iya ma..." kemudian segera mengangkut sampah masyarakat—maksudnya sampah dapur rumahnya keluar.



Ia mengambil kunci sepeda digantungan dan segera pergi dari rumah bersama Beat Merah jambunya.



"Kapan gua bisa kuliah diluar negri, aduh capek banget jadi sulung kalo dibabuin mulu sama emak." batin Junho dengan raut datarnya.



Sekali lagi menahan diri untuk tidak mengata-ngatai ibunya, dia takut dosa ternyata.



Matanya memicing saat sampai disebuah toko kecil yang menjual berbagai macam bahan masakan, nama tokonya adalah "Sejahtera abadi" pemiliknya tak lain dan tak bukan adalah seorang pria bernama Midam yang masih punya status saudara jauh Junho.



Junho memarkirkan sepedanya didepan toko, "Mang beli sayur kol dong!"



Midam yang tengah menata etalasenya menoleh, "Waalaikumsalam, sayur kol pake daging anjay?"



Junho ngakak, "Bunda minta dibeliin sayur kol aja mang."



"Astaghfirullah, biasanya juga lu manggilnya Emak, sok-sok an bunda." balas Midam, mengambilkan sebuket sayur—eh buket sayur ada kah?



Junho ngepout, "Namanya juga usaha mang," balasnya.


"Usaha kok masih jomblo, kapan nembak mas adipta?" tanya Midam dengan savagenya, membuat Junho terhempas kedunia goblin. Kemudian mulai menjadi raja dan—oke sudahi saja halunya Junho nanti keterusan.



Salah Sambung || EunpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang